Chapter Tiga

4K 439 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..

Pertumbuhan, tidak ada yang bisa untuk mencegahnya. Dari yang muda menjadi dewasa, sampai menuju sebuah ajal. Bayi yang dulu begitu menggemaskan, kini sudah berubah menjadi anak berumur dua belas tahun. Dia masih saja menggemaskan, lucu, dan imut. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terkagum-kagum dengan parasnya yang elok

Dia Namikaze Naruto. Anak muda yang sudah tahu kalau dirinya ditinggalkan oleh ayah dan ibunya dalam sebuah tragedi kecelakaan yang mengerikan. Betapa mengancamnya hidup di bawah kesedihan, tanpa perhatian ayah dan ibu, yang Naruto dambakan sejak lahir. Beberapa tetes air mata kerap kali menghiasi pipi tatkala otaknya memproses bagaimana rasanya dipeluk orang tua.

Untung saja masih banyak manusia yang dititipkan Tuhan untuk menjaga perasaannya untuk tidak kacau berkali-kali lipat. Kehadiran paman-paman Naruto sangat membantu dirinya untuk tidak mengalami sebuah depresi ringan. Sejak Neji memberanikan diri menceritakan kebenaran yang ada, Naruto sempat drop. Syukurlah saat ini Naruto sudah baik-baik saja.

Kehadiran Naruto siang itu membuat Shikamaru yang sedang duduk santai di sofa langsung berjalan mendekatinya. Naruto tidak peduli dengan Shikamaru, dia masih saja bermain di bawah rambut Neji, mulutnya juga tidak berhenti cekikikan.

Tidak suka diacuhkan, tubuh mungil itu ia angkat, ia gendong setinggi mungkin sampai Naruto menjerit bahagia karenanya. Shikamaru tertawa girang saat wajah Naruto menunjukkan senyum lebar. Ah, sudah berapa waktu yang ia lalui untuk merawat bocah ini, ha?

"Paman, lebih tinggi lagi! aku terbang!" seru Naruto dengan diselingi tawa yang kencang, dengan begitu Shikamaru menuruti permintaan Naruto untuk semakin meninggikan gendongan.

Shikamaru bahkan sudah berjinjit, wajahnya mendongak menatap lukisan agung yang maha kuasa. Naruto, anak mungil ini, belum mengetahui takdir yang berpacu di sekitarnya. Tentang masa lalu, tentang kejamnya masalahku, semua tentang Kakashi dan Sasuke.

Neji sendiri duduk manis di atas sofa, memangku Hinata yang sepertinya kelelahan. Hinata adalah adiknya, sekaligus teman dekat Naruto, bagusnya lagi Hinata adalah sosok pendiam seperti di masa lalu. Ia dan Hinata memerhatikan betapa senangnya anak itu saat diangkat Shikamaru.

REINKARNASI || KAKANARU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang