"Ajakan-ajakan untuk Mengikuti Suatu Aliran"

200 17 0
                                    

Semenjak helaian kain menutup separuh wajahku ini ku gunakan, satu dua tiga orang-orang yang pun "bercadar" atau juga "bercelana cingkrang" silih berganti datang  menanyakan tentang aliran ku, tentang manhaj ku, tentang mazhab ku, dan segala hal tentang ku. Entah itu dari sosial media, tukang ojol, ibu-ibu kantin, atau siapapun mereka yg aku tidak sepenuhnya tau dengan profesinya. Mereka sering menanyakan "Sejak kapan kamu pake cadar?", " Kamu ikut kajian dimana?", "Sering dengerin kajian ustadz apa?" dan lain sebagainya.

Tak jarang sebagian dari mereka melarang-larangku mendengarkan kajian ustadz tertentu, dan lebih menyarankan untuk ikut dengan kajian mereka saja. Larangan itu mereka lontarkan dengan alasan ustadz tersebut bid'ah lah, sesat lah, ini lah, itu lah, sehingga hanya ustadz dari kalangan mereka sajalah yang benar dan sesuai dengan syari'at agama. Mereka terkadang  mengomentari pakaian ku yang berwarna seperti peach, milo, emerald, dan lain-lain, karena menurut mereka sebaiknya gunakanlah selalu pakaian yg berwarna "hitam". Mereka juga terkadang mengomentari cadarku, karena menurut mereka cadar tali yg biasa ku gunakan tidaklah cukup, seharusnya menggunakan bandana saja sehingga hanya bola mata lah yang terlihat. Masih banyak lagi komentar-komentar yang ditujukan kepadaku, sehingga aku terkesan tidak hijrah dengan " sesungguhnya".

Dari pengalamanku aku belajar, bahwa KEMANTAPAN HATI sangat mengambil andil disini, aku harus kuat, gaboleh goyah, hatiku harus mantap dengan apa yang sudah aku pelajari selama ini. Satu kunci untuk aku tetap tegap, yaitu dengan mengikuti apasaja kata hati, karena biasanya naluri tak pernah salah, ia selalu membawa tuannya kepada jalan yang seharusnya.

Hal-hal semacam itu tak mungkin tak terjadi pada orang-orang yang baru "berhijrah", ambil saja perkataan baiknya yg sesuai dengan hati nurani mu, dan buang kata-kata yang bertolak belakang dengan kata hatimu. Karena sejatinya hijrah itu tentang berproses, tidak langsung instant. Untuk mencapai tahap yang tinggi, kamu perlu merangkak terlebih dahulu dari yang rendah. Tak usah pedulikan komentar yang dapat menggoyahkan mu, jika itu mengganggu, maka hanya dengan tersenyum saja dapat menyelesaikan apapun yang sedang kamu hadapi.

Jadilah muslimah yang biasa saja, tidak menambah, mengurangi, ataupun meubah syari'at, tetap jadi dirimu sendiri dengan apa adanya kamu. Cadar gabakal merubah sisi baikmu, justru ia akan membimbing sisi buruk mu untuk perlahan menjadikan kamu lebih baik lagi. Sekali lagi, ikuti saja apa yang nurani mu katakan, dan tak perlu lagi goyah. Semangat ya💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrahku Butuh Air MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang