Done 17

456 72 32
                                    

CHAPTER 17
.

.
***

Mata Yesung mulai berkaca-kaca. Ini kedua kalinya Kyuhyun membentaknya. Yesung merasa sakit hati saat melihat mata yang biasa lembut itu, kini menatapnya penuh amarah.

"Kau menyakitiku." Yesung lebih memilih menepis tangan Kyuhyun. Lalu pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi.

***
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Taeyon tak melepas tatapannya pada anak sambungnya, Yesung memang bukan anak kandungnya. Tapi lebih dari itu, Taeyon selalu menganggap Yesung sebagai anak kandungnya sama seperti Seulgi. Bila Seulgi adalah bungsu di rumah ini, maka Yesung adalah sulung di rumah ini.

Tangan Taeyon mengelus tangan Yesung, sejak pulang dari pesta Yesung terus berdiam diri. Tiffany datang bersama Yunho pun tak bisa membuat Yesung berbicara. Dan pada akhirnya Tiffany menyerah, karna Tiffany tau Yesung selama ini lebih nyaman dengan Taeyon. Yesung dapat melihat Taeyon sebagai teman berbagi cerita sama seperti Ryeowook, tapi pada Tiffany, Yesung seperti masih memiliki benteng tinggi. Ini salahnya,, Tiffany tau itu. Kesalahannya pada masa muda Yesung, Tiffany menyesali kenapa dia dulu ikut menyibukkan diri dan memilih menjauh dari ibu mertuanya sehingga menyebakan dia juga jauh dari anaknya.

Kali ini Tiffany menyerahkan semua pada Taeyon untuk menjaga anak semata wayangnya. Kenyamanan Yesung terbukti pada Taeyon, dengan bagaimana dia mengungkapkan identitas kepura-puraannya lebih dulu pada Taeyon. Dan Tiffany, dia masih patut bersyukur bila bukan Taeyon yang memberi tahunya. Maka sampai saat ini mungkin dia akan menjadi pihak yang tidak tau.

"Yesung...!!" Panggil Taeyon pelan. Tapi Yesung tetap diam, lebih dari satu jam Taeyon tetap dalam posisi ini. Dan jarum jam sudah menunjukan pukul 2 malam, tapi Yesung masih tidak bergerak walau sekedar untuk merebahkan diri.

"Aku ingin tidur." Taeyon menghela nafas, akhirnya Yesung mengeluarkan suara. Taeyon membantu Yesung membaringkan tubuhnya di ranjang. Saat hendak pergi Yesung menahan tangan Ibunya sambungnya ini.

"B-bisakah kau di sini saja. A-aku......" Taeyon tersenyum mendengar kegugupan Yesung.

"Tentu,, aku akan menemanimu sampai kau tertidur." Taeyon duduk kembali di pinggiran ranjang. Dan mulai mengelus permukaan rambut Yesung, agar pemuda dengan segudang tanggung jawab ini bisa melepas lelahnya.

"Kau mirip sekali dengan Kangin Ayahmu,, walaupun aku tidak lama hidup dengannya. Tapi Ayahmu tidak pernah mengabaikan semua tanggung jawab, persis seperti dirimu sekarang. Hanya bedanya, kau terllau nekat nak." Taeyon mulai bercerita mencoba untuk mencairkan suasana hening di kamar Yesung.

"Apa kau mencintai Ayah?" Tanya Yesung tiba-tiba.

"Tentu saja." Taeyon tersenyum sembari mejawab.

"Aku belum sempat meminta maaf padamu. Maafkan aku, karna telah merusak kehidupan kedua orangtuamu dulu. Saat itu Ibu Kangin tiba-tiba saja mengenalkan putranya yang sudah menikah pada keluargaku....."

"Sudah Bu, aku sudah melupakannya. Jangan membuka luka lama, biarkan itu menjadi cerita saja. Aku tidak pernah membencimu,, hanya sedikit kesal." Potong Yesung cepat, karna enggan terluka lagi.

"Baiklah, tidurlah. Aku di sini." Yesung mengangguk, lalu mencoba memejamkan matanya.
Sedangkan Taeyon menikmati waktunya sambik mengamati wajah Yesung yang mulai terlelap.

Done ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang