I need your support.
Klik tombol vote dan berikan komenmu ya, thanks!
***
"Jaehyun-ah.. aku akan mengantar Jeno, kau tolong antar Yoora pulang, ya."
Ucap Doyong tanpa melihat wajah seseorang yang diajaknya bicara, ia berdiri dan berusaha untuk memapah anak lelaki yang hampir kehilangan kesadarannya itu.
"Sudah ku bilang, jangan terlalu banyak minum jika tidak ingin mabuk di siang hari. Dasar nakal." Kata Doyoung menasehati Jeno yang juga tidak mendengarnya.
"Doyoung-ah?"
"Eum?" Doy menoleh ke arah Jae, matanya membulat lucu, bibirnya juga ikut sedikit menipis. Jaehyun yang melihatnya berprilaku aneh sempat berpikir kalau Doy juga mabuk saat ini.
"Kenapa, kenapa kau sangat baik padaku? Bukankan kita ini saingan?"
Doyoung tersenyum miring, dan memutarkan bola matanya. "Kalau Yoora menyukaimu aku bisa apa?!"
"Huh?!"
Kali ini Jaehyun terkejut bukan main, menurutnya ia tidak salah dengar kan? Namun ini bisa saja bualan Doyoung yang tengah mabuk. Ditatapnya Jeno dan Yoora yang sudah tertidur diatas meja makan itu, secara bergantian.
"Sikapnya.. tak bisakah kau merasakan sikapnya? Dia hanya menyembunyikan perasaan itu padamu selama ini."
Jaehyun menggeleng tak percaya, "Apa maksudmu? Ah.. ku rasa kau juga tidak bisa mengantar Jeno pulang, kau pun mabuk. Ayo, biar ku antar kalian semua."
"Aku tidak mabuk, tenang saja. Yoora memang tidak biasa minum, setengah gelas pun sudah membuatnya seperti itu. Jangan biarkan Yoora minum dengan siapapun. Jaga dia. Aku akan mengantar Jeno. Sampai bertemu besok di kampus."
Puk, puk.
Doyoung menepuk bahu Jaehyun sambil melewatinya begitu saja, ia memapah Jeno yang tak sadarkan diri, dan meninggalkannya bersama Yoora.
"Yoora? Yooraaa??"
"Eum" Dehaman Yoora di sela-sela ke ambruk-annya.
"Aku antar kamu pulang. Apa kau bisa jalan?"
"Eundj, ya, ajsh"
Jaehyun mengela nafas dalam, dan tersenyum. "Gimana caranya kamu jalan, kalo kamu aja gak sadar gini."
Tak ada pilihan lain selain Jaehyun yang menggendong Yoora, piggy back. Restaurant tempat mereka makan siang, lumayan jauh dari kampusnya namun tetap bisa dijangkau dengan jalan kaki. Karena awalnya mereka ke sini tidak pakai kendaraan. Maka bencana-lah untuk Doyoung dan Jaehyun. –lebih tepat bencana untuk Doy yang harus memapah Jeno sampai ke mobil– namun tidak bagi Jaehyun. Karena justru hal ini ia mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang terpendar di benaknya selama ini.
"Kamu hangat, aku suka. Tubuhmu juga sangat hangat." Kata Yoora yang sedang memeluk leher Jaehyun dari belakang ditengah-tengah mabuknya,
"Terimakasih."
"Eujsudh, bukan itu. Kamu memang orang yang hangat maka dari itu aku sangat menyukaimu."
Langkah kaki santai Jaehyun terhenti saat mendengar kalimat terakhir Yoora yang sangat jelas dari telinga kirinya. Dirinya meremang seketika, pergerakan darahnya yang mengalir pun dapat ia rasakan, jantungnya memompa 2 kali lebih cepat. Jaehyun tidak tau harus bagaimana.
"Yoora?"
"Mmhhhmm" Sahutnya dengan mata yang masih terpejam.
"Berhenti bicara melantur, itu.. kalimat terakhirmu berbahaya untuk kesehatanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang di Kampus ➖ NCT Jaehyun✔
Ficción GeneralMustahil jika ada yang tidak mengenali, menyukai, dan mengaguminya. Begitupun dengan Yoora, semua bermula dari kesepakatan sepihak antara ayah Yoora dengan ayah sang primadona kampus. Penasaran dengan kisah sang Bintang? Well, Let's go!