Happy Ied Adha! ☪️
======
"Permisi! Kiriman!"
Gentarou membuka pintu sembari memasang muka mengantuk ketika pintu kamarnya diketuk berkali-kali.
Dengan kacamata khusus saat untuk mengetik cerita, ia menatap seorang pemuda SMP yang membawa sebuah kantung yang seperti beraromakan daging.
"Ah, Saburo. Ada apa?"
"Ini, dari Bang Ichi. Katanya disuruh nganterin buat Bang Gentarou, mau daging sapi Pak Haji, 'kan?"
Diterimanya kantung tersebut sambil mengangguk dan berterima kasih.
"Kambingnya sudah dipotong, ya?" Mengingat kalau ia sendiri juga menyumbangkan 1 kambing ras Etawa untuk di qurbankan atas nama kakek neneknya terdahulu.
Saburo mengangguk singkat. "Ya sudah. Kalau begitu Saburo pamit mau mengantar lagi, permisi."
Gentarou melambai singkat saat Saburo berpamitas pergi menuju kamar penghuni apartemen lain yang akan disumbangkan.
Kalau dipikir lagi, ia tak pernah menyaksikan proses sembelihnya karena sibuk bekerja meski ikut menyumbang. Jadi sekarang, dirinya bergegas pakai baju santai dan ke masjid terdekat dekat kompleks apartemen HM.
Saat sampai, banyak anak kecil berkerumunan yang kepo, ibu-ibu yang sesekali membantu agar mereka tidak bermain di sana, serta bapak-bapak yang tengah menyembelih kambing lain.
Bau anyir darah hewan masuk ke penciuman, tapi novelis itu tahan agar bisa mendekat ke area untuk melihat prosesnya.
Matanya menemukan ada Dice, Kuuko, Samatoki, dan Ichiro yang tengah membantu menyisihkan daging yang akan dibagikan untuk penduduk kampung di dalam tenda yang dipasang pihak masjid.
"Oh, Gen! Elu datang juga!" Dice mendongak sambil menyengir padanya. Bajunya basah akan keringat dan beberapa noda darah hewan.
Gentarou mengangguk pada mereka sekilas dan bertanya, "Sepertinya lancar motongnya. Sudah berapa ekor yang disembelih?"
"Baru tiga ekor. Nanti Mas Riou dan Mas Hitoya mau nyembelih sapi Pak Haji." Kuuko menyahut sambil memotong bagian kaki kambing dengan gesit.
"Oh iya, mereka lagi ngurus isi perutnya dulu di sungai. Elu sudah dapat kantungnya dari Saburo dan Jiro?" tanya Ichiro pada sang novelis yang disambut anggukan.
"Aku dapat dari dek Saburo. Memangnya dek Jiro juga ikutan keliling? Gak keliatan, tuh." tanyanya balik dengan bingung, membuat Ichiro terheran.
"Lha, katanya mau ikutan Saburo nganter daging ke gue. Kok aneh?" Ichiro terheran sambil mendongak.
Samatoki yang memisahkan kepala dan otak kambing menyeletuk enteng. "Palingan dia diseret si Jyuto buat keliling kampung."
"Apa?! Mau dibawa kemana adek gue yang manis?!"
"Mana gue tahu, emangnya gue pawang dia, gitu? Dasar kakak ga guna."
"Gue hajar elu ya!!"
"Chir, darahnya meletik kemana-mana, woi! Tokek bangsat, diem napa! Potong dagingnya dulu!! Nanti Pak Haji marah!" protes Kuuko pada keduanya.
"Bacot, sok suci lu."
Ichiro kembali duduk memotong daging sambil mendumel dengan aura gelap, membiarkan Kuuko dan Samatoki bertatapan kilat listrik a la drama.
"Gen, gantian napa motongnya. Gue capek." keluhnya enteng.
"Ogah banget."
Gentarou menghela nafas, sepertinya ia menghalangi kerja mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serependity Next Door [HypMic FF]
Fanfiction‼️UPDATE SESUKA HATI‼️ HM Apartment yang nyatanya adalah kos-kosan tingkat bermuka apartemen memiliki warganya yang normal dan tak normalnya sendiri. Dari kelelahan batin sang pekerja salesman menghadapi hidup kerja hingga kreasi sate serigala dari...