3. Hujan

559 98 10
                                    

Jangan lupa vote untuk menambah semangat aku, dan aku tau kali kalian pasti sangat menghargai penulis 🙏🙏

Selamat membaca mniezz, hehe🎉

Author POV.

"Hyunjin?"

"Ah, Changbin, kenapa?" Hyunjin segera melepaskan pelukannya, begitu pula dengan Felix, ia segera menundukkan wajahnya.

"Udah mulai kerja," balas Changbin singkat, ia menatap sinis kearah Felix yang hanya menunduk tanpa menoleh sedikitpun.

Hyunjin pergi kearah Felix dan mengelus kepalanya pelan, "Felix, kakak duluan ya,"

Felix mengangguk kecil menandakan bahwa ia mengiyakan perkataan Hyunjin.

"Lix, kalo lo mau pulang, pulang aja, ke parkiran yang tadi terus minta ke sopir balik kerumah, punya mulut kan lo?" kata yang begitu menyakitkan, tapi bagi Felix, ia pantas mendapatkan perkataan itu.

"Changbin apaan–" ucapan Hyunjin terpotong karna Felix mendahului nya.

"I-iya kak," jawab Felix.

Changbin dan Hyunjin segera meninggalkan tempat itu, meninggalkan Felix sendiri disana. Mereka pergi menuju lantai 14, disana adalah lantai khusus dimana hanya ruangan Changbin yang ada disana, dari ujung lantai ini sampai ke ujung nya adalah ruangan khusus CEO, yang hanya boleh didatangi oleh orang-orang penting dan juga atas perizinan dari CEO. Terdapat meja kerja CEO yang dapat melihat indahnya pemandangan kota diluar gedung, juga sofa khusus yang sangat empuk dan meja yang dipenuhi makanan kelas atas tak lupa lemari yang berisi buku-buku pilihan yang berkelas, dan juga ada ruangan khusus yang berisi kamar, kamar tidur yang sama persis ia miliki dirumah.

"Eghh,"

"Hari pertama kerja ya," ucap Changbin lirih sambil merebahkan tubuhnya disalah satu sofa yang ada disana.

"Bin, kasus orang tua lo itu, gimana nasibnya?"

"Gue ga punya bukti banyak, tapi setelah diselidiki emang perusahaan sebelah, gue bisa apa? Gue masih SMA, gue seharusnya masih sekolah, bukan disini."

"Gue cuma bisa pasrah aja soal itu, yang penting, gue bisa jalanin perusahaan ini, perusahaan kita masih lancar-lancar aja,"

"Soal Felix?"

Pertanyaan yang tidak ingin didengar oleh Changbin terlontar dari mulut seorang Hwang Hyunjin, Changbin mengubah posisinya dan duduk tegak di samping Hyunjin yang baru saja duduk.

"Gimana?"

"G-gue,"

"Lo ga bakal buang dia kan?"

Pertanyaan itu sangat menusuk hati kecil Changbin, karna sampai sekarang ia masih menganggap bahwa semua tragedi itu terjadi karena bergabung nya Felix dalam keluarganya itu.

"Gue, gak tau."

"Tadi, kenapa lo kasar sama dia?"

"Emang buat apa gue lembut sama dia kak?"

"Changbin, sekarang dia adek lo!"

"Terus kenapa? Dia yang bunuh keluarga gue kak! Bahkan tadi dia ngaku sendiri kan?! Kakak ga denger?"

"Lo ga tau apa-apa tentang dia Bin, lo ga tau seberapa sakitnya dia, lo ga tau kan penderi–"

"Terus kakak tau apa soal gue? Aku kehilangan semuanya kak! Dan dia dengan gampangnya numpang gitu aja,"

"Bin, denger gue, dia ngerti lo, karna dia pernah ngerasain hal yang lebih sakit dari lo, gue udah bareng sama dia udah lama, gue cuma minta satu sama lo, beri dia kasih sayang–"

'Kisah Kita || Changlix'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang