***
Dylan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti di sebuah gedung kosong yang berada lumayan jauh dari jalan raya. Ia berjalan memasuki gedung tersebut dan melangkah dari satu ruangan ke ruangan berikutnya. Sekumpulan pria berjaket hitam dengan logo selaras, terdengar menyambut kedatangan Dylan dengan sebutan 'the God' yang berarti dewa. Dylan hanya menatap lurus ke arah depan tanpa melirik sedikitpun ke arah lain.
Dylan berhenti di satu tempat dengan satu meja di tengah ruangan. "Buktinya ada di sini" Dylan mengeluarkan flashdisk dari sakunya. "Lo rekam kejadian itu Lan?" tanya Aldo dengan senyum sumringah. "Tentu. Karna Orang itu cuma bisa rapih tapi ga bisa se-cerdik gue" Dylan membanggakan diri. Hampir semua anggota geng, tersenyum kagum terkecuali Ravel yang bersandar di tepi daun pintu dengan raut wajah yang menampakkan kerutan di dahinya. Dan hanya Dylan yang melihat pria tersebut merasa kebingungan dengan apa yang Dylan ungkapkan barusan.
"Kenapa Vel? Ada yang salah?" Dylan menunjukkan senyuman miringnya. Ravel yang merasa namanya disebut oleh Dylan, tertegun kaku dan cepat-cepat membenarkan posisinya. "Gini, AVEROZ adalah geng yang sangat bertumpu pada pengabdian, bukanlah kepercayaan. Cukup jelas bukan?" Dyan menyudutkan matanya ke arah Ravel. "iya, udah jelas" jawab Ravel dengan tubuh gemetar. "Bagus" ucap Dylan singkat.
"Sebelum rekaman ini diputar, gue mau menyampaikan sesuatu," Dyan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana yang tengah ia kenakan."Kalian semua pasti nganggap ini adalah rekaman CCTV bukan?. Tapi tebakan kalian salah. Asal kalian tau, markas AVEROZ yang kini kita tempati, ga ada kamera pengintai ataupun semacamnya. Kenapa, karena tujuan dibuatnya geng AVEROZ bukan untuk mencari penjahat melainkan melahirkan penjahat. Dia yang bersalah, dia juga yang menghukum dirinya sendiri." Semua orang yang ada di sana berhasil dibuatnya bingung. Jika bukan rekaman pengintai, lalu apa?.
"Kau membawa benda yang aku suruh?" Dylan bertanya pada Genta---pria berkacamata yang terkenal dengan kemampuan IT. "Tentu" Genta mengeluarkan netbook dari tas ranselnya. Dylan memasukkan USB kemudian dibukanya file rekaman tersebut. Betapa terkejutnya semua anggota yang menyaksikan rekaman yang berisi adegan brutal yang dilakukan seorang pria berjaket hitam dengan lambang gold wolf. Tidak lain dan tidak bukan adalah Galang---ketua geng RAXEGAR yang sempat Dylan hajar sampai berakhir di rumah sakit.
Terlihat dari layar yang bergerak-gerak dan seolah tertutup, nampak jelas bahwa video itu direkam oleh seseorang secara diam-diam. Dalam video tersebut, menayangkan perilaku kasar seorang Galang Erlangga kepada gadis berumur sekitar 16 tahun yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nara---adiknya Dylan.
Awalnya, Dylan pun tidak menyangka Galang berani melakukan hal itu pada seorang wanita apalagi yang ia ketahui adalah adik seorang ketua geng AVEROZ. Yang Dylan tau Galang adalah pacarnya Nara. Mungkin terjadi suatu kesalahpahaman pada hubungan mereka hingga hal ini terjadi. Namun, Dylan yang merasa ada hal lain yang disembunyikan adiknya itu. Cukup fatal dan rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE ✎
Teen FictionWalau cantik dan manis, tetap saja bagi mereka di luar sana, May hanya seorang gadis biasa yang penuh dengan rasa angkuh. Bagaimana tidak, sifatnya yang kosong dan sulit ditebak menjadikan hadirnya seolah seperti mayat hidup. Hanya pria spesial yang...