"Naruto...." panggil Sasuke pelan yang berakibat ia langsung muntah darah, membuat siapapun reflek ketakutan. "Aku.. aku, akan mencintaimu di lain waktu." Ditariknya tangan Naruto menuju wajahnya, di akhir waktu yang ia miliki, Sasuke ingin mencium punggung tangan Naruto.
Kakashi yang juga merasa tubuhnya mulai melemah, menatap Sasuke dan Naruto bergantian, kemudian senyum tipis ia berikan saat Sasuke mengatakan hal tersebut.
"Jika di masa depan nanti kita dipertemukan kembali, aku harap Tuhan mengizinkan aku untuk menjaga hatimu, Naru... to.. "
Bias suara Kakashi diawali dengan wajah Hinata yang berubah semakin sedih, semua yang ada di sana sudah tahu apa yang sedang terjadi ke Kakashi. Guru tim tujuh sudah berakhir hari ini.
Naruto bungkam. Shikamaru menghela napas sedih.
"Selamatkan Sasuke!" jika Kakashi memang sudah tidak bisa untuk ditolong, maka satu nyawa yang lain juga jangan sampai ikut menyusul. Neji cemas.
Sasuke hanya menatap Sakura yang berusaha menyelamatkannya. Menatap Hinata, Naruto, Neji, dan Shikamaru yang menunduk sedih. Menatap juga Kakashi yang sudah berdiam diri pada tidurnya yang panjang. Hembusan napas Sasuke keluarkan untuk terakhir kalinya, juga kelopak mata indahnya menutup beriringan dengan nyawanya yang hilang.
"Sasuke-Kun!" teriakan Sakura adalah pertanda jatuhnya air mata Naruto, Shikamaru, dan Neji.
Tubuh Naruto ambruk di tengah-tengah Kakashi dan Sasuke, ia tengkurap dengan tangan yang memeluk dada kedua orang yang sudah tidak hidup itu. Tangisan dalam diamnya terasa sakit saat ini, semakin sakit, sampai mengelupas kulit-kulitnya.
"Hukkh!"
Kamar yang cukup luas dengan penerangan yang cukup kini ada pergerakan dari si pemilik kamar. Remaja berambut pirang cepak terduduk dari tidurnya, keringat dingin mengalir melintasi pelipis dan pipinya, sedangkan napasnya tersenggal-senggal. Mata Naruto menatap jam di nakas, masih terlalu pagi untuknya bangun, tapi gara-gara mimpi itu ia terbangun.
Kepalanya berdenyut pelan, ada sedikit rasa pusing menyerang, sangat sakit untuk sementara waktu. Ia memijat puncak kepalanya, kemudian ia membaringkan diri di kasur, ia tetap mengurut kepalanya. Langit-langit kamar terasa buram, ia merasa seakan ia hampir pingsan, sampai sebuah tangan menyentuh keningnya keras.
Mata biru itu, hidung mungil, bibir merah merekah, dan wajah itu. Naruto merasa menatap dirinya sendiri sekarang, apakah orang di atasnya ini adalah dirinya? tapi ia tidak sedang berhadapan dengan kaca. Ia gosok matanya, membuat pandangannya menjadi lebih cemerlang, dan sosok itu semakin nyata.
Naruto terbangun lagi, ia menatap horor manusia yang duduk di depannya. Ada Naruto yang lain di dalam kamarnya. Ia memundurkan tubuh, merasa takut dengan penampakan hantu yang mirip dengannya. Matanya terus menelisik penampilan sosok itu, sangat kuno dengan jaket hitam oren, dan pelindung kepala yang berbentuk spiral daun. Siapa dia!
Sosok itu menunjukkan senyum, senyuman yang sama seperti Naruto, kemudian wajah itu berubah menjadi sedikit sendu. "Jangan takut. Aku adalah dirimu dari masa lalu. Kamu adalah aku, dan aku adalah kamu." Katanya dengan lembut, tapi tetap saja Naruto memeluk selimut dengan erat. Ia ketakutan.
Dia adalah dirinya, dirinya adalah dia, mereka adalah satu. Dia dari masa lalu. Apa maksudnya, Naruto tidak mengerti, kepalanya semakin dilanda pusing. Ia merintih kesakitan, tapi sosok itu menyentuh keningnya kembali, membuat rasa sakit di kepalanya sedikit reda. Mata bulatnya menatap dia dengan tatapan polos, "Ak-aku tidak mengerti."
Dia tersenyum lagi, "Kamu baru saja bermimpi?" Naruto mengangguk. Ya, Naruto bermimpi tapi mengerikan, ia bahkan sampai tidak bisa membedakan itu nyata atau hanya mimpi.
"Itu adalah sepenggal kejadian dari masa lalu. Kamu bereinkarnasi ke masa ini." Naruto benar-benar tidak mengerti apa maksud yang diucapkan oleh sosok itu, tapi ia tahu arti dari reinkarnasi itu sendiri.
