"Emang yang dijodohin sama Rachel itu dari keluarga siapa? Temen mama?"
"Iya, temen mama. Kamu bakalan di jodohin sama putra dari keluarga Widjaya."
Mendengar itu, Rachel membulatkan matanya. Ia tidak salah dengarkan? Putra dari keluarga Widjaya?! Bukankan keluarga Widjaya hanya miliki satu putra dan dia adalah--argh! Memikirkannya saja sudah membuat dirinya pusing.
"Kenapa Ra? Ada yang salah?" Anita menatap ke arah Rachel yang sekarang mematung dengan mata melotot.
"Eh, ngga papa ma." Rachel segera menetralkan mimik wajahnya lagi. Seakan tidak terjadi apa-apa. Namun, hatinya terus saja gelisah memikirkan nasib yang akan menimpanya nanti.
Dari semua temen papa sama mama kok harus keluarga Widjaya sih?!
<><><><>
Suara alunan musik lembut yang menenangkan, pemandangan yang memanjakan mata, dan juga aroma masakan yang tercium dengan lezatnya tentu akan membuat orang-orang betah duduk berlama-lama disana. Orang-orang yang berada disana pasti akan tersenyum. Menampilkan wajah bahagia. Bukan seperti Rachel yang sekarang sedang tersenyum kaku dan sedang gelisah menyambut keluarga Widjaya yang sedang berjalan ke arah keluarganya yang memang sudah sampai lebih dahulu di tempat ini.
Dalam hati, Rachel terus merapalkan doa. Semoga dia ngga dateng. Semoga dia ngga dateng. Begitu seterusnya. Benar-benar berharap dia--putra keluarga Widjaya tidak hadir.
Suara teriakan histeris dan larian para gadis tak ayal membuat Rachel jadi penasaran. Mengapa mereka seperti melihat artis?
"Permisi kak. Itu, kenapa kakak lari kesana?" Tanya Rachel setelah berhasil menahan salah satu senior yang hendak berlari menuju kerumunan seperti gadis-gadis lain.
"Kelompok most wanted sekolah dateng. Kesempatan langka bisa liat mereka sekarang," Jawab senior itu. Lantas kembali berlari.
Rachel tidak tertarik untuk mendekat seperti gadis-gadis lain. Ia hanya berdiri dari jauh, mencoba melihat bagaimana wajah orang-orang yang dicap sebagai most wanted sekolahnya. Jika dilihat, memang para most wanted itu pantas mendapatkan predikat sebagai orang dalam pencarian paling atas.
Mata Rachel terus menatap ke arah kerumunan itu, mencoba mengidentifikasi latar orang tua Meraka. Karena tidak mungkin jika para most wanted itu tidak punya latar pekerjaan orang tua yang tinggi.
Mata Rachel sedikit terbelalak sat menatap seseorang. Ringisan kecil keluar dari mulutnya. Tanpa sadar, tangannya membenarkan letak kacamata yang sudah benar. Ia membalikkan badan, segera pergi menjauh.
Demi keselamatan identitas Rachel. Sepertinya ia harus menjauh dari para most wanted itu. Karena disana ada teman masa kecilnya. Farel Aditya Widjaya.
Tapi kenapa dia bisa ada di--Plak!
Sebuah pukulan ringan di punggung Rachel membuat gadis itu mengerjakan matanya beberapa kali. Terkejut. Sepertinya ia baru saja melamun. Rachel manatap ke arah Anita yang baru saja memukulnya pelan.
"Keluarga Widjaya udah dateng. Jangan ngelamun. Senyum yang cantik." Bisikan lembut namun penuh tuntutan hinggap di telinga Rachel. Membuat gadis itu mendengus kesal. Namun akhirnya menurut, memasang senyum palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We?!
Teen FictionKerajaan Cameloth sedang dalam keadaan yang damai. Tetapi, tidak dengan Arthur. Pemimpin Kerajaan Cameloth itu hampir setiap saat berada dalam kegelisahan hati. Kegelisahan yang menyangkut akan masa depannya. Tapi siapa yang akan menyangka. Kegelisa...