Hari ini, hari Senin, hari dimana semua dimulai kembali, hari dimana seluruh sejarah terungkap, karena hari ini terdapat jadwal pelajaran Sejarah.
Felix terbangun, sinar matahari membangunkannya, terlihat Changbin yang membuka gorden dari jendela yang ada di kamar Felix, sehingga sinar matahari pagi sampai kearahnya.
"Felix, ayo bangun, sekarang hari Senin lho,"
"Ah! Oiya, Felix sekolah ya?"
Changbin pergi kearah Felix yang baru saja terbangun dari posisi tidurnya.
"Felix kan masih sakit, jadi hari ini ga sekolah aja,"
"Sakit? Udah engga ah, udah ga panas," Felix melepas plester kompres yang masih menempel pada dahinya, kemudian menempelkan tangannya.
"Udah ga panas kok kak,"
"Tapi masih batuk, flu juga, masih belom sembuh seratus persen,"
"Jadi Felix ga boleh sekolah?"
"Iya,"
"Terus Felix ngapain? Kan bosen dirumah kak,"
"Hm, ikut kakak ke kantor mau?"
"Kantor?"
Felix teringat akan kejadian yang menimpanya tempo hari lalu, Shin Ryujin.
"Gimana? Mau?"
Tidak ada pilihan lain, jika Felix hanya dirumah menunggu Changbin pulang itu sangatlah membosankan baginya.
"Bo-boleh deh,"
Changbin berdiri dan berjalan menuju pintu, berhenti dan berkata seraya mengedipkan salah satu matanya, "Yaudah, kalo gitu siap-siap ya, abis itu sarapan, ga pake bubur lagi kok!"
"Siap kak!" jawab Felix antusias.
Changbin keluar dari ruangan itu, Felix masuk kedalam kamar mandinya. Mereka melakukan kegiatannya masing-masing. Changbin masuk kedalam kamarnya, mandi dan bersiap, begitu pula dengan Felix.
Mereka bersiap sampai akhirnya kembali pada meja yang sama, meja makan.
Dengan Felix yang memakai kemeja lengan pendek berwarna coklat muda dengan motif kotak-kotak bergaris hitam, dan juga dipadukan celana jeans hitam kesayangannya.
Changbin? Baju formal untuk kerja, itu wajib dipakai untuk semua karyawan maupun petinggi seperti CEO.
Changbin selalu menepati kata-katanya, makanan hari ini bukan bubur, Kimbab dan Bibimbap yang masih hangat tersedia disana. Selain dua menu makanan itu juga tersedia teh hangat beserta obat disana, seharusnya obat itu berkurang satu, tapi jumlahnya masih sama. Obat batuk jadi tambahan disana, dan obat penurun demam dihilangkan dari daftar obat hari ini. Ini kali pertama Felix meminum obat sebanyak ini, karena dari dulu Felix hanya meminum satu jenis obat saja.
Mereka makan dengan lahap, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pagi ini, tanpa berbicara sedikitpun, hanya saling melirik saja.
Changbin selesai dengan makanannya, ia menata rapi piring-piring yang kotor dan dibawa ketempat mencuci piring, meninggalkannya disana. Kemudian mengambil segelas air putih dan kembali lagi.
"Nah, minum obat dulu yuk, abis itu baru minum teh."
Felix melahap suapan terakhirnya, meminum sedikit air dari gelas yang diberikan oleh kakaknya itu. Obat pertama, obat batuk. Saat menunggu masakan matang tadi, Felix masih terbatuk-batuk, makanya Changbin memutuskan untuk memberinya obat batuk. Kedua, obat pusing. Saat bangun tidur tadi, Felix sedikit mengeluh pada Changbin bahwa kepalanya masih terasa berat dan juga sedikit pusing. Ketiga, obat flu. Sama dengan batuk. Untuk obat demam, Changbin tidak memberinya lagi, plester kompres itu sangat ampuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Kisah Kita || Changlix'
RandomSetelah tragedi tak terlupakan bagi seorang remaja lelaki berumur 17 tahun itu, kini ia harus menjalani kehidupan bersama adik angkatnya, Lee Felix. Inilah kisah kita, kisah dimana aku dan dia mengukir janji bukan hanya di selembar kertas. *DI CERIT...