Halaman yang luas dipenuhi lautan rumput dan bunga, tatanan pot berisikan ratusan bunga menghiasi, kupu-kupu juga tidak luput dari pandangan, mereka berterbangan dengan bebas ke sana dan kemari. Pemandangan yang menyejukkan jiwa.
Gazebo yang berada di tengah halaman berdekatan dengan air mancur. Suara air mengalir dari atas ke bawah membuat damai siapapun yang mendengarnya, termasuk dua manusia yang sedang menunggu dua bocah.
Mereka berdua adalah Neji dan Shikamaru, menunggu Naruto dan Hinata uang sedang tidur berbantalkan paha mereka. Siang sudah menerik, tetapi mereka tetap duduk santai di gazebo. Neji mengusap-usap lembut rambut pirang Naruto, menatap lembut bagaimana anak itu tertidur tanpa takut terjatuh dari Gazebo.
Sedangkan Shikamaru, dia menoel-noel pipi Hinata, terkadang juga berganti menjadi sebuah usapan lembut. Shikamaru menikmati sesi menemani tidur siang Hinata, terlihat dari sorot mata hitamnya yang damai, tidak ada getaran sama sekali.
Sudah lima hari Naruto tidak rewel, Sasuke dan Shikamaru berhasil mengarang cerita yang menarik, didukung Hinata yang cerewet ikut mengompori. Untuk tidak terlalu mencurigakan, Kakashi sering menelpon atau video call untuk menanyai kabar Naruto, dan bertanya apa keinginan bocah itu saat ia pulang. Sampai sekarang Naruto belum rewel, mungkin dia sudah mulai tumbuh dan memahami keadaan, tapi bagaimanapun itu mereka berdua yang menjaga Naruto selalu harus tetap was-was.
Baru-baru ini, Neji dan Shikamaru melihat wajah lesu Naruto, bahkan Naruto mengabaikan Sasuke yang selalu menghiburnya setelah pulang dari kantor. Fyi, anak kedua Uchiha berpasangan itu menginap di sini sampai Kakashi pulang, tujuannya untuk mengalihkan perhatian Naruto.
"Shikamaru." Panggil Neji pelan, ia takut membuat dua manusia mungil itu terbangun saat ia menunjukkan nada tinggi hanya untuk memanggil si nanas. Lagipula, Shikamaru duduk tepat di sampingnya, tidak perlu memakai tenaga untuk berbicara pasti lelaki itu mendengar. Beda lagi kalau Shikamaru tuli, pasti sulit baginya.
Shikamaru menoleh kepada Neji, menaikkan satu alisnya, tetapi wajah Shikamaru tetap membosankan seperti biasa. Wajah sebelas banding dua belas dengan wajah Kakashi, begitu memuakkan untuk dipandang.
Suara rengekan keluar dari sebelah Shikamaru, gadis mungil sedang tidak nyaman dengan tidurnya. Lelaki berambut nanas segera menenangkan Hinata dengan mengusap pipi dan mengurut punggung Hinata, tapi adik Neji itu tetap rewel. Hinata terus merengek dengan tubuh yang ke sana-sini, membuat dua pria dewasa itu takut jika Naruto ikut rewel.
"Merepotkan." Gerutu Shikamaru sambil mengangkat tubuh Hinata untuk diserahkan dalam pangkuan Neji.
Neji memangku Hinata menggunakan paha kirinya, sedangkan paha kanannya digunakan bantal Naruto. Tubuh mungil Hinata dibuatnya dalam dekapan, punggung ramping ia tepuk-tepuk pelan, rambut tergerai ungu itu ia usap-usap pelan. Neji juga mengucapkan kata-kata penenang untuk gadis itu.
Yang duduk di sebelah Neji hanya bisa terdiam, mengamati bagaimana cara si rambut panjang menenangkan Hinata. Ia tidak menyangka kalau hal yang dilaksanakan dia berhasil membuat anak kecil itu sedikit tidak rewel, ia berdecak kagum di dalam hati. Ia sendiri tidak bisa untuk menenangkan dua anak kecil, sekali menenangkan malah semakin rewel, tapi Neji berbeda.
Mungkin karena sejak kecil Hinata dan Naruto lebih memiliki banyak waktu dengan Neji yang sering nganggur di rumah. Berbeda dengannya, Sasuke, Sakura, dan Kakashi yang jarang singgah ke rumah karena mengurusi bisnis, pulang hanya saat ada waktu.
Tapi setelah mereka berdua tumbuh makin besar, Kakashi dan Sasuke meminta dirinya untuk ikut menjaga dua malaikat manis itu bersama Neji. Mereka takut jika Neji kewalahan dengan tingkah hiperaktif kedua bocah kelebihan lemak itu. Shikamaru menuruti tapi juga memberi syarat, Kakashi dan Sasuke harus pulang sebelum makan malam, untuk memberi waktu kepada dua anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI || KAKANARU ✓
Fanfiction[STATUS TAMAT] Ini tentang keabadian cinta antara Kakashi, Sasuke, dan Naruto. Mulai dari penyesalan masa lalu yang terbawa sampai masa depan, juga sebuah persaingan yang terus berlanjut setelah mereka saling dipertemukan.