Semula ݈݈-݇

45 5 0
                                    

Happy reading♡

Setelah malam itu, semua nya berakhir dan kembali seperti semula. Abian setelah kejadian itu mengurung diri dan menghabiskan waktunya untuk menangis. Dirinya sudah kotor, dan penyebab dari semua itu adalah sosok yang selama ini sangat ia cintai.

Tapi keterpurukan itu tidak lama, Abian kembali bersekolah seperti biasanya. Sibuk dengan kertas kertas yang berisikan laporan keuangan membuat ia sedikit lupa dengan sosok yang telah membuatnya sangat kecewa.

Namun di sisi lain ia sangat bersyukur kejadian kelam itu tidak terbongkar. Semuanya tersusun rapi, bahkan Laudi pun tidak mengetahuinya. Abian sangat pandai menyembunyikan luka.

Kalau ada yang bertanya bagaimana dengan Angkasa? Angkasa baik baik saja, ia masih sibuk dengan laptop dan segala program programnya.

Mereka menjalani hidup seperti biasa, seperti tidak ada yang pernah terjadi. Ketika mereka tidak sengaja berpapasan pun mereka akan saling tidak melihat, jika biasanya Abian akan tersenyum malu malu saat berpapasan dengan Angkasa maka saat ini tidak. Abian akan memasang wajah datarnya, sangat berbeda dengan Abian yang Angkasa kenal.

Dan itu membuat Angkasa merasa kehilangan.

🌫🌫🌫

"BI". suara heboh Laudi di ambang pintu terdengar jelas membuat Abian yang sedang sibuk mengerjakan laporan keuangan mengalihkan atensinya.

"Berisik jir". Abian melepaskan kacamat yang bertengger manis di hidungnya.

"Lu harus tau"

"Apa?"

"Angkasa jadian ama Rosa".

"Oh"

"Oh? Lu gila ya bi?". Laudi memandang tak habis fikir dengan kawannya ini

"Terus gua mesti ngapain? Nangis nangis gtu?"

"ANGKASA ITU GEBETAN LU GOBLOK". Sebuah jitakan sayang mendarat di kening Abian.

"Udah ngga". Balas Abian santai

"Kok bisa?"

"Perasaan gabisa di tebak. Udahlah sana, gua mau belajar nih"

"Lu ga sakit hati emangnya?"

"Sakit hati? Ngga tuh. Gua b aja"

"Wah sakit nih anak"

Ia mengangkat bahu nya acuh dan kembali berkutat dengan kertas kertas tadi, sedangkan Laudi sudah meninggalkan kelas Abian.

Abian memijit pangkal hidungnya pelan, memejamkan matanya agar air mata yang berlomba lomba ingin turun bisa ia tahan.

'Ngga, gua gabole jatuh lagi'

Abian terus menyemangati dirinya. Ia sudah berhasil bangkit dari rasa cintanya yang membuat ia jatuh terlalu dalam. Ia tidak ingin dibodohi lagi dengan cinta. Karena fokusnya kini cuma satu, yaitu masa depan yang tidak bisa di tebak.


"Di suatu titik kamu akan sadar kalau kamu sudah memberikan begitu banyak untuk seseorang, sehingga yang bisa kamu lakukan akhirnya hanyalah berhenti. Pergilah. Bukan berarti kamu menyerah, dan bukan berarti kamu tidak mencoba. Kamu harus mengetahui bedanya determinasi dan keputus-asaan. Apa yang memang milikmu pasti akan jadi milikmu, dan apa yang bukan, sebagaimanapun kamu mencoba, tidak akan pernah jadi milikmu."

The End

COMELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang