Mustahil jika ada yang tidak mengenali, menyukai, dan mengaguminya. Begitupun dengan Yoora, semua bermula dari kesepakatan sepihak antara ayah Yoora dengan ayah sang primadona kampus.
Penasaran dengan kisah sang Bintang?
Well,
Let's go!
Keluarga Park telah tiba terlebih dahulu, jauh-jauh hari sebelumnya Park Hyun So memang sudah memesan tempat ini untuk menjadi tempat bertemunya kembali dua sahabat yang telah lama terpisah itu.
"Silahkan masuk tuan.."
"Terimakasih banyak."
"Baiklah, bagaimana dengan pesanannya tuan?" Tanya seorang pramusaji dengan senyum ramah tamahnya
"Pesanan yang saya minta beberapa hari yang lalu sudah ada?"
"Kami sudah siapkan, nanti chef kami yang datang langsung dan menghidangkannya ke sini tuan."
"Baiklah, terimakasih. Sajikan jika tamu saya sudah masuk ke ruangan ini ya." Titah Park Hyun So sopan.
"Appa, eomma.. aku permisi ke toilet ya" Kata Yoora sambil mengejar pramusaji yang baru saja keluar dari ruangan dengan maksud bertanya di mana letak toilet.
■■■
Yoora terhentak, membelalakan matanya tak percaya setelah menekan knop pintu ruangan yang tadi ia tinggal sebentar. 'Kenapa dia ada disini?' Batinnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoora masih mematung sempurna di ambang pintu ruangan. Yang mana membuat semua mata tertuju padanya, paham akan situasi, Yoora menetralkan kembali ekspresi akan keterkejutnya beberapa detik yang lalu sebelum berjalan mendekati meja panjang di ruangan ini.
"Ah itu dia. Yoora, kemarilah.." Titah sang Ibu,
"Halo, aku Yoora, Park Yoora. So sorry cause I'm late, I was in the bathroom earlier." Ucap Yoora teduh, sambil memperkenalkan diri dan meminta maaf atas keterlambatannya.
"Ah enggak kok, saya yang harusnya meminta maaf karena keterlambatan kami, silahkan duduk, Yoora." Ucap lelaki yang Yoora yakini bernama Jung Haseo ini. Yoora tersenyum membalasnya, kemudian duduk di tempat semula, bedanya sekarang ada seseorang di hadapannya.
Di satu sisi,
Yoora masih bingung dan bertanya-tanya akan kehadiran laki-laki yang ia kenal ini. Dirinya juga merasa menjadi pusat perhatian bagi keluarga teman appa-nya. Bukan hal yang negatif memang, tetap saja ia merasa sedikit kurang nyaman akan tatapan Jung Haeso juga istrinya yang terlihat sangat mengagumi Yoora.
Bagaimana dengan lelaki di hadapannya itu?
Dia juga menatap Yoora, tatapannya sedikit sulit di artikan. Tetapi itu bukan hal yang buruk.
