Proyektor ݈݈-݇

26 5 1
                                    

Happy reading

"Yang lain aja bu, jangan aku please".

"Kenapa sih? Proyektor ngga berat kali. Kelas nya RPL juga ngga jauh kan"

"Tapi kan-"

"Mau presentasi ngga?"

"Yaudah deh".

Dengan berat hati Abian melangkah ke kelas RPL.
Dia males banget ke kelas RPL, selain karena sebagian besar Anak RPL itu cowok. Dia juga malas ketemu Angkasa.

Bukan tanpa alasan, Angkasa itu orangnya usil dan galak. Abian kan takut:(

Tok tok tok

Abian mengetuk pelan kelas RPL yang tertutup rapih, Namun dia bisa mendengar suara keributan dari kelas itu.

Seorang laki laki dengan badan yang super tinggi membukakan pintu.

"Ada apa?"

"Mau ambil Proyektor nya Bu Jessica".

Orang tadi pun mempersilahkan Abian masuk, ia melihat barang yang ia cari ada di atas meja murid paling depan. Langsung saja ia berjalan ke arahnya, mengabaikan orang orang di kelas itu yang menatapnya.

Setelah ia mengucapkan terima kasih kepada orang yang membukakan ia pintu tadi, ia pun berjalan dengan cepat meninggalkan kelas itu.

Terlalu cepat berjalan membuat Abian sedikit kurang hati hati sehingga menabrak orang di depannya.

Ia menatap orang yang ia tabrak tadi.

Deg

Mata mereka bertemu, sejenak hening melanda.

"Punya mata di pake. Kalo ga dipake mending dijual".

Mata Abian membulat mendengar perkataan orang itu.

"Maaf, ga sengaja".

Abian menunduk, tidak berani menatap orang di depannya yang melihatnya dengan tatapan tajam seolah ingin memakan Abian.

"Ck".

Abian lantas meninggalkan orang tersebut, tanpa sadar seseorang tadi masih melihatnya.

Proyektor di pelukan Abian diambil paksa oleh orang itu. Belum sempat bertanya seseorang itu sudah mengatai nya lagi.

"Badan kecil sosoan mau bawa proyektor. Udah sana jalan biar gua yang bawa".

Akhirnya mereka jalan beriringan dengan suasana canggung.

Mereka pun sampai, jarak kelas RPL dan AK memang tidak terlalu jauh.

Orang itu memberikan proyektor tadi kepada Abian.

"Makasi Angkasa".

Mendengar ucapan Abian orang itu berhenti sejenak lalu bebalik dan tersenyum kecil kepada Abian.

Senyuman yang nyaris tak terlihat.

COMELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang