Bab 8

43 4 0
                                    

2013

Gadis dengan kunciran ekor kuda menggoyang-goyangkan rambutnya kesana kemari mengikuti irama musik yang ia dengarkan pada headphonenya. Dia berjalan di koridor sembari menggumamkan nada yang ia dengar. Kedua kakinya melangkah melewati koridor sepi tersebut setelah beberapa saat kemudian berhenti di depan gazebