"Ren-renjun?"
Pria itu menoleh, dengan raut wajah yang murung dan sedikit sedih,, dia berdiri tegak seperti menunggu langkah yeji untuk mendekat kearahnya,,
Saat mereka sudah berhadapan, pandangan mereka bertemu,, yeji menatap Renjun penuh khawatir,,
Grepp renjun memeluk tubuh ramping yeji,, membuat wanita ini tersentak kaget karena perilaku laki-laki dihadapannya,, tubuhnya seketika kaku,gugup. Bahkan lagi2 jantung itu berdetak dengan kencang hanya karena renjun. Ya hanya dia yang bisa membuatnya seperti ini.. seakan ingin membalas pelukan sang pria, namun dia malu dan tidak berani melakukannya.. yeji hanya diam dan memejamkan matanya. Tidak ada pertengkaran lagi,dan kata2 kasar sekarang entah kenapa.. semua terjadi begitu saja dalam waktu singkat.
Berbeda dengan renjun,, dia sangat merasa sedih, kehilangan,dan butuh ketenangan untuk menetralkan pikiran dan hatinya yang sedang gundah.. dia semakin mengeratkan pelukannya,, menyimpan dagu runcingnya di bahu sempit milik yeji,, dengan air mata yang terjatuh.. entah perasaan apa yang sedang renjun rasakan saat ini..
"Ren-renjun? Lo kenapa? Apa ada mas".. "Yeri besok pergi" ucap dia memotong pembicaraan yeji.. membuat yeji sedikit merenungkan apa yang sedang renjun alami.. dia paham,, mungkin saat ini bagi renjun dia adalah penenangnya atau hanya sebatas pelariannya?, Dia tau renjun tidak punya tempat untuk berbagi masalahnya ya itu.
.Mereka berdua sudah berada dimobil renjun,, pria ini membujuk yeji untuk ikut menemaninya pada malam ini, katanya hanya sebentar.
Akhirnya renjun memberhentikan mobilnya di tepi sungai Han.. berbeda dengan beberapa hari yang lalu,, saat di jembatan ralat trotoar.. ah yeji jadi teringat ciuman itu,, mungkin bagi renjun itu hanya biasa. Namun tidak bagi yeji,, ciuman pertamanya adalah Renjun yang dulu sangat dia benci,yang setiap harinya selalu bertengkar,dan berbicara kasar.. entah kenapa sekarang mereka terlihat lebih dekat.
Mereka duduk di kursi yang memang hanya muat untuk mereka berdua.. lagi lagi ini adalah malam yang sangat dingin, dan yeji masih memakai seragam sekolah,, bukankah tadi dia baru saja pulang hangout dengan sahabat nya itu?. Maslaah pergi dengan renjun tentu saja orang tua yeji sudah tau karena yeji izin dulu meski sempat dimarahi untuk berganti pakaian dulu.
.
Renjun berdiri dan berjalan ke kedai di dekat sana, yeji hanya menoleh dan kembali memandang sungai Han yang tenang itu.. dia memeluk tubuh nya karena kedinginan,,
Renjun kembali lagi dengan membawa coklat panas,, dan menyodorkan nya pada yeji "minum" ucap renjun dan diangguki yeji.. "Lo gak minum juga?",,, Renjun hanya menggeleng dan duduk disampingnya
"Gue ga mau pulang,," ucap renjun membuat yeji menoleh kearah nya, "kenapa?" Ucap yeji yang benar-benar penasaran,, "papah lagi bantuin yeri siap2 buat keberangkatan besok,disana juga ada yeri.dia bilang gue harus ikut antar dia ke bandara.guepun marah,kabur dan gak tau kenapa tujuan gue kerumah lo" ucap dia sambil menyilangkan kedua tangannya di dada,, pandangan nya ke arah sungai Han,, dan tubuhnya menyender pada kursi. Yeji masih setia mendengarkan curhatan renjun, mungkin mulai saat ini yeji adalah tempat dimana renjun mengeluhkan seluruh isi hatinya. Perkataan kak Yeri benar. Suatu saat nanti yeji akan menjadi penenangnya.
"Gue ga mau datang ke bandara besok. Gue mau nenangin diri gue dulu buat beberapa hari dan..".. "gak Lo harus datang njun.. gue bisa temenin Lo.. kak Yeri bener2 sayang sama Lo,, dia udah anggap Lo saudaranya dan itu lebih dari kata berharga" ucap yeji memotong pembicaraan renjun. Entah kenapa yeji berani mengatakan hal ini,, tapi itu benar-benar dari hatinya.. renjun memang harus menerima semuanya,dia tidak boleh egois pada perasaannya sendiri.
Disamping itu renjun sedikit menoleh kearah yeji,, dan tersenyum kecut, "andai aja Lo ada diposisi gue,, Lo bisa tau gimana rasanya" ucap laki laki ini dengan sedikit pedih.. mendengar itu yeji hanya tersenyum simpul dan menunduk,ya jauh dalam hatinya dia sangat merasakan apa yang renjun rasakan sekarang,dia sangat mengerti. renjun berdiri dan memasukan kedua tangannya kedalam saku.. angin malam menerpa wajahnya.. dia menghela nafasnya kasar,, Yeri yang melihat pergerakan renjunpun ikut berdiri dan menyimpan coklat panasnya dikursi itu..
Renjun berjalan kecil ke arah tepi sana untuk sekedar menghirup udara malam..
Ini keadaan sulit,, yeji melihat punggung sang pria, ingin mengatakan sesuatu namun sangat ragu dan takut, wanita ini meremat baju seragamnya sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah renjun berada.. ya demi kebaikan temannya, yeji harus berpikir seperti ini sekarang,meski keduanya belum ada kesepakatan menjadi teman,,namun kedekatan sudah tercipta diantara mereka sekarang. dia harus membujuk renjun.. dengan segenap keberanian yeji pun memulai pembicaraan..
"Renjun" panggil yeji hati hati membuat sang empu menoleh menghadap yeji.
"Gue mohon Lo harus datang besok,, Lo harus balas kasih sayang dia selama ini.. gue tau dan mengerti sama keadaan Lo,tapi Lo juga harus membuat diri lo sendiri lebih baik. dia pernah berbicara betapa sayangnya dia sama Lo,, dan Lo harus terima semuanya,belajar mengikhlaskan dan mulai hidup dengan baik gue siap bantu lo.g-gue khawatir"ucap yeji sambil menangis.. hatinya ikut merasakan pedih,dan sakit.entah dorongan dari mana tapi yeji sangat ingin membantu renjun dan mencoba selalu berada di sisinya. Ini memang sedikit berlebihan,tapi inilah adanya. Deg! membuat renjun tersentak dan merenungkan pembicaraan yeji barusan,dia berjalan sedikit lebih dekat ke arah yeji berdiri.. sekarang wanita itu menunduk sedih,dan mengepalkan tangannya seolah menyesal mengutarakan perkataannya tadi"apa Lo menangis karena gue? Lo khawatir sama gue?" Ucap renjun dengan menatap kedua obsidian mata yeji,, "yeji?" Panggil renjun.yeji semakin menangis entah kenapa.. dia sangat khawatir,, ada suatu hal yang mengganjal di hatinya,dia enggan memandang pria dihadapannya karena malu atas ucapannya,juga menyesal.dia takut terlalu ikut campur pada urusannya. Renjun menarik tangan yeji hingga tubuh mereka bertubrukan,yeji panik dan menatap kedua manik mata renjun yang memang sedang memandang nya juga, jangan ditanyakan lagi bagaimana tatapan yeji sekarang,mata berkaca2, perasaan sedih,gugup menjadi satu."gue bakal datang besok, sama Lo dan ini karena Lo" ucap renjun, membuat yeji menghentikan tangisannya, dia tidak percaya dengan kata kata renjun barusan,pria angkuh ini akan datang karena permintaan nya? Apakah itu salah? Atau ada yang salah?,, yeji memandang renjun dengan wajah bingung, namun matanya sembab.
"Makasih.." ucap renjun dengan masih memandangi wanita dihadapannya."karena Lo udah buat gue merasa baikan" lanjutnya sambil menghapus jejak air mata pada pipi yeji dengan sebelah tangannya,tangan satu lagi masih menggenggam tangan yeji. Bohong jika keduanya tidak gugup sama sekali. Mungkin ini gugup yang berkali kali bagi yeji saat didekat renjun.. namun sekarang renjun merasakannya juga.. jantung mereka sama2 berpacu diluar batas.. renjun merasa senang karena yeji mengkhawatirkan nya,, dia juga merasa sangat nyaman dan tenang berada didekat yeji.
Renjun melepaskan pegangannya pada tangan yeji.. dan membuka jaketnya,, "Lo, lagi lagi kedinginan. Liat Lo masih pake seragam" ucap renjun. Setelah jaket itu terlepas, pria ini memakaikannya pada tubuh yeji, "rentangin tangannya" ucap renjun masih sibuk dengan kegiatannya. Yeji merasa kikuk namun dia menuruti perintah renjun dan merentangkan tangannya, renjun memasangkan jaket tebalnya dengan sempurna ditubuh yeji.. dimulai memasukan pada bagian kedua tangannya,, dan selesai terpakai kan. Juga satu hal lagi, renjun menarik resleting jaketnya hingga sampai pada leher. Membuat yeji semakin kikuk, sumpah ini tuh gugup dan malu banget bagi yeji.
"Gue pinjemin,, balikin nya kapan aja" ucap renjun sambil tersenyum simpul itu sangat langka bagi seorang Huang renjun. Dia berjalan duluan menuju parkiran mobil,,yeji masih mematung dan tersenyum manis tanpa dia sadari ini semua atas perlakuan renjun barusan.. dan mengikuti langkah renjun ,menyusul laki laki itu ke parkiran mobil.
.
Yeji POV
Kita udah sampai didepan rumah gue,, saat ini perasaan gue ada sedih,bimbang,bahagia karena dia sekarang lebih baikan.. semuanya campur aduk. Jujur setelah kenal dia entah kenapa gue bisa tau pengalaman yang belum pernah gue alami.. awalnya gue menyesal dan benci karena udah mengenal seorang Huang renjun, lihat aja dengan sikapnya. Namun seiring berjalannya waktu gue bisa lebih tau bagaimana sikap dia yang sebenarnya dia lembut,dan lemah ya dia menunjukkan sikap itu langsung dihadapan gue.
.
"Abis ini Lo pulangkan ?" Ucap gue sebelum keluar dari mobil dia. Dan apa yang dia ketawain sekarang.. dia malah tertawa dan itu gak lucu menurut gue,, ya guepun menunduk malu.. ini bukan gue banget, tapi sumpah akhir akhir ini renjun selalu bikin perasaan gue aneh.. "gue bakal pulang kok,," ucap dia sambil mengacak rambut gue gemas. guepun mengangguk kikuk. Tuh kan Huang renjun! Gue bego karena Lo:( "ya bagus,Lo harus pulang. Yaudah Lo hati hati dijalan" ucap gue sebiasa mungkin. Saat gue ingin membuka pintu mobil, sebuah tangan memegang tangan gue dan membuat guepun otomatis menoleh.. "kita resmi temenan kan?" Ucap dia , Huhh.. gue kira apa ,bikin gemetaran aja kan. "Iya temenan lah, males kan harus berantem Mulu" ucap gue seadanya, membuat dia terkekeh dan segera melepaskan tangannya.. "yaudah sana masuk gue liatin" ucap dia. OMG kenapa semanis itu sih njun. Monolog gue dalam hati. Gue langsung aja keluar dan berjalan ke arah pintu,, sesekali gue menoleh renjun dan tentunya dia yang masih liatin gue buat masuk,, kaca mobilnya terbuka jadi jelas untuk kita saling melihat..
Saat gue udah membuka pintu rumah dan masuk sedikit lalu mengintip si renjun yang masih liatin gue,, diapun melambaikan tangannya dan mulai melajukan mobilnya juga membunyikan klakson,, setelah gue lihat mobil renjun udah hilang perlahan dari tatapan gue,,
Guepun masuk ke rumah dan menutup pintu , dengan helaan nafas yang terkesan gugup ini.. gue baru tau renjun semanis ini bahkan hanya kepada seorang teman.
Saat gue udah masuk ke rumah ternyata gue baru ngeh aja disini ruangannya gelap dan sepi . Mama papa kemana ya,, bibi ahn juga gak ada..
Dan DUARRR..
Awww!!!TBC...
Vote vote vote vote and vote 😢
KAMU SEDANG MEMBACA
huang renjun
Ficção GeralSiapa sangka seorang Huang renjun dan Kim yeji dengan sikap yang sama-sama kasar itu akan saling mencintai,,