Happy Reading
"Lo apa-apaan sihh Bar?" Kata Aurell sambil berdiri dari duduknya lalu menghampiri Alvino. "Mana yang sakit sayang?" Tanya Aurell kepada Alvino.
"Au sini jauh-jauh dari tuyul genit itu"
"Varo kamu kok gitu sama adik mu ?" Ucapan Bundanya yang membuat Alvaro menatap sengit adiknya yang dibalas dengan juluran lidah dari Vino.
"Iya tuhh Abang dahat"
"Lagian salah Vino aja ngapain dia deket-deket ama Aurell"
"Lahhh emang kenapa kalo gue deket ama adik Lo?" Tanya Aurell rehan dengan kelakuan mantan pacarnya itu.
"Ya ya gue kan ajak lo kesini biar gue bisa lama-lama sama lo bukannya ngemanjain si tuyul itu" jawab Alvaro dengan ketus.
"Lahhh bhahaha, jadi kamu ajak Aurell kerumah biar bisa deket trus sama dia?"
Semua orang yang mendengar jawaban Alvaro ketawa sedangkan Aurell menundukkan kepalanya. Alvaro sangat malu sekarang kenpaa ia bisa kelepasan bicara gitu.
"Aaa tau ahh gelap" setelah mengatakan itu Alvaro langsung pergi ke kamarnya dengan keadaan telinga yang memerah menahan malu.
"Kamu dengar kan Au, Varo ajak kamu kesini biar bisa PDKT lagi sama kamu" ucap Bunda sambil membawa Alvino kepangkuannya. "Yaudahh tunggu apa lagi susulin gihh nanti marah lagi dianya"
"Yaudahh aku susulin dia dulu ya Bun" kata Aurell kemudian melangkah menuju kamar Alvaro.
Sampailah Aurell didepan pintu berwarna hitam yang berisi tulisan 'ALVARO ROOM' Aurell ragu untuk.asuk kekamar milik Alvaro.
"Buka gak ya? Emmm buka aja deh" batin Aurell.
Cklekk
Begitu pintu kamar terbuka pandangan Aurell langsung berkeliaran mencari sosok Alvaro. Dengan ragu ia memasuki kamar yang dulu pernah ia masuki setiap berkunjung ke rumah ini. Kamar itu tak berubah masih sama seperti 2 tahun lalu.
Aurell tak menemukan keberadaan Alvaro. Kemudian pandangan Aurell menangkap sebuah pintu. Dengan langkah pelan Aurell menuju pintu itu dan membukanya. Pintu yang membawanya kesebuah ruangan dimana dulu ia dan Alvaro bermain dan tertawa menghabiskan waktu hingga langit berubah warna menjadi gelap.
Ruangan itu kini dipenuhi dengan foto-foto mereka berdua dari kecil hingga remaja. Boneka-boneka Aurell tersusun rapi bersama mainan-mainan Alvaro.
Aurell berjalan mendekati salah satu dari sekian banyak foto yang digantung. Saat melihat foto yang berisi dua anak kecil yang sedang berada di taman dengan membawa es krim ditangannya serta senyum manis yang menghiasi wajah polosnya.
Kenangan-kenangan itu kini kembali berputar diingatan Aurell, tanpa sadar air mata Aurell mengalir membasahi pipinya. Kini Aurell melihat foto saat ia masih menjalin hubungan dengan Alvaro.
Foto dimana saat itu mereka ada di villa keluarganya untuk merayakan pergantian tahun. Difoto itu dia Alvaro memandang Aurell dengan mata yang memancarkan cahaya kasih sayang dan cinta. Aurell snagat merindukan saat-saat seperti itu dimana dia dan juga Alvaro bisa tersenyum bersama.
"Au kamu ingat gak sama ini semua?" Suara Alvaro dari belakang tubuhnya membuat Aurell sadar dari kegiatannya itu.
"Hmm"
"Au aku kangen banget sama kamu" Alvaro berkata sambil menarik pelan Aurell kedalam pelukannya. Aurell hanya diam tanpa membalas pelukan Alvaro.
"Maaf, maaf aku udah buat kamu kecewa. Aku lakuin itu semua karena aku sayang dan aku gak mau kamu terluka" kata Alvaro sambil mengeluarkan air mata.
"Kamu mau dengerin penjelasan aku kan?" Tanyanya lirih.
"Ngomong!"
Mendengar itu Alvaro langsung tersenyum dan menarik lembut tangan Aurell menuju balkon kamarnya.
"Jadi....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro
Teen Fiction"Gue bakalan buat air yang udah gue ubah jadi es kembali lagi menjadi air. Dan gue bakalan pertahanin apa yang udah jadi milik gue" ALVARO DRIAN PUTRAGAM __''''__''''__ "Gue bodoh karena masih mencintai orang yang udah ngehianatin gue. Dan gue gak...