Mustahil jika ada yang tidak mengenali, menyukai, dan mengaguminya. Begitupun dengan Yoora, semua bermula dari kesepakatan sepihak antara ayah Yoora dengan ayah sang primadona kampus.
Penasaran dengan kisah sang Bintang?
Well,
Let's go!
Persiapan Yoora untuk makan malam bersama dengan teman appa-nya sudah selesai, ia sebenarnya tidak tahu harus memakai baju atau dress yang seperti apa dan bagaimana. Namun pada akhirnya ia memilih salah satu dress sederhana berwarna dark dengan motif bunga-bunga simple untuk pertemuan ini. Tatanan rambutnya juga simple, hanya di biarkan terurai dengan salah satu aksesoris pita di atas telinga kirinya. Menambah kesan manis, setidaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau terlihat sangat manis dengan gaun itu, Yoora." Yoora tersipu mendengar pujian dari sang ayah,
"Terimakasih appa, and you too.. gagah dan keren sekali malam ini."
Lee Young terkekeh, "Jelas, Yoora kan anakku."
"Dia juga anakku. Lagipula Yoora memang selalu cantik." Kata Park Hyun So sedikit meledek istrinya.
"Eomma.. appaa... kalian ini kenapa?" Yoora terkekeh geli melihat tingkah kedua orang tuanya.
"Gak tau nih, eomma mu tuh, yaudah yuk berangkat udah pada siap kan?"
●●●
Perjalanan menuju tempat pertemuan di tempuh dengan kendaraan roda empat, yang di kendarai sendiri oleh ayah Yoora.
"Kita akan bertemu pimpinan dari Galaxy Group, Jung Haseo. Dia teman baikku semasa sekolah, yeobo.. kau tau Haseo kan?" Kata Park Hyun So memecah kesunyian di dalam mobil.
"Ah... ya aku ingat, tapi tidak terlalu detail" Sahut Lee Young.
'Jung? Marganya Jung? Kenapa langsung memikirkan dia ya?' Batin Yoora.
"Teman baik appa??"
Park Hyun So mengiyakan pertanyaan Yoora yang terdengar ragu. "Yaa, dulu kami bermimpi untuk bisa sukses bersama, dan nyatanya begitu. Appa sangat senang itu semua terwujud, dia baru kembali ke sini."
"Maksudnya baru kembali?"
"Jung Haseo baru beberapa bulan kembali kesini, selama ini ia berada di Amerika, karena mengurus juga mengambil alih perusahaan peninggalan ayahnya di sana."
Yoora membulatkan mulutnya spontan. Tak lama kemudian sang ibu mengubah topik dengan maksud agar Yoora tak terlalu memikirkannya, mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan bagaimana hari-hari yang anaknya lalui, bagaimana dengan study-nya di kampus, dan bagaimana rencana Yoora dalam beberapa bulan kedepan, yah semacam itu. Asik sekali. Maklum, Yoora jarang sekali bercengkrama dengan keduanya, mereka terlalu sibuk akan pekerjaan.
