Mendung di atas langit awalnya begitu putih, sekarang berubah menjadi gelap, penuh dengan petir yang menyambar. Suara gelegar mengerikan muncul dari segala arah. Kilatan cahaya cerah menyilaukan mata, juga suara mengerikan dari jurus yang dikeluarkan. Siapapun pasti merinding mendengarnya.
Dua laki-laki dengan umur berbeda saling melempar jurus dan adu otot di hutan dekat lembah. Tidak tahu siapa yang memulai, tetapi alasan pastinya karena berusaha memenangkan hati seorang remaja laki-laki manis. Ya, yang diperebutkan adalah seseorang yang terus memberontak dari empat orang yang menjaganya.
Suara gaduh dari pertikaian itu beradu dengan teriakan remaja pirang, tangisan dua gadis, dan perkataan konyol dari dua remaja lelaki lainnya.
"Lepaskan!" teriak remaja laki-laki yang ditahan dua laki-laki, ia memberontak meminta untuk dilepaskan, ia tidak ingin melihat guru dan sahabatnya berkelahi di depan matanya.
"Tenang Naruto!" bentak Shikamaru sambil terus memeluk tubuh Naruto, begitu pula Neji.
"Aku tahu perasaanmu, Naruto." Sakura yang anggota tim juga memeluk Naruto, air matanya membendung kemudian menetes. Melihat Kakashi dan Sasuke seperti itu sampai menimbulkan luka, ia ketakutan sampai mau mati rasanya.
Dentuman keras disertai cahaya menimbulkan angin yang begitu hebat, membuat mereka semua menutup mata dan melindungi kepala mereka. Sampai efek dari serangan mulai mereda, mereka melepas perlindungan mereka, tetapi detik berikutnya keterkejutan terjadi di antara mereka.
Di sana, di depan mereka, dua orang saling berhadapan sangat dekat. Yang semakin membuat mereka merasakan rasa yang campur aduk adalah salah satu tangan dari keduanya menembus jantung masing-masing, menggunakan chidori untuk memenangkan, tapi nyatanya malah semua berakhir.
Kakashi dan Sasuke melepas tangan mereka dari jeratan daging, kemudian muntah darah bersamaan, berikutnya keduanya jatuh tersungkur dengan sorot mata yang mulai meredup. Pandangan keduanya menatap sendu Naruto yang tidak bergerak di pelukan Neji dan Shikamaru.
Dengan kaki yang terasa seperti jeli, Naruto melepas pelukan dari dua sahabatnya dan berjalan terseok-seok menuju Kakashi dan Sasuke, diikuti oleh empat orang yang menjaganya tadi. Suara tangis Sakura berdengung di telinganya, kepalanya menjadi pusing, seolah kesadarannya mulai terenggut.
Tubuh Naruto terjatuh di antara guru dan sahabatnya, ia menatap kedua manusia yang penting untuk hidupnya dengan sendu. Perasaannya beradu, tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Air mata yang seharusnya jatuh, tidak bisa ia keluarkan, mengakibatkan hatinya teremat kuat dari dalam.
Sakura dan Hinata berusaha menyelamatkan Sasuke dan Kakashi dari kematian menggunakan pengetahuan medis mereka. Jujur kedua gadis itu ketakutan saat Sasuke dan Kakashi sama-sama batuk darah. Shikamaru dan Neji berdiri tegak, mendoakan dalam hati untuk keselamatan keduanya.
Sasuke menggerakkan tangannya secara perlahan untuk menggenggam tangan kiri Naruto, dan Kakashi juga menggenggam tangan kanan Naruto, keduanya menatap teduh Naruto.
"Kenapa?" disisa-sisa suara Naruto, ia memaksakan untuk mengucapkan satu kata, meski terdengar serak sebuah bisikan. Tubuhnya bergetar saat merasakan rematan tangan keduanya cukup lemah dan dingin, Naruto juga takut.
"Sakura, Hinata, selamatkan mereka!!" tidak dapat Shikamaru pungkiri kalau ia juga takut kehilangan lagi, apalagi di depannya.
Naruto menatap Sasuke saat merasakan tangannya ditarik pelan oleh lelaki Uchiha itu, ia akan mendengar apa yang akan Sasuke ucapkan melalui mulutnya yang penuh darah itu.
Mulut Sasuke mulai bergerak pelan, seperti sedang ancang-ancang untuk mengatakan sesuatu yang panjang. Sakura mencoba menghentikan Sasuke untuk tidak berucap, karena akan berakibat fatal jika terlalu membuang tenaga, tetapi Sasuke tetap mengucapkan kata-kata terakhirnya.
"Naruto...." panggil Sasuke pelan yang berakibat ia langsung muntah darah, membuat siapapun reflek ketakutan. "Aku.. aku, akan mencintaimu di lain waktu." Ditariknya tangan Naruto menuju wajahnya, di akhir waktu yang ia miliki, Sasuke ingin mencium punggung tangan Naruto.
Kakashi yang juga merasa tubuhnya mulai melemah, menatap Sasuke dan Naruto bergantian, kemudian senyum tipis ia berikan saat Sasuke mengatakan hal tersebut.
"Jika di masa depan nanti kita dipertemukan kembali, aku harap Tuhan mengizinkan aku untuk menjaga hatimu, Naru... to.. "
Bias suara Kakashi diawali dengan wajah Hinata yang berubah semakin sedih, semua yang ada di sana sudah tahu apa yang sedang terjadi ke Kakashi. Guru tim tujuh sudah berakhir hari ini.
Naruto bungkam. Shikamaru menghela napas sedih.
"Selamatkan Sasuke!" jika Kakashi memang sudah tidak bisa untuk ditolong, maka satu nyawa yang lain juga jangan sampai ikut menyusul. Neji cemas.
Sasuke hanya menatap Sakura yang berusaha menyelamatkannya. Menatap Hinata, Naruto, Neji, dan Shikamaru yang menunduk sedih. Menatap juga Kakashi yang sudah berdiam diri pada tidurnya yang panjang. Hembusan napas Sasuke keluarkan untuk terakhir kalinya, juga kelopak mata indahnya menutup beriringan dengan nyawanya yang hilang.
"Sasuke-Kun!" teriakan Sakura adalah pertanda jatuhnya air mata Naruto, Shikamaru, dan Neji.
Tubuh Naruto ambruk di tengah-tengah Kakashi dan Sasuke, ia tengkurap dengan tangan yang memeluk dada kedua orang yang sudah tidak hidup itu. Tangisan dalam diamnya terasa sakit saat ini, semakin sakit, sampai mengelupas kulit-kulitnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI || KAKANARU ✓
Fanfiction[STATUS TAMAT] Ini tentang keabadian cinta antara Kakashi, Sasuke, dan Naruto. Mulai dari penyesalan masa lalu yang terbawa sampai masa depan, juga sebuah persaingan yang terus berlanjut setelah mereka saling dipertemukan.