Lagi-lagi sosok itu tersenyum, "Percayalah pada mimpi itu. Aku ingatkan, pilihlah seseorang yang tepat jika tidak ingin kamu terlahir kembali di masa yang akan datang. Patahkan akar reinkarnasi ini." Berakhirnya ucapan sosok yang mirip Naruto, berakhir jugalah sosok itu hadir di kamar ini. Dia menghilang dalam sekejap mata.
Tubuh Naruto terjatuh kembali ke atas kasur. Pikirannya melambung tinggi. Reinkarnasi, percaya pada mimpi, patahkan akar reinkarnasi, dan memilih seseorang yang tepat. Semua berputar mengintari keningnya, alhasil ia merasa stress sendiri.
Di mimpi itu sendiri, ia memahami kalau Sasuke dan Kakashi mencintainya sampai bertarung demi memilikinya, tapi berakhir menyakitkan. Jika itu benar, apakah mungkin dua orang di sekelilingnya adalah dari masa lalu? mungkinkah Kakashi dan Sasuke masih mencintainya?
Pipinya memerah saat berpikir Kakashi mencintainya.
"Ak--ahhhhhhhkkk!" ia menjerit keras, kepalanya teras aseperti dirajam batu yang berukuran besar, dan ingatan-ingatan entah dari mana muncul di otaknya. Penampilan sosok yang mirip dengannya juga merasuki jiwa dan raganya. Ia berguling-guling di atas kasur, tidak tahan dengan sensasi sakit yang ia rasakan.
Teriakan, ringisan, tangisan, menghiasi kamar Naruto. Tentu hal itu membuat orang-orang yang ada di dalam rumah langsung berlarian menuju kamar Naruto, betapa terkejutnya mereka saat melihat remaja pirang itu sudah terbaring di atas lantai dengan wajah kesakitan.
Neji langsung menggotong tubuh Naruto ke atas kasur, mencoba menenangkan anak itu tetapi gagal, dia tetap menjerit kesakitan yang membuat siapapun kawatir. Keringat yang meluncur deras di wajah Naruto, membuat mereka yakin kalau rasa sakit itu pasti tidak bisa dibayangkan.
Jari-jari Naruto meremat seprei ketika Hinata mencoba mengecek kondisi tubuhnya, ia menghentak tangan Hinata untuk tidak mengganggu acara kesakitannya, kemudian ia menggelengkan kepala berkali-kali. "Graaaa.. ingatan..apa ini...sakit!" pekik Naruto sambil memegangi kepalanya.
Kakashi, Sasuke, Hinata, Shikamaru, dan Neji terbungkam. Mereka baru saja mendengar kata ingatan dari mulut Naruto. Apakah mungkin remaja itu sudah mendapatkan ingatannya? jika dilihat dari tanda-tanda, mereka juga merasakan sakit saat ingatan masa lalu kembali.
Sasuke dan Kakashi saling bertatapan. Mungkin waktu menutut balas tentang rasa sudah dekat waktunya.
"Kakashi..Sasuke... Neji.. Shikamaru..Hinata...Sakura...Naruto.... reinkarnasi...ashhhh!" titik akhir tercapai, Naruto kehilangan kendali tubuhnya sampai pingsan. Mereka langsung duduk melingkari Naruto, mulai saat ini mereka akan menjaga Naruto sampai bangun nanti.
Neji dan Hinata sibuk memperbaiki kondisi Naruto yang acak-acakan, sedangkan tiga dominan sedang membicarakan mengenai kisah mereka saat mendapat ingatan. Ternyata lelaki-lelaki gagah itu bisa untuk curhat, dikira Neji tidak bisa. Eh? mata Neji berkedip beberapa kali, apa tadi?
Ia mengakui tiga manusia itu dominan tanpa mengajukan dirinya sendiri sebagai dominan? apa ia sekarang mengakui kalau dirinya adalah seorang submisive? ia menggeleng, itu keceplosan.
"Sebaiknya hari ini Naruto jangan masuk sekolah, aku yakin dia kacau. Suruh Sakura datang." Shikamaru mengajukan sesuatu yang memang cukup sempurna untuk dilakukan.
Kakashi segera mengabari guru Naruto, meminta izin. Sasuke menelfon Sakura untuk segera datang, tapi ada adu bacot diantara Sasuke dan Sakura mengenai cara menelfon Sasuke yang tidak lihat waktu.
TBC.
Wokey, part sepulu adalah ending! di update besok °^^
KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI || KAKANARU ✓
Fanfiction[STATUS TAMAT] Ini tentang keabadian cinta antara Kakashi, Sasuke, dan Naruto. Mulai dari penyesalan masa lalu yang terbawa sampai masa depan, juga sebuah persaingan yang terus berlanjut setelah mereka saling dipertemukan.