♕Three of Us: Rusuh

882 163 13
                                    


Happy Reading♕♕

^^


SUARA bersin baru saja terdengar dengan sangat keras dari lantai atas. Membuat semua orang yang berkumpul di ruang tengah sedang menonton televisi sampai mengalihkan perhatian.

Bola mata Sunwoo membulat terkejut. Begitu juga dengan bibirnya yang ikut membulat.

"Itu orang bersin udah kayak suara bom nuklir. Rumahnya sampe getar," celetuknya terheran-heran.

Mendengar itu Shuhua sontak tertawa keras. Memegangi perutnya yang terasa geli karena celetukan Sunwoo.

"Sunu kalo ngomong suka ngaco, heran.  Aku jadi geli dengernya," tukas Shuhua ditengah tawanya yang enggan berhenti.

Jackson dan Irene ikut terkekeh singkat selama sejenak. Lalu mereka kembali serius seperti sebelumnya.

"Kayaknya Wooseok sakitnya makin parah," ujar Irene menerka.

Suara bersin yang baru saja mereka dengar adalah suara bersin Wooseok yang berada di kamarnya.

Sejak pagi tadi Wooseok sudah mengeluh kalo tidak enak badan. Dia bilang juga sedang pilek. Makanya pagi-pagi tadi Irene membuatkan wedang jahe untuk anaknya itu.

Ketika diajak untuk periksa ke dokter, Wooseok menolak. Dia bilang cuma sakit biasa karena dia kelelahan. Tapi sepertinya itu bukan cuma sakit biasa. Terbukti dari suara bersinnya tadi.

"Coba kamu cek, takutnya beneran makin parah," timpal Jackson.

Irene mengangguk. Tanpa menunggu lama lagi langsung beranjak dari duduknya. Berjalan ke arah anak tangga menuju lantai atas.

"Mami, ikut!" seru Sunwoo yang langsung ikut bernajak dari duduknya. Berlari mengikuti langkah sang Mami.

"Eh, ikut juga!"

Shuhua menyusul dari belakang.

Melihat kelakuan kedua anak termudanya itu Jackson menggeleng kepala tak habis pikir.

"Udah kayak buntut aja," gumamnya.

.

"Kalo kak Wooseok beneran sakit gimana dong? Besok kita nggak jadi pergi jalan," tukas Shuhua ketika mereka baru sampai di depan pintu kamar Wooseok.

Memang sebelumnya mereka sudah berjanji untuk pergi camping musim panas seperti yang sering mereka lakukan. Tapi kalau Wooseok benar-benar sakit, maka campingnya harus ditunda. Itu yang membuat Shuhua merasa khawatir.

Mengabaikan ucapan Shuhua, Irene langsung mengetuk pintu kamar Wooseok seraya memanggil putranya itu.

"Wooseok?"

Beberapa detik kemudian suara yang terdengar sedikit serak menyahut dari dalam.

"Masuk aja, Mam. Nggak dikunci!"

Tanpa menunggu diperintah lagi, tangan Irene langsung mendorong pintuㅡmembukanya agar mereka bisa masuk.

Begitu pintu dibuka, pemandangan Wooseok yang meringkuk di atas kasur dengan bebalut selimut tebal langsung menyambut mereka.

Irene berjalan mendekat ke tempat tidur. Diikuti dengan Shuhua dan Sunwoo di belakangnya.

"Kak, tadi pas kakak bersin, rumah beneran sampe geter. Serius deh," cetus Sunwoo dengan ekspresi wajah takjub.

Mendengar itu rasanya Wooseok ingin sekali melemparkan bantal ke arah Sunwoo. Tapi karena kedinginan, dia jadi tidak bisa bergerak untuk melakukannya. Maka yang bisa dia lakukan hanya melotot kesal ke arah adik laki-lakinya itu. Baru masuk langsung membuat emosi saja. Otak Sunwoo kadang memang perlu untuk direset.

Three Of Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang