ketakutan minhee

1.1K 165 47
                                    

Dengan langkah berat ia memasuki kamar, sebelumnya sudah menghidupkan seluruh lampu yang ada di rumah demi ia aman tidak terganggu oleh kegelapan.

Bahkan disaat sudah terang benderang seperti ini, tentu masih saja ada yang menganggu kedamaian jiwa dan raganya.

Kang Minhee, baru saja sampai di rumahnya tepat adzan maghrib berkumandang. Dan rumahnya masih dalam keadaan sepi, tanpa penghuni.

Oh, dengan 'penghuni'.

Minhee menarik napasnya pasrah, demi Tuhan dia tidak berani memasuki kamarnya kalau saja baju gantinya sudah ada di kamar lain atau ia letakkan di ruang keluarga.

Dengan tangan bergetar tangan Minhee menarik gawai yang ada di saku celananya, memencet dengan tergesa-gesa kemudian menempelkan gawai tersebut di telinganya.

Di nada dering ketiga telfon tersebut tersambung.

'Halo minhee--'

"Kak bisa kesini ga? Rumah gaada orang, minhee ga berani masuk kamar. Udah ada yang nungguin di depan pintu kamar."

'Ooh oke, turun aja dulu ke ruang tamu nanti kita naik ke kamar sama-sama, jangan panik ya hee.'

"I-iya kak."

Sambungan terputus, Minhee kembali gemetaran karena bukan hanya di kamarnya, tapi di tempat lain pun ada yang 'menggangu' nya.

"Minhee?"

Jantung Minhee seperti mencelos begitu saja, lantas ia berbalik dan merengkuh tubuh orang yang ada tepat di belakangnya.

"Kak Yunseonggg, takut."

Yunseong yang baru saja datang itu ikut memeluk tubuh minhee erat, menyalurkan keberaniannya pada tubuh ramping didalam rengkuhannya ini.

"Ssst udah gapapa, ada kakak. Ayo sekarang ke kamar lo."

Minhee mengangguk, dengan tangan Yunseong yang masih memeluk pinggangnya erat agar cowok manis itu tau ia disini menemaninya.

Benar saja perkiraan Minhee, bahkan ada tepat di depan pintu. Ia lantas berbalik lagi, memilih untuk memeluk tubuh Yunseong aja, gak mau lihat apa yang ada di depannya.

"Hei? Kenapa lagi hm?" Tanya Yunseong begitu lengan Minhee bergerak memeluknya lagi.

"Sumpah serem banget kak, serius serem banget, muka Dongpyo pas lagi gelut kalah hueeee!"

Dengan sekuat tenaga Yunseong menahan tawanya, tangan kanannya mengusap rambut hitam lebat Minhee, "yaudah sini gue yang ambilin. Mau ngambil baju ganti kan? Yang kayak gimana?"

"Yang kaos biru, sama celana training item."

Yunseong mengangguk, tanda ia tau, "yaudah bentar ya gue ambilin dulu."

"Jangan lepasin pelukan nyaaaa!" Tolak Minhee saat Yunseong bergerak melepaskan rengkuhannya.

"Lah terus ngambil bajunya gimana Minhee?" Ujar Yunseong tak habis pikir.

"Yaa gimana kek! Yang penting jangan dilepasin ih gak mau liat mukanya, serem gak sukaaaa!"

Yunseong memutar otak, kemudian mendapat ide, "oh yaudah, bentar ya."

Tanda tanya imajiner keluar dari kepala Minhee, hendak bertanya tapi terlambat. Tubuhnya terlebih dahulu diangkat oleh Yunseong, dan digendong oleh Yunseong di bagian depan tubuhnya.

"Eh, eh?! Apa ini ih kak yunseong nanti jatuuh!"

Yunseong terkekeh kecil, "gak akan jatuh ih, Minhee kan kurus, kakak kuat kok ngangkatnya."

Bibir Minhee mengerucut, mau ngambek aja sama Yunseong, "bodi swimming ih!"

"Hahahaha apaan bodi swimming? Udah ah diem, biar diambilin baju sama celananya."

Ya apalagi yang bisa Minhee lakukan? Selain diam dan menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah di bahu Yunseong.

Sehabis mengambilkan Minhee baju, Yunseong dan Minhee beralih ke ruang tamu tapi Minhee meminta izin untuk ke kamar mandi sebentar untuk mengganti bajunya.

Alasan Minhee meminta untuk di ruang tamu adalah katanya sih hantu yang ada di ruang tamu jauuuuuh lebih jinak dibanding hantu di kamarnya, itu alasan kenapa Minhee selalu memilih untuk tidur di ruang tamu saja.

Bahkan mamanya membelikan sofa yang bisa diatur menjadi kasur, untuk anak manis kesayangan seluruh umat manusia ini.

"Kok lo gabisa jinakin yang dikamar sih Hee?  Kan lo nyaris 24/7 ada di kamar."

"Hm?" Minhee yang lagi ngemilin nyamnyam berhenti, "yaa itu mau mereka sih mau kalem apa enggak jadi hantu, lagian kalo yang disini gak jinak kasian tau sama tamu, bisa-bisa gagal masuk rumah. Jadi hantu yang disini lebih berotak dibanding yang dikamar Minhee."

"Temen lo setiap nginap gimana?"

"Eunsang gak pernah lepas ayat kursi, Dongpyo jerit-jerit minta pulang, Hyeongjun yang paling santai sih, tidur disamping mbak K."

Yunseong mengernyit dalam, "mbak K? Siapa?"

"Itu looh yang suka nyantol di pohon mangga depan rumah kakak, mbak kunti."

Glek.

Sial, harusnya Yunseong gak perlu bertanya.

---

Author note;

HELLOOOOO welcome to Nana first fanfic hehe dah cukup.

Iye jadinya ngebuat di ff aja soalnya pengen yang uwu uwu melampaui batas, semoga sanggup dan semoga gak diabetes.

Dadah, see you next chapter✨

Sixth Sense • hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang