Setelah kita berdua udah tau siapa yang manggil kita,,
Deg!Author POV
Mereka berbalik dengan posisi renjun masih menggendong yeji ala bridal style.
Setelah itu dengan perlahan renjun melepaskan yeji dari gendongannya,,
"Papah?". Ya yang memanggil mereka adalah papahnya renjun.
Dengan gerakan refleks yeji membungkuk hormat dan segera menunduk.
Papah renjun mendekat ke arah mereka berdua, dengan mata renjun yang menatap papahnya bingung.. seperti mengerti dengan tatapan anaknya,papah renjun segera memberikan sebuah kertas yang terlipat rapih berwarna kuning juga hiasan yang bagus.. dengan hal ini semakin mengundang rasa penasaran juga rasa bertanya tanya di benak renjun..
"Yeji udah berangkat,, tadi dia sempat nunggu.. yaa,, papah coba bujuk dia buat nunggu sebentar, setelah lama akhirnya dia menyimpulkan kalo kamu gak akan datang. Dia nitip surat ini buat kamu" ucap papah renjun panjang lebar, membuat renjun tersenyum kecut matanya berkaca-kaca menatap secarik kertas itu,, sebuah tangan menepuk pelan bahu renjun pelakunya adalah papahnya "renjun, papah yakin kamu udah dewasa sekarang, tolong jadi lebih baik lagi. Terima semuanya" ucap lagi papahnya, seakan memberi penegasan disetiap ucapannya.. tentu saja papah renjun tau perihal masalah renjun dan Yeri seperti apa.
Renjun menyimpan surat itu di saku jaketnya,, dan segera menggenggam tangan yeji
"Yeji ayo " ucap renjun menarik tangan yeji, membuat sang gadis ini mendongkak kaku, sambil melihat ke arah papah renjun yang masih setia menatap mereka berdua,, renjun menarik tangan yeji dan membawanya pergi dari hadapan papahnya,
"Renjun jangan pulang terlalu malam" teriak papahnya,, saat renjun pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah katapun untuk papahnya,,
Saat langkah kedua anak remaja itu telah hilang dalam pandangannya,, papah renjun menghela nafas berat seperti sedikit mencemaskan anaknya .
.
Di mobil keadaan hening,, renjun begitu fokus untuk menyetir, keadaan yeji gugup dan Canggung.. ingin mengawali untuk berbicara namun takut di balas amarah, saat ini gadis itu sangat paham dan mengerti bagaimana suasana hati renjun sekarang,, jadi dia memilih diam dan melihat ke arah jalanan.
"Happy birthday" ucap renjun dengan suara yang pelan juga cepat,, membuat yeji menegakkan tubuhnya menatap renjun,, "hah? Gue ga denger" ucap yeji,, membuat renjun terkekeh. Yeji terpaku melihat kekehan renjun,, "Lo pura pura gak denger biar gue ngucapin lagi?" Ucap dia,, tapi jujur hati yeji menghangat mendengar sedikit candaan renjun,, yang berarti sekarang dia tidak begitu sedih dan terpuruk,,
" Apaan sih Gue beneran gak denger njun" ucap yeji , membuat renjun menghentikan mobilnya di pinggir jalan namun diluar sana tidak begitu sepi juga tidak begitu ramai..
"Happy birthday Jung yeji" ucap renjun menghadap yeji, dengan wajah yang datar namun penuh penekanan agar sang gadis mendengar nya dengan jelas,,
Dug! Yeji mengerjapkan matanya dan menatap ke arah lain asal tidak menatap kedua obsidian mata renjun yang sedang menatapnya,, alhasil yeji kembali menyenderkan tubuhnya di kursi penumpang "okee makasih" ucap yeji mencoba tidak terlalu gugup,, kemudian renjun kembali melajukan lagi mobilnya,,
"Maaf gue baru ngucapin sekarang" ucap dia lagi, membuat yeji tersenyum simpul "gak apa lagian,, njun tapi Lo sekarang beneran baik baik aja?" Ucap yeji sambil menanyakan sesuatu yang sangat buat dia penasaran dari tadi ,, waajh renjun sedikit menekuk "kan udah gue bilang ,mungkin seharusnya gue ga bisa ketemu dia buat terakhir kalinya" ucap dia sambil menyetir,, "njun apa sih ini bukan terakhir kali kalian pasti ke--".ucap yeji terpotong "Udah sampai,cepet turun" ucap dia Tiba2. Yeji mengerjap dan melirik kearah tempat dimana Renjun berhenti *restoran? kemudian dia menengok renjun kembali,, lihatlah Renjun bahkan tidak ingin mendengar penuturan kata yeji selanjutnya dan memilih mengabaikannya. Mungkin dia ingin melupakan Yeri dan mencoba lebih baik karena sekarang ada yeji dihidupnya meski hanya teman:) .
"Lo mau traktir gue makan?" Ucap yeji dengan wajah berbinar,, si renjun malah terekekeh melihat ekspresi wajah yeji yang sangat senang "ya ini kado ulang tahun buat Lo" ucap dia sambil melenggang pergi duluan,, membuat yeji terdiam dengan senyum yang mulai pudar karena sedikit kaget dengan ucapan renjun. Kado ulang tahun ucapnya? Yang benar saja,, ini benar-benar membuat yeji semakin senang.. tanpa sadar bibirnya tersenyum manis lagi dan akhirnya diapun ikut masuk mengikuti langkah renjun.
.
Saat yeji masuk dia mencari keberadaan renjun, Karena pria itu masuk duluan tanpa menunggunya tadi.
Seorang pria melambaikan tangannya ke atas, membuat mata yeji melihat ke arah tangan itu ya pria itu renjun , seolah memberi isyarat kepada yeji agar mendekat ke tempat dia berada,,
Yeji sudah duduk begitu pula renjun, mereka duduk berhadapan..
"Gue yang pilih menunya" ucap renjun dan segera memanggil pelayan restoran, yeji hanya mengangguk sambil melihat-lihat desain restoran ini, setelah sibuk memilih menu renjun kembali menghadap yeji,
"Besok terakhir ujian ya" ucap renjun, membuat yeji menatap pria itu dan mengiyakan "iya,, bulan depan kita ujian nasional" lanjut yeji, "kalo udah usai sekolah Lo masih di Seoul kan?"tanya renjun , yeji terkekeh "ya iyalah, mau kemana lagi" ucap yeji ,, "bisa jadi Lo pindah lagi ke Busan" ,, ucap renjun dengan memandang kedua obsidian mata yeji. Sang gadis menghentikan kekehanya dan menatap renjun pula,, ya sebenarnya yeji berpikir bahwa mungkin saja dia akan pindah lagi ke Busan untuk melanjutkan sekolah di universitas.. tapi kenapa renjun tiba2 membahas hal seperti ini,, lamanya mereka terpaku akan tatapan masing-masing,, dan
"Tuan,nona kami mempersiapkan menunya" ucap pelayan berhasil membuyar kan pandangan kedua anak remaja ini,, "ouh iya silahkan".. ucap renjun mempersilahkan,,
.
KAMU SEDANG MEMBACA
huang renjun
Fiction généraleSiapa sangka seorang Huang renjun dan Kim yeji dengan sikap yang sama-sama kasar itu akan saling mencintai,,