Matahari pagi selalu punya efek menyenangkan bagi gadis manis yang akan berulang tahun ke 18 di hari proklamasi tahun ini. Walau bekas hujan semalam masih mengenang di depan rumah neneknya, tidak menyurutkan semangat Zizi untuk melangkah mencari kendaraan umum.
Hari ini segalanya serba baru untuk Zizi. Tiba di kota Makassar tepatnya jam 3 subuh setelah perjalanan hampir sejam di udara dari kota asalnya. Dilanjutkan dengan kendaraan umum yang dipesan online menuju rumah neneknya. membuat Zizi takjub dengan aplikasi android yang baru terinstal pada handphone. Terjadi banyak perubahan setelah 14 tahun Zizi tidak menginjakkan kaki di rumah neneknya. Meskipun memori balitanya tidak mungkin ada, foto masa kecil Zizi yang terus dia pandangi sejak sebulan terakhir menunjukkan perubahan itu.
Angkutan umum yang dinanti tiba 10 menit kemudian dari waktu Zizi mulai menunggu di persimpangan jalan tepat tiga rumah setelah kediaman neneknya. Kendaraan yang disebut Pt-pt oleh warga Makassar ini adalah kendaraan roda empat dengan posisi penumpang saling berhadapan tepat dibelakang supir hingga ke ujung. Zizi mengisi tempat kosong pada deretan kedua setelah pintu dan mungkin dia penumpang terakhir yang dapat dimuat oleh kendaraan ini pada tujuan kampusnya.
Tanpa terasa Zizi sampai juga di kampus walaupun menempuh waktu lumayan lama. Ia meminta diturunkan pada tugu Limas segitiga. Berdasarkan informasi yang dia peroleh bahwa gedung registrasi bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari gedung rektorat yang tepat 100 meter dari tempatnya berdiri. Saat berada di depan gedung rektorat, mata Zizi menyisir semua gedung yang berada disekitar namun tak menemukan papan nama bertuliskan gedung registrasi. Zizi pun berniat menanyakannya pada satpam yang berjaga.
Namun sebelum niat itu terlaksana seorang pria berkemeja kotak-kotak dengan gradasi biru putih menyapanya. Sepertinya kebingungan Zizi terbaca oleh pria itu.
"Ada yang bisa saya bantu ! Mau ke mana ?" Kata pria itu.
Zizi tak menyangka ada yang menyapanya terlebih dahulu, meski ucapan pria itu belum tentu masuk kategori sapaan. Tapi itu cukup untuk membuatnya berani mengutarakan tujuannya.
"Saya hendak ke gedung registrasi, di mana kak ? pak ?" Zizi bingung memanggil pria di depannya.
Pria itu tersenyum dengan menampilkan lesung pipi. "Ayo ikut saya saja. Kebetulan saya menuju ke gedung tempat registrasi. Kamu mahasiswa baru yah."
Zizi hanya memberikan anggukan seperti kebiasaannya sulit terkontrol sesaat. Mungkin pesona pria tersebut membuatnya lupa dengan larangan mama tentang memberikan jawaban bukan hanya anggukan.
Pria yang berjalan bersamanya itu tersenyum dengan disertai cengiran "kamu keterima di jurusan apa ?" Tanya pria itu.
"Matematika pak, eh kak" balas Zizi.
Zizi heran dengan reaksi dari pria itu. Kalau ada perlombaan senyum terlama mungkin orang ini dapat trophy juara.
"Di sinilah tempat kamu Registrasi ulang. Saya tinggal dulu. Good luck dan kalau kamu tersesat semoga nyasar ke saya saja." Ucapan terakhir pria itu membekas bagi Zizi.
Pria yang tak bernama itu meninggalkan Zizi di depan pintu kaca transparan dua pintu. Saat Zizi memperhatikan kedalam sudah ada segelintir orang yang menunggu untuk registrasi ulang. Zizi pun masuk dan mengikuti arahan dari pihak kampus. Syukurnya Zizi merupakan orang ke-22 pada antrian, jika matanya tidak salah melakukan scanning. Saat waktu menunjukkan pukul 10.35, giliran Zizi untuk melakukan registrasi ulang berkas untuk mendaftar kuliah.
15 menit kemudian Zizi keluar dari gedung tersebut. Saat itulah dia memperhatikan area kampus tepatnya gedung yang baru ia masuki. Di depan gedung berjejer pepohonan jati yang rindang. Sedang di sebelah kiri agak ke belakang terdapat danau yang dihiasi tanaman eceng gondok dan lotus. Zizi mengambil waktu untuk menikmati alam yang tersedia secara cuma-cuma itu. Angin yang bertiup dari arah danau membawa kesejukan dan beraroma dedaunan bercampur kayu jati serta rumput liar. Berlama-lama di pinggir danau serasa menikmati terapi gratis dari Tuhan.
Sejauh mata memandang hanya keindahan yang didapatinya membuat Zizi berucap syukur berkali-kali karena telah diterima saat mendaftar kuliah melalu jalur undangan. Flashback Beberapa bulan sebelumnya, Zizi pasrah dengan hasil tes masuk perguruan tinggi ini jika ia tidak lulus. Zizi pesimis harus mendaftar tes SNMPTN dengan kemampuan pas-pasan tanpa bimbel akan membawanya keterima pada kampus yang diidamkannya. Mungkin ia akan berakhir kuliah pada kampus swasta di kota asalnya dengan biaya tinggi.
Senyum manis masih tersungging dibibir Zizi saat menyusuri pinggiran danau. Beberapa gedung berdiri membelakangi danau tersebut. Hingga ia melihat gedung dengan arsitektur menarik perhatiannya. Bangunan berwarna putih gading yang terdiri dari dua lantai dengan area bawah terbuka tanpa dinding di depan dan belakang. Di lantai dua terlihat teras yang mengarah ke danau dan tebakan Zizi bagian dalamnya terdapat ruang pertemuan. Tanaman bunga dan palm menghiasi taman yang tertata cantik di pinggiran gedung. Sedang pepohonan rindang menaungi bangunan dan parkiran yang dipenuhi kendaraan.
Lantai satu gedung itu terdapat para mahasiswa yang sedang kajian dan kelompok diskusi. Zizi duduk pada sisi belakang gedung yang menghadap danau. Sambil menikmati pemandangan yang tersaji Zizi dapat mendengar diskusi kelompok terdekat yang terdiri dari para mahasiswi. Sepertinya wanita berjilbab abu-abu adalah pemimpin diskusi tersebut.
"....majelis ini ditutup dengan Alhamdulillah hirabbil 'alamin. Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh." Kata wanita tersebut.
"Kak Nita mau tau bagaimana kakak saat pengkaderan kampus, maksud saya saat hendak laksanakan sholat sedang baju yang digunakan kotor karena kegiatan, tapi waktu mepet. Gimana kak ?" Tanya anggota diskusi berbaju merah.
"Laksanakan saja sholat dengan pakaian yang kamu kenakan asal tidak ada kotoran yang menempel. Kalau cuma debu bisa dikibaskan atau harus dibersihkan dengan air untuk tanah basah. Setau saya pengkaderan fakultas itu pelaksanaannya di koridor fakultas dan selalu di sapu sebelum para mahasiswa berkegiatan. Soalnya kita satu fakultas. Diberikan waktu sholat juga kan !" Jawab wanita berjilbab abu-abu. Para anggota diskusi terlihat puas dengan jawaban tersebut.
Setelah kelompok tersebut membubarkan diri, wanita berjilbab abu-abu tersenyum manis kepada Zizi. Lalu wanita itu menghampiri pria yang berada di parkiran. Kedua orang yang berada di parkiran tersebut berbincang dan menengok sebentar kearah Zizi berada, kemudian meninggalkan parkiran dengan mengendarai motor matic.
Mata Zizi mengikuti perginya pasangan tersebut hingga menghilang. Zizi mengagumi pria itu yang betah menunggu istrinya berkegiatan. Menurut Zizi betapa beruntungnya wanita berjilbab abu-abu itu memiliki suami yang sabar dan dilengkapi tampang yang tampan serta postur juga bagus. Zizi memukul kepalanya karena telah mengagumi suami orang. Dengan cengiran lebar ia meninggalkan gedung tersebut.
Hello... Salam kenal. 😍🥰
Send happy for you & good luck !
💕💕💕💕💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Or Coincidence
Roman d'amourZizi dilanda bimbang. Haruskah dia melanjutkan rasa ketertarikan yang tak rasional ini. Cupid must have interpreted. Jika semesta tak berpihak dengannya, dapatkah cupid mengarahkan Zizi pada pria yang tepat. Penemuan cinta setiap manusia berbeda. ...