food festival

701 120 43
                                    

Food festival di kota kelahiran Minhee dan Yunseong biasa diadakan enam bulan sekali, dan biasanya Minhee datang hanya bersama Eunsang atau Dongpyo. Tapi kali ini, pertama kali dalam hidupnya ia pergi bersama orang selain teman dekatnya.

Iya, Hwang Yunseong si tetangga rasa pacar.

Jujur aja Minhee belum paham apa maksud laki-laki yang berbeda dua tahun darinya ini dengan repotnya membawa handycam ke festival, tapi mengingat kata laki-laki ini--

'Emang ada larangan tidak boleh membawa handycam ke festival?'

--maka Minhee diam, lebih baik diam daripada dia gak dibeliin makanan uang dia mau di festival nanti.

Kedua lelaki ini baru saja memasuki mobil fortuner hitam milik Yunseong, sebelum memakai sabuk pengamannya Minhee menyempatkan diri menoleh ke belakang kemudian menghembuskan napas lelah dari hidungnya.

"Lo mau turun apa gue bacain ayat kursi?"

Mata Yunseong menyipit, lantas menoleh kebelakang.

Kosong.

Bulu roma Yunseong auto berdiri--merinding, lantas nyenggol si manis yang ada di sampingnya.

"Ngomong sama siapa?"

Minhee melirik sinis kearah belakang, "ada yang ikut dibelakang, temen minhee dikamar."

Temen Minhee. Di kamar.

Mampus, bawa lelembut.

Rasanya pengen banget Minhee menuli-kan indra pendengarannya karena si cewek cantik--sebut saja namanya Mawar--sedang tertawa kecil akibat berhasil menjahili si manis.

Ingat waktu Minhee bilang hantu yang ada di kamarnya gak jinak? Maksud dari gak jinak itu bukanlah hal yang merujuk ke seraman--walaupun ada yang seram--tapi lebih merujuk ke suka menjahili Minhee.

"Hee plislah biarin gue ikut, bosen banget dikamar sumpah sumpek, makin rame."

"Yang bawa temen ke kamar gue siapa ya punten? Kan lo, yaudah sono main sama temen lo." Protes Minhee, rasanya dua tangan Minhee udah siap untuk baku hantam sama mbak Mawar, tapi dia lupa kalau aja Minhee maksa ingin baku hantam maka ia akan baku hantam sama angin.

Alias, Mawar gak bakal kena.

"Hee ayo dongg, gue pengen beli sate." Bujuk Mawar lagi, makin membuat Minhee ingin menjitak wanita itu.

"Gak! Lo nanti pesen sate pasti 'pak satenya dua ratus tusuk' Siapa yang mau bayar?!"

"Ih, yaudah gue gak ikut, asal lo tidur di kamar hari ini karena gue pengen curhat. Ya ya ya???"

Minhee mengangguk, iyain aja daripada si mbak cantik yang biasa mangkal di pohon mangga depan rumah Yunseong ini marah besar.

Mawar pergi, Minhee beralih melihat kearah Yunseong yang sudah berkeringat dingin mendengar Minhee dan si tak kasat mata sedang berdialog, walaupun ya dia cuma dengar suara Minhee.

"U-udah? Kita udah bisa jalan?"

Anggukan mantap nan lucu diberikan Minhee, membuat tangan Yunseong gatal pingin ngacak-ngacak surai hitam lebat dan lembut milik Minhee.

"Festival makanan, kita berangkat!"

"Hee pegangin bentar ya? Biar gue yang pesen makanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hee pegangin bentar ya? Biar gue yang pesen makanannya."

Minhee mengangguk dengan tangan yang menengadah menunggu handycam milik Yunseong diletakkan ditangannya, sedetik setelah handycam tersebut pindah tangan Yunseong berlalu menuju kerumunan orang yang tampak kelaparan.

"Udah malem makin rame, eh tapi kan festival emang biasanya malem. Duh lupa." Katanya kemudian membuka handycam milik Yunseong, menghidupkan kemudian menyorot dirinya yang tengah sendirian di meja.

"Halo hai ini Minhee tetangga kesayangannya kak Yunseong, hehehe."

Malu sendiri, Minhee pun melihat kondisi terlebih dahulu sehingga ia bisa berbacot ria di handycam milik Yunseong.

"Hari ini Minhee sama kak Yunseong ke festival makanan yeeey! Minhee sih seneng ya soalnya bakalan dibayarin makan sama kak Yunseong. Tapi ada yang lebih buat bahagia lagi."

Tangannya menarik handycam tersebut agar makin mendekat degan wajahnya, lantas berbisik, "Minhee kesini bareng kak Yunseong, berduaan doang gaada yang ganggu."

Percuma sih ya Hee untuk ngomong bisik-bisik begitu, karena kan si empunya handycam alias Yunseong bisa dengar rekaman itu sampe mampus.

Minhee mematikan rekaman tersebut kemudian meletakkan handycam disampingnya disaat Yunseong datang dengan kedua tangan memegang martabak telor dan pempek Palembang kesukaan Minhee, tapi kembali lagi ke kerumunan untuk membeli minuman.

Setelahnya hanya suara sendok dan piring yang saling beradu, sampai suara Yunseong menginterupsi keduanya.

"Jadi tadi kok mbaknya bisa mau pergi dari mobil? Minhee apain?"

Si manis menengadah setelahnya menyeruput jus semangka yang ada didekatnya, "dia minta Minhee buat tidur dikamar hari ini, Minhee iyain aja yang penting dia gak ikut."

Mata Yunseong membelalak, hendak mengeluarkan mosi tidak terima.

"Loh? Lebih Bagus dia ikut harusnya, Minhee gak inget setiap Minhee tidur di kamar besok paginya keadaan Minhee gimana?"

Minhee memutar balik memorinya, mengingat kejadian apa yang menimpanya setiap ia tidur di kamar. Lantas terkekeh.

Alah, masalah sepele.

"Gak apa-apa ah, mendingan Minhee tidur di kamar daripada dia ikut kesini."

"Kenapa?"

"Minhee mau berduaan sama kak Yunseong tau! Kalo dia ikut ya emang kak Yunseong gak liat dan denger, tapi Minhee? Udah ngeliat muka ngeselinnya, dengerin dia ngegodain Minhee. Ih gak mau!"

Hati Yunseong menghangat, jarinya bergerak mengelus pipi Minhee yang menggembung karena diisi makanan. Si manis yang pipinya dielus pun memerah, bahkan kemarahannya sampai ke telinga dan lehernya.

Duh, Minhee belum jatuh kan ke Yunseong?

Duh, Minhee belum jatuh kan ke Yunseong?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana's note:

Ekhem, ff ini emang janjinya less conflict kan? Jadinya isinya cuma uwu-uwu dua sejoli bernama Hwang Yunseong sama Kang Minhee doang, semoga bisa, semoga nana kuat :")

Yaudaah sekian, see you next chapter <3

Sixth Sense • hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang