7| Cupu

86 28 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

11.00 [XII IPS 3]

Di waktu istirahat, Dylan dan kedua temannya tak ada rencana untuk pergi ke kantin. Entahlah, mungkin hanya Dylan yang tidak ingin pergi, namun Kemal dan Gavin sudah seperti lem yang melekat terus pada Dylan.

"eh, Vin! Tadi Lo dipanggil ke kantor ada masalah apa?" tanya Kemal membuka pembicaraan. Gavin yang ditanya pun menoleh dan hendak menjawab, "gue.. mukul cewek ampe berdarah"

"Kok bisa?" tanya Kemal yang masih penasaran.

"Ya habis, dia buat gue kesandung pas jalan. Mana malu diliatin banyak orang, ya gue emosi lah" jawab Gavin dengan nada malasnya.

"Lo harusnya malu pas Lo mukul tuh cewek." Dylan mulai bersuara, karena merasa kurang menyukai cara Gavin memperlakukan wanita.

"Yaelah, si cupu gausah Lo kasihanin Lan. Cewek ga berguna tuh." maki Gavin. Dylan hanya pasrah pada pemikiran Gavin.

"Cupu?, Wait.. sejak kapan ada cupu di Sekolah blueblood ini?" tanya Kemal.

"Dia murid baru. Dia ceroboh, ga punya mata!" jawab Gavin ditambah dengan bibir menyungging Jengkel.

Kemal mengangguk faham. Ia melirik ke arah Dylan yang sibuk mencorat-coret kertas dengan angka-angka. "Lan, Vin! ke kantin kuy, gue laper," Gavin mengangguk, sedang Dylan masih sibuk seperti sebelumnya. "Lan?"

"Gue nyusul ntar." Jawab Dylan.

0o0

"ada satu cara, dimana Lo bisa aman dari ancaman dibunuh." May mendongak setelah mendengar ucapan Dyan.

'ancaman dibunuh?' kata tersebut seolah-olah menggambarkan bahwa May sedang dalam situasi bahaya, ia belum siap mati. May menyangka bahwa yang akan ia lakukan itu tak ada bedanya dengan mencari benda yang hilang.

Dyan mendekatkan wajahnya ke arah May, tak terdengar deru nafas, namun aura dingin dan aroma khas-nya terasa begitu lekat. Dyan berbisik kemudian menjauh kembali.

"What? Gue ga mau harus berurusan lagi sama dia." tolak May dengan tangan menyilang.

"Silahkan kalo mau mati." Ujar Dyan.

***


[Kantin]

Dylan berjalan melewati beberapa bangku kantin dimana dirinya menjadi fokus perhatian. Sialan memang Gavin dan Kemal memilih tempat terpojok hingga Dylan harus mendengar seruan berisik yang membuat telinganya kotor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOLITUDE ✎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang