part 15

31 10 3
                                    

"Jadi yang aku lakuin ke kamu itu bukan mau aku. Semua yang aku lakuin itu karena aku dipaksa sama Vina. Dia ngancem aku kalo aku gak mau jadi pacarnya dia bakalan nyelakain kamu, dan aku gak mau itu. Kamu tau sendirilah dia itu orangnya nekat benget. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa" jelas Alvaro sambil menggenggam tangan Aurell.

Aurell hanya diam setelah mendengar penjelasan Alvaro. Dia gak nyangka bahwa sahabatnya emmm bukan-bukan maksudnya itu mantan sahabatnya itu bakalan setega itu dengan dirinya. Bahkan Vina buat rencana itu cuman demi dapetin Alvaro.

"Au aku minta maaf ya, kamu mau kan maafin aku? Aku cuman nggak mau kamu terluka"

"Kamu jahat tau gak, kenapa nggak jelasin ke aku kalo kamu itu diancam sama nenek sihir itu" kata Aurell sambil memukul-mukul dada Alvaro.

"Maaf"

"Aku udah maafin kamu kok, bahkan udah dari dulu" ucap Aurell sambil tersenyum manis.

Mendengar jawaban Aurell, Alvaro langsung memeluk Aurell dengan erat. Di nggak percaya Aurell akan memaafkannya dengan cepat.

"Makasi ya Au. Aku sayang banget sama kamu"

"Iya"

"Jadi kita baikan ya?" Tanya Alvaro sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Baikan" jawab Aurell sambil tersenyum dan menyatukan jari mereka.

***

Setelah menghabiskan waktu berdua, kini Aurell dan keluarga Alvaro tengah menikmati makan malam bersama.

Aurell sangat senang hari ini karena masalah yang dulu menari-nari kini sudah hilang.

"Sayang kamu nginep di sini aja ya, nanti tidurnya di kamar Alvaro biar dia tidur sama Alvino nanti malam" ucap Silvia.

"Emm tapi Bun-"

"Udah nggak papa kok Au, kamu tidur di sini aja" potong Agam sambil tersenyum ke arah Aurell.

"Supaya kamunya nyaman gitu disini kan kalo udah nyaman bisa ayah angkat jadi mantu" lanjutnya.

Aurell yang mendengar itu mendadak salah tingkah dan langsung menundukkan kepalanya berusaha untuk menutupi rona merah yang ada di pipinya.

Sedangkan Alvaro dia hanya tersenyum melihat tingkah laku Aurell yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Udahan kali bang jangan dilihatin terus Aurellnya nggak bakalan ilang kok" goda Silvia kepada putra sulungnya itu.

"Bunda apaan sihhh"

"Ahahha udah-udah sekarang kita istirahat aja udah malem juga, Aurell nginep ya?"

"Iya ayah"

"Yaudah sana tidur, mau gue anter?" Ucap Alvaro.

"Nggak usah gue sendiri aja. Gue duluan ya" jawab Aurell sambil melangkah untuk menaiki tangga.

"Aurell"

"Iya kenapa?"

"Selamat malam"

"Ehh malam" setalah mengatakan itu Aurell langsung berlari ke kamar Alvaro.

⭐⭐⭐

Sekarang sudah pukul setengah 6 tapi Aurell sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Aurell ingin membantu Silvia untuk menyiapkan sarapan pagi.

“Pagi Bunda” sapa Aurell kepada Silvia yang sedang memasak.

“Pagi sayang kok kamu udah siap aja”

“ehe sengaja Bun Aurell mau bantuin bunda masak”

“nggak usah sayang kamu bangunin Alvaro aja ya”

“iya deh, Aurell ke kamar Alvino dulu ya Bun”

Tokk..tokk..tokk

"Varo bangun Var. Varo.."

Aurell sudah sangat gemas dengan Alvaro yang tak kunjung memberikan respon bahwa ia sudah bangun dari tidurnya itu. Akhirnya Aurell memilih untuk masuk ke dalam kamar Alvino untuk membangkitkan Alvaro.

Cklek....

Setelah pintu kamar itu terbuka Aurell langsung disuguhi pemandangan yang sangat indah. Pemandangan Alvaro yang kini tengah memeluk kaki adik kesayangannya itu.

Aurell  saat ini berusaha untuk menahan tawanya, kemudian melangkah mendekati Alvaro.

"Ganteng"

Aurell menatap wajah Alvaro yang masih aja ganteng walau dalam keadaaan tidur. Tanpa sadar tangan Aurell kini sudah mulai mengusap rambut Alvaro.

Merasa nyaman dengan apa yang Aurell lakukan kepada rambutnya, Alvaro melepaskan kaki Alvino kemudian membalikkan badannya dan langsung memeluk pinggang Aurell.

"Ehhh... Varo... Varr bungun dongg udah mau siang ini nanti kita terlambat sekolahnya" ucap Aurell yang kini sudah memukuli tangan Alvaro.

"Isss nanti dulu Bun Varo masih ngantuk ini"

"Ban Bun Ban Bun, ini gue Aurell varoo. Ayo cepetan bangunnya"

Mendengar itu Alvaro langsung mendudukkan dirinya sambil menatap Aurell.

"Napa Lo? Kok malah diem buruan mandi!"

"Galak amat buk" setelah itu Alvaro langsung pergi ke kamar mandi.
Sedangkan Aurell kini memilih untuk sarapan lebih dahulu. Nanti biar Alvaro makannya di mobil aja.

AlvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang