Chapter satu

6.4K 554 15
                                    

Nb: Jika ada kesalahan kata, mohon bantuannya^^
.
.
.
.

Kecelakaan beruntun terjadi di perempatan jalan yang saat itu ramai, dari truk tangki, mobil, motor, dan truk muatan. Terjadinya ledakan sampai api membumbung ke atas langit membuat siapapun yang di sekitar lokasi menjadi korban.

Angin bergerak bebas sangat kacau dan kuat, hawa panas mengintari tempat terjadinya perkara, dan empat rumah di bagian depan mengalami kerusakan karena terkena dampak dari ledakan besar yang terjadi. Para pengemudi yang tidak ikut dalam kecelakaan, juga para pejalan kaki yang selamat, mereka berdiri menjauhi lokasi sambil memandang kawatir ke tumpukan kendaraan beroda itu.

Polisi dan pemadam kebakaran belum juga datang, membuat hati kian meresah. Siapa yang tidak takut untuk ledakan kedua? saking takutnya, mereka harus kembali berjalan menjauhi tempat kejadian, melupakan fakta jika ada manusia di tumpukan kendaraan tersebut. Tolong berpikirlah jernih, ledakan sedasyat itu pasti memakan korban, tidak akan ada yang mampu hidup di bawah naungan api merah penuh celaka.

Tetapi jawaban Tuhan tidak seperti ekspektasi manusia. Dari kejauhan mereka dapat melihat seorang laki-laki dengan beberapa bagian tubuh termakan api yang tidak terlalu besar, berjalan menjauhi kumpulan kendaraan dengan tubuh membungkuk seperti melindungi sesuatu. Melihat kondisi lelaki itu, sangat mengenaskan jika disimpulkan, membuat hati mereka tergerak.

Melihat ada yang selamat, lima orang pejalan kaki tanpa pikir dua kali langsung berlarian menuju lelaki yang selamat itu. Dua membawa timba air untuk mematikan api di tubuh lelaki itu. Luka bakar di kulitnya begitu menyeramkan, mungkin lelaki ini akan kritis atau malah koma sebentar lagi.

"To-tolong bawa anak ini." Kata lelaki berambut perak yang bercampur warna gosong. Lelaki itu menunjukkan seorang anak bayi berumur dua tahun kurang yang dia lindungi di dadanya tadi.

"Selamatkan di-" belum sempat kata-katanya terlontar, tubuh yang kokoh tidak lagi mengimbangi berat badannya. Ia tumbang setelah bayi laki-laki digendong seorang yang pernah ia kenal di masa lalu.

Bayi laki-laki dan pemuda itu langsung dijauhkan dari sana. Menelfon rumah sakit untuk meminta bantuan, tetapi sebelum itu terjadi, pemuda raven sudah membawa kabur dua korban dengan menggunakan mobil. Setelah kepergian pemuda raven itu, mulai bermunculan polisi dan pemadam kebakaran, di saat itu juga ledakan kedua yang lebih besar dari sebelumnya terjadi.

Mendengar berita mengenai tuan muda mereka mengalami kecelakaan besar, untungnya selamat, dan juga rekan kerjanya yang ikut selamat. Neji, Shikamaru, dan Sakura berlarian di lorong rumah sakit. Terlihat di wajah mereka kekawatiran yang belum pernah mereka rasakan selama ini. Neji yang menggendong bayi perempuan sedikit kesusahan saat berlari, sebab bayi itu mulai rewel, Neji takut anak itu akan menangis sepanjang tapak kaki mereka melangkah.

Ketiga orang dengan satu bayi perempuan sudah berdiri di depan ruang gawat darurat, akan tetapi kejadian berikutnya sama sekali tidak bisa mereka lontarkan dengan kata-kata. Bertemunya kembali tokoh-tokoh dari masa lalu membuat mereka merasa terkejut dan terharu secara bersamaan. Takdir kembali menyatukan mereka dalam benang merah.

"Bagaimana keadaan Tuan muda dan Kakashi?" daripada mengutamakan perasaan pribadi, terlebih dalam situasi yang seperti ini, Shikamaru lebih memilih menanyakan dua orang yang selamat dari kecelakaan.

"Tuan muda yang kau maksud tidak mengalami luka serius, hanya butuh mengeluarkan udara kotor yang terlalu banyak dia hirup." Mata hitam si raven menatap bayi perempuan cantik berpipi gembul dengan sarat warna merah, bola mata yang besar dengan warna klan Hyuuga, terlihat menggemaskan yang membuat ia menarik senyum.

Ternyata bayi itu sama seperti bayi laki-laki yang baru saja terlahir kembali. Berakhir sudah penantiannya untuk menemukan jalan menuju tempat di mana para reinkarnasi berkumpul.  "Kakashi, dia mengalami luka serius, efek dari tubuhnya yang terbakar membuat dia dinyatakan kritis. Mungkin beberapa jam ke depan atau lusa, Kakashi akan dioperasi."

Setelah mengetahui keadaan keduanya, mereka duduk di bangku panjang yang ada di depan bangku ruang gawat darurat yang dihuni Kakashi. Bayi perempuan sudah tidak lagi dalam gendongan Neji, dia sudah dalam pangkuan Sasuke karena permintaan Sasuke yang ingin menggendong bayi itu. Jarang-jarang juga bisa memangku Hinata.

"Jadi, apakah ini Hinata dan Tuan muda itu Naruto? mereka baru lahir?" tanya Sasuke kepada tiga manusia yang duduk di sampingnya. Ia terkekeh saat jari-jari panjangnya dijadikan bahan mainan oleh Hinata, seperti ini ternyata rasanya memomong anak.

Neji mengangguk memberikan jawaban untuk Sasuke.

"Mereka akan mendapat ingatannya kembali setelah berumur tujuh belas atau delapan belas tahun. Kami bertiga mengingat itu bekisar umur tadi. Bagaimana denganmu?"

Sasuke menarik jarinya dari jari-jari mungil Hinata, kemudian menatap Sakura yang baru saja bertanya kepadanya, "Aku mengingatnya saat berumur hampir sembilan belas tahun. Umurku saat ini menginjak dua puluh satu. Bagaimana dengan kalian?"

"Aku baru saja dua puluh tahun." Sakura menunjukkan senyum lebarnya.

"Aku dua puluh tiga." Shikamaru mengatakannya dengan raut wajah seperti sedang mengeluh. Mungkin saja Shikamaru mengeluhkan umurnya yang tua itu.

"Aku dua puluh dua tahun, Kakashi dua puluh lima tahun, Hinata dua tahun, dan Naruto satu setengah tahun. Aku merasa, kalian berdua akan menjadi pedofil." Ejek Neji sambil memicingkan mata kepada Sasuke. Hal itu membuat Sakura dan Shikamaru ikut-ikutan mengejek sampai terjadi adu ejek di antara keempat manusia itu, suara tawa juga menghiasai suasana di sana.

Tawa Hinata yang masih bayi menggelegar, seolah ia tahu apa maksud ucapan-ucapan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Kejadian itu membuat mereka gemas kepada Hinata.

"Sebenarnya aku jengkel terlahir kembali. Masalah itu terjadi antara kau, Kakashi, dan Naruto. Mengapa aku ikut lahir kembali?" Shikamaru dan Neji mengangguk setuju dengan pernyataan dari Sakura. Shikamaru terang-terangan mengatakan hidup itu merepotkan. "..aku harap, kejadian di masa lalu tidak terulang di masa ini." Lirih Sakura sambil menunduk, ia masih saja merasa sedih dengan kejadian di mana Kakashi dan Sasuke saling membunuh hanya untuk mendapatkan satu orang.

"Jadi bagaimana kalian bisa berkumpul?" akhirnya apa yang membuat ganjal di hatinya bisa ia keluarkan saat ini. Sasuke menghela napas, mengembalikan kembali Hinata pada Neji.

"Pada dasarnya kami pelayan di rumah Minato-sama. Sakura menjadi babysitter untuk Naruto, Shikamaru menjadi kepala pelayan di mansion, aku supir pribadi Minato-sama, dan Kakashi adalah tangan kanan Minato-sama." Neji memberi penjelasan, dan Sasuke manggut-manggut mengerti.

"Kakashi diberi tugas terakhir oleh Minato-sama untuk meneruskan perusahaan sampai Naruto sudah sanggup memegangnya sendiri. Aku pergi dulu untuk mengurus surat-surat itu dan mengurus pemakaman." Neji berdiri, menggendong Hinata dengan sedikit tinggi, kemudian berlalu pergi dari sana.

Shikamaru berdiri, dia berlari menyusul Neji, ia akan ikut membantu Neji dalam mengemban tugas. Ia serahkan tugas menunggu Kakashi dan Naruto kepada Sakura dan Sasuke.

TBC.

REINKARNASI || KAKANARU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang