Perkuliahan yang berlangsung selama hampir lima bulan akan berakhir setelah ujian akhir semester. Seluruh mahasiswa tak terkecuali Zizi mulai merencanakan mengisi liburan nantinya. Zizi tidak ingin memanfaatkan libur semester pertama ini di kampungnya. Ia ingin mengambil kelas kursus bahasa Inggris namun juga berencana untuk memburu seminar dan workshop.
Pada jeda waktu tak ada kelas perkuliahan, Zizi ditemani Mawar dan Tius nongkrong di depan perpustakaan umum. Sudah lumrah jika para mahasiswa lesehan di koridor perpustakaan umum.
"Ayo ke kampungku sista. Tahun baru di Toraja banyak acaranya. Nanti kalian kubawa keliling di sana." Ajak Tius.
"Saya mau pulang kampung." Kata Mawar.
"Saya daftar kursus pendek." Tanggap Zizi.
"Kursus apa Zi ?" Tanya Mawar.
"Ambil speaking yang dua Minggu selesai" Zizi.
"Yah padahal diawal tahun kakakku menikah. Saya ingin kalian datang sebagai tamuku." Sambung Tius.
"Bagaimana yah ? Kursus yang mau saya ikuti di tanggal 23 berakhir, setelah itu kosong. Nanti 11 januari ada workshop yang adakan jurusan elektro. Tertarik ikut." Zizi.
"Kalau begitu di tanggal 27 kamu bisalah berangkat Zi. Nanti baliknya tanggal 6 januari karena pesta kakakku di tanggal 5. Jadi tahun baru samaan kita." Saran Tius. Zizi akhirnya mengangguk mengiyakan.
Sedang Mawar masih memikirkan cara ia bisa ke Toraja. Mawar tidak punya alasan kepada orang tuanya. Malam pergantian tahun mewajibkan seluruh anggota keluarga Mawar harus berkumpul. Malam kesakralan akan dipimpin langsung oleh neneknya di tahun ini.
"Saya harus tahun baru di rumah. Maaf tidak bisa ikut." Kata Mawar.
"Mawar tidak setia kawan." Tius menghardik.
"Tidak begitu juga Tius !" balas Mawar.
"Kau nih.. mungkin Mawar punya acara keluarga." Bela Zizi.
"Santai gays. Kita bisa liburan bareng dilain waktu." Lanjut Zizi.
"Ya sudahlah." Kata Tius.
"Mukamu biasa saja Tius. Tidak enak liatnya." Kata Mawar.
"Senyum dong ganteng." Goda Zizi. Akhirnya Tius tidak ngambek dan mereka tertawa bersama.
Ketiga mahasiswa itu tidak menyadari mereka menjadi pusat perhatian. Orang-orang betah menatap mereka. Apalagi saat tersenyum dan tertawa seperti saat ini. Si cantik Mawar dengan rambut ikal natural. Lalu ada Tius dengan lesung pipi yang membuatnya dijuluki Afgan-nya math. Serta si manis Zizi yang nggak pernah mau dipuji cantik maunya dipanggil cerdas.
Teman seangkatannya bukan tidak ingin bergabung dengan mereka. Beberapa orang kurang percaya diri kalau jalan bareng terus bakal ada yang komentar merusak pemandangan. Padahal Tius dan Zizi sangat friendly sama teman-teman seangkatannya di fakultas. Mawar pun sering membantu jika ada yang kesulitan menangkap materi. Mereka ramah dan terkenal cerdas di kalangan mahasiswa baru seprodi. Kalau rangking mereka ingin diurutkan dari yang terbaik maka Mawar pertama, lalu Zizi dan terakhir Tius.
Dari dalam perpustakaan, Jeop berdiri di depan kaca transparan menghadap keluar. Bersama Ishaq ia menempelkan kertas pada papan buletin perpustakaan umum. Setiap kertas yang tertempel harus tercetak sama pada setiap halamannya sehingga dari dalam dan luar perpustakaan terlihat isinya. Papan buletin terbuat dari kaca transparan berukuran 3x2 meter yang diletakkan dekat dinding perpustakaan.
Mungkin ia beruntung hanya kebagian memegang kertas dan lem sedang Ishaq yang merekatkan semua kertas tersebut. Sehingga Jeop dapat melihat kearah luar perpustakaan. Gadis yang berpapasan dengannya saat hendak berwudhu di hari pertama perkuliahan sedang berkelakar bersama dua sahabatnya. Jeop tidak ingin mengalihkan pandangannya kearah lain sedetik pun.
Yap benar. Jeop senang melihat mahasiswi berjilbab yang ia tau bernama Zizi. Menurut Jeop kata senang yang dipilihnya merujuk pada tampang dan perilakunya yang berbanding lurus. Jeop pernah melihat gadis cantik itu membantu seorang nenek pemulung plastik lalu memberikannya uang di area yang cukup sunyi. Kebetulan Jeop masih berada pada lantai tiga gedung utama fakultas teknik saat itu. Berhubung sudah mendekati magrib area kampus lengang sehingga matanya dapat menangkap adegan tersebut.
Di waktu yang lain, Jeop berpapasan dengan gadis tersebut saat berbelanja di pasar tradisional. Saat itu Zizi memperbaiki posisi barang jualan salah satu pedagang karena tersenggol orang yang berlalu di hadapannya. Untung Jeop menggunakan kacamata berlensa coklat waktu itu sehingga ia bebas mengamati Zizi.
Senggolan dari Ishaq mengembalikan Jeop kedunia nyata. Sambil menghadap ke depan Ishaq berkata "cantik yah." Jeop bergumam setuju.
"Kayak model dari iklan shampo." Balas Ishak.
Jeop speechless dengan pernyataan Ishak. Ia sadar yang Ishak maksud adalah sahabat wanita Zizi. Sedang Jeop pikir itu pujian untuk Zizi. Jeop menyeringai sambil berjalan keluar gedung perpustakaan. Jeop tak tau kalau ia membuat mahasiswi yang melihatnya mangap dan tidak mampu berkedip.
Tius yang memperhatikan pandangan para gadis berkomentar, "memang yah tipe Superman yang diinginkan banyak wanita."
Mawar dan Zizi ikut memandang Jeop yang lewat di depan mereka.
"Kira-kira berapa banyak tuhan menurunkan duplikat cowok itu di zaman ini?" Tanya Mawar.
"Kenapa kau ingin tahu ?" Tius balik bertanya sambil tertawa.
"Soalnya aku mau juga." Jawab Mawar sambil senyum manis.
"Wahai Rose yang cantik namun berduri, Henry Cavill made in Indonesia itu sudah ada yang punya." Kata Zizi.
"Sok tau" Balas Mawar dengan penekanan pada kata terakhir.
"Dimana kau kenal sama si Cavill barusan ?" Tius ikut penasaran.
"Tidak kenal. Saya hanya pernah lihat dia menjemput wanita berjilbab besar dan mereka berboncengan mesra. Fyi biasanya begitu hanya pasangan suami istri." Jelas Zizi.
Walaupun Mawar dan Tius punya kepercayaan yang berbeda dengan Zizi, namun mereka sedikit paham dengan maksud perkataan Zizi.
"Rose pergilah keliling dunia dan temukan Superman yang lainnya diluar sana." Kelakar Tius seperti pemain drama musikal.
Mawar yang sudah bosan membantah panggilan tersebut ikut tertawa bersama Zizi dan Tius. Sore itu mereka habiskan dengan menonton film di laptop. Mereka memutuskan pindah posisi nonton ke belakang LT2 yang lebih tenang. Sebaiknya masa minggu tenang harus dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa untuk readjust pikiran.
#Lagu yang terputar di media murni hanyalah lagu yang di dengar penulis saat menyelesaikan tiap chapter. Kadang ada yang nyambung dengan isi cerita namun ada yang cuma penyemangat saat menulis.
Send happy for you & good luck !
💕💕💕💕💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Or Coincidence
RomanceZizi dilanda bimbang. Haruskah dia melanjutkan rasa ketertarikan yang tak rasional ini. Cupid must have interpreted. Jika semesta tak berpihak dengannya, dapatkah cupid mengarahkan Zizi pada pria yang tepat. Penemuan cinta setiap manusia berbeda. ...