Ditemani lampu belajar yang terang Minhee terdiam di meja belajar yang ada di kamarnya, ujian kimia yang baru saja diumumkan pak Suho beberapa menit lalu membuatnya bangkit dari tidur dan dengan segera membuka buku kimianya.
Bahkan karena ujian kimia, dia mau gak mau tidur di kamar, karena ya dia belajar cuma disini. Jadi kalaupun nanti akhirnya matanya gak sanggup lagi untuk tetap terjaga, ia bisa langsung merebahkan diri ke kasur empuk yang ada di kamar ini.
"Minhee rajin banget sayangku aw." Mawar dan lagi lagi Mawar, si wanita yang sedang berpenampilan cantik ini duduk disamping Minhee, jelas Minhee memilih pura-pura tidak tau.
"Minhee sayangku, ayo dong biasanya kan sambil cerita-cerita sama mbak."
"Mbak, Minhee lagi mau fokus ish! Gak mau kena remedial!"
"Alah, lo fokus apa sok fokus? Gue tau ya di dalam pikiran lo masih kebayang omongan si Yusron tadi di ruang tamu."
"YUSRON SIAPA ASTAGA?! YUNSEONG TAU, YUNSEONG!!!" Ringis Minhee lelah, padahal Mawar bukanlah hantu tempo dulu tapi kenapa menyebutkan nama Yunseong selalu typo?
"Iya-iya itu dah, pokoknya jujur lo sama gue pasti lo masih mikirin omongan dia kan?"
Minhee terdiam sembari memutar-mutar penanya dengan tidak jelas, setengah hati ia mengatakan iya dan setengahnya lagi tidak. Tentu yang tidak itu karena Minhee mikirin gimana kalo besok dia gak bisa jawab ujian kimia dengan baik dan benar.
Alamat sudah.
"Hee," pandangan Mawar miris dengan tangannya yang berniat menggenggam tangan Minhee namun tak bisa, "gue gak sehari dua hari ada di kamar lo, waktu gue curhat soal takdir gue yang jadi begini gue percaya lo orang baik. Gak semua harus lo simpen sendiri Hee, walaupun orang lain anggap ini tabu tapi lo bisa cerita sama gue."
Wajah Minhee ikut miris, hendak memeluk Mawar namun tidak bisa.
"Mbakkk, jangan gini dong gue gak bisa begini. Mau mewek aja rasanya."
Mawar tertawa kini beralih duduk disamping Minhee, bukan duduk sih, lebih mirip melayang dengan gaya duduk.
"Jadi ayo cerita, jangan sampe gue berubah wujud jadi serem dulu baru lo mau cerita sama gue."
Minhee mengangguk kemudian beralih menghadap kearah Mawar, "gue shock mbak dia ngomong gitu, maksud gue bukannya gue gak suka tapi gue kaget bahkan gaada prepare apapun."
Mawar mengangguk, "jadi lo suka sama dia kan?" Tanya Mawar.
"Hah?! Gak! Gue gak suka sama dia!" Tolak Minhee mentah-mentah, berbanding terbalik dengan jantungnya yang bergemuruh.
Mawar menyipit curiga karena gak mungkin anak ini panik sekalipun dia beneran gak suka sama Yunseong.
"Jadi kenapa lo panik? Lo bilang lo bukammya gak suka dia confess ke lo tapi lo gak suka sama dia? Mau lo apa Hee? Gue bawa ke alam lain nanti lo ya?"
"IHHH JANGAN!!!" Rengek Minhee, ia menyatukan dua telunjuknya tanda bingung.
Mawar menghela napas lelah lo kalo gue masih manusia udah gue bawa pulang kerumah terus gue umpetin lo Hee.
"Ya oke gue emang rada suka sama dia--TAPI gue suka karena dia ngasih perhatian ke gue, i mean kayak dia yang selalu ada waktu gue gak mau masuk kamar ini, waktu gue gak sengaja liat temen lo yang lagi wujud astaghfirullah, dan lain sebagainya."
"Itu namanya lo suka sama dia Minhee, ya Tuhan." Mawar memijit pangkal hidungnya lelah, "sekarang ayo buktiin perkataan gue, lo bakalan dapet perhatian lebih parah dari sebelumnya karena dia udah berhasil confess ke lo."
"Iya-iya terserah mbak aja pokok--MBAK GUE BELUM BELAJAR KOK UDAH JAM TIGA AJA?!?!?!"
"Santai elah, gue bantuin. Gini-gini pas masih hidup gue juara satu olimpiade saintek ya Hee, jangan sepele."
"Kok udah disini?" Tanya Minhee dengan mata melotot memandang Yunseong yang duduk di sofa ruang tamu.Yunseong menoleh sembari tersenyum tipis, kakinya beranjak menghampiri minhee yang masih berdiri di anak tangga terakhir.
"Mau nemuin calon pacar gue, gak boleh?"
Sontak wajah putih Minhee mulai memerah sampai ronanya menyebar kemana-mana. Minhee bahkan mengulum bibirnya demi menahan senyuman salah tingkah yang hendak keluar dari bibirnya.
"Y-ya biasa kan gak sepagi ini??? Bo-boleh kok tapi--"
"Tapi apa, hm?" Yunseong mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Minhee, membuat yang lebih muda memekik tertahan bahkan berniat lari dari hadapan Yunseong. Sayang demi sayang tangan Yunseong terlebih dahulu menahan pinggang Minhee agar si manis tidak bisa kemana-mana, kekehan pelan keluar dari bibirnya ketika Minhee menggeliat minta dilepaskan.
"Hei kok kayak uget-uget gini? Biasanya kan biasa aja kalo Yunseong peluk?"
"Ya du-dulu kan aku gak tau ka-kalo kakak s-suka sama aku, sekarang kan beda!"
"Oh jadi kamu salting gitu?"
"Iya--eh, ENGGAK! Siapa bilang?!"
"Ngaku Hee, salting kan Yunseong giniin?"
Aduh tolong Yunseong, jantung Minhee udah lomba lari tujuh belasan akibat kamu.
Masih sibuk bergelut ria tanpa sadar pintu rumah sudah terbuka, menampilkan dua manusia dewasa yang masuk kedalam rumah dengan mata membulat sempurna.
"Minhee, Yunseong?"
Minhee dan Yunseong sontak menoleh kearah pintu, tangan Yunseong otomatis melepas pinggang Minhee dan Minhee yang ikut menjauhkan dirinya dari Yunseong.
"M-mama?"
Nana's note:
Hehehe ya ampun harus menahan iri sambil ngetik uwu-uwu ini, aku iri:)
Gak jadi ngetik pendek, jariku gatel kalo ngetiknya pendek.
See you next chapter<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense • hwangmini✔
FanfictionIni tentang Kang Minhee, cowok manis yang punya 'Indra keenam' tapi gak terbiasa sama kemampuannya sendiri. Sampai harus minta tolong ke tetangga sekaligus kakak kelasnya, Hwang Yunseong untuk jadi pawangnya setiap ada 'yang lain'. ©maltesenana 2020