I need your support.
Klik tombol vote dan berikan komenmu ya, thanks!
***
"Benarkah?"
Doyoung mengangguk cepat.
"Terimakasih banyak oppa, mungkin kalo kamu gak tepat waktu.. kita sudah beda dunia sekarang" Lirih Yoora sambil mendekatkan tubuhnya yang tengah duduk bersandar di kasur rumah sakit dan memeluknya. Karena Doyoung telah menceritakan bagaimana ia bisa menemukan dan menolong Yoora.
"Ah ya, Minhee tidak bisa datang hari ini. Katanya ibunya juga sakit. Tapi kemarin dia menemanimu selalu."
"It's okay, aku sangat berterimakasih juga pada Minhee. Mungkin kalau Minhee tidak berinisiatif mencariku.."
"Stop it."
Yoora tersenyum mengiyakan. Kini, pandangannya bukan lagi pada Doyoung, melainkan tertuju pada satu titik.
"Jaehyun oppaa.."
'Jaehyun oppa?' Batin Doyoung.
"Yoora-ya... bagaimana keadaanmu?" Imbuh Jaehyun sambil mendekat menghampiri Yoora dengan buah bawaannya.
"Baik. Aku sudah bisa pulang hari ini, tapi tunggu sampai jam makan siang, entah kenapa" Balas Yoora seadanya.
Jaehyun tersenyum untuk menutupi segala rasa yang ada.
"Aku mau bicara sebentar ya sama Jaehyun"
Spontan Yoora memusatkan kembali pandangannya pada Doyoung.
"Eum, silahkan."
Sebelum Doyoung berdiri dari kursi yang berada tepat di sebelah kanan ranjang Yoora. Ia memberikan kode melalui matanya, mengisyaratkan untuk bicara di luar. Jaehyun paham akan kode itu dan berjalan mengikutinya.
.
.
."Kali ini saja, ini yang terakhir, lalu aku akan menjauhinya setelah selesai masa pemulihan."
"Kau yakin?" Doyoung bertanya ragu,
"Akan ku coba" Kata Jaehyun tak kalah ragu.
"Sepertinya kau sudah sangat menyukai Yoora."
"Apa kau.. sudah bisa melupakannya?" Tambah Doy, ia mengungkapkan perkataanya dengan sangat hati-hati juga penasaran.
Jaehyun tersenyum tipis juga menggeleng.
"Bahkan sampai detik ini aku tidak melupakannya, tapi.. sejak mengenal Yoora aku merasa berbeda, luka yang selama ini kusimpan lama kelamaan seperti hilang begitu saja."
"Kehadirannya seolah-olah menutup lubang di hatiku." Tambah Jaehyun, yang kembali menatap lekat ke arah Doyoung yang juga sedang menatapnya lekat. Doyoung bersandar di dinding rumah sakit sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
"Menurutku, kau tidak perlu menjauhinya. Jika kau tidak ingin melihatnya terluka seperti itu lagi, bukankah harus kau sendiri yang menjaganya?"
Kedua alis Jaehyun terangkat. "Begitu kah?"
"Kau memang bodoh. Cara berpikirmu selama ini yang salah berarti, apa waktu itu kau mengambil keputusan seperti ini?"
Jaehyun meredup, ia hanya berdeham membalas pertanyaan Doy.
"Sorry, aku gak bermaksud memojokkan, maksudku.. cara berpikirmu bahwa kau dapat melindunginya dengan cara menjauh darinya, ITU SALAH, SALAH BESAR. Sudah lihat kan apa hasilnya? Kau tidak ingat? Areum meregang nyawa di tangan fans gila mu setelah kau pergi menjauh. Jika pilihan itu sudah membuatmu kehilangan seseorang yang berharga di masa lalu, kenapa lagi kau memilih pilihan yang sama, Jung Jaehyun?!"
"Setidaknya Yoora punya kau."
"Hey man! Ada apa dengan dirimu?!Kemana sifat ambisiusmu itu, huh?"
Jaehyun menggeleng, ia benar-benar sepenuh hati tidak ingin kehilangan seseorang lagi karena ulah konyol orang-orang bodoh. Apalagi atas nama menggilai dirinya.
"Aku benar benar tidak tau harus bagaimana. Aku tidak ingin kehilangan Yoora di dunia ini. Setidaknya biarkan aku melihat senyumnya, walau tidak ku miliki sekalipun."
Jaehyun's biggest secret.. his trauma.
"Bro, kau tidak akan tahan, aku jamin itu. Baiklah.. terserah apa maumu! Aku sudah memberi saran. Bukankah aku saingan yang baik?"
Doyoung & Jaehyun terkekeh bersamaan.
"Kalo begitu, temani Yoora dan antar dia pulang ya hari ini. Aku ada urusan. Good luck"
"Eh- ehh kok gitu. Doy.. Doyoung-ah.."
Doyoung berjalan meninggalkan Jaehyun di lorong rumah sakit itu pada akhirnya, melambaikan tangan sebagai kata ganti 'sampai jumpa lagi' tanpa membalik tubuhnya dan terus berjalan menjauh.
Bintang di Kampus
By Irypeach, 2020. ©️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang di Kampus ➖ NCT Jaehyun✔
Ficção GeralMustahil jika ada yang tidak mengenali, menyukai, dan mengaguminya. Begitupun dengan Yoora, semua bermula dari kesepakatan sepihak antara ayah Yoora dengan ayah sang primadona kampus. Penasaran dengan kisah sang Bintang? Well, Let's go!