4. Buku

518 86 8
                                    

Changbin menghapus air mata Felix yang terus-menerus keluar dari tempatnya, sampai pada akhirnya Felix berhasil ditenangkan. Changbin membantu adiknya itu yang kesusahan untuk berdiri, membaringkan badannya diatas kasur empuk miliknya, begitu pula dengan Changbin, tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu ia segara menutupi dirinya dan juga Felix dengan selimut.

Sebelum tidur, Felix masih terlihat ketakutan dan sedikit menggigil, tanpa berpikir panjang ia memeluk badan mungil orang yang ada disampingnya saat ini.

Changbin adalah sosok yang memiliki hati yang baik, benar kata Hyunjin, ia hanya masih belum menerima saja. Changbin adalah orang yang tidak bisa melihat satupun orang menangis, meski ia tidak suka ataupun benci pada orang itu. Hatinya mudah luluh, padahal ia tidak tau apa yang terjadi.

Tak perlu waktu lama, Felix tertidur didalam dekapan kakaknya itu, begitu pula Changbin, ia tertidur dengan memberikan pelukan tulus pada adik angkatnya itu.

Author POV end.

Aku terbangun dari tidurku, badanku sedikit terasa pegal dan sedikit merasa pusing, aku merasa aku tidur begitu lama tadi malam, aku tidak ingat caranya aku tidur dan jam berapa. Sekarang sudah jam 7 pagi, sudah dipastikan kak Changbin sudah pergi ke kantor, aku merapihkan tempat tidurku yang terlihat sangat berantakan, aku suka bersih-bersih, di panti dulu bersih-bersih adalah kegiatan ku sehari-hari, ya, aku.

Karena badanku terasa lumayan pegal, jadi aku merendam badanku di bathtub menggunakan air panas, lebih tepatnya air hangat. Ahh, begitu menyegarkan, seketika pegal yang kurasa hilang begitu saja, susah untuk dijelaskan, intinya ini benar-benar luar biasa.

Aku membasuh, menggosok badanku yang disertai sabun, menyikat gigiku, kurasa hari ini aku mandi cukup lama. Setelah menyelesaikan pesta membasuh badan, aku langsung memakai pakaian ku, hari ini aku memakai outfit yang cukup sederhana, kaos putih polos dengan tulisan 'happiness' berwarna merah disisi kanan baju itu, juga celana hitam polos. Simpel saja.

Baru saja keluar dari kamar, aku melihat kak Changbin yang sedang duduk dimeja makan, padahal sekarang sudah hampir menunjukkan pukul 8 pagi. Ah iya, dia seorang CEO, setauku CEO bisa datang kapan saja, tapi itu benar atau tidak aku tidak tahu apa-apa.

Aku menghampirinya dan duduk didepannya, dia terlihat rapih dengan pakaian kantornya, tepat saat aku duduk dia menyantap makanan yang tersedia dimeja makan tersebut, sebelum makan aku berdoa sebentar dan kemudian ikut menyantap sarapan yang tersedia pagi ini.

Ditengah-tengah acara penyantapan sarapan pagi, kak Changbin buka suara, "Lo udah baikan?"

"Baikan? Maksudnya kak? Aku ga sakit kok,"

"Ah, o-oke."

Kak Changbin terlihat mengeluarkan raut wajah bingung, aku juga, aku bingung kenapa kak Changbin bisa menanyakan hal itu. Bukankah aku baik-baik saja? Sebentar, tadi malam, aku tidur sendiri? Bagaimana aku tidak ingat apa-apa, tapi itu mungkin bagus, agar aku tidak merepotkan kak Changbin dengan mengharuskan dirinya tidur bersama ku kan?

Sarapan telah usai, aku membereskan piring-piring yang bertumpuk, sebelum aku pergi ke arah tempat cuci piring tiba-tiba saja, "Bentar," kak Changbin memanggilku.

Aku langsung menaruh kembali piring itu ke tempat asalnya, "Ini gue kasih handphone buat lo, kalo ada apa-apa." ucap kak Changbin sambil menyerahkan satu buah handphone, aku mengambilnya dan berterimakasih padanya, "Ah terimakasih kak,"

"Lo tau cara penggunaannya kan?"

"Sedikit,"

"Sama satu lagi,"

'Kisah Kita || Changlix'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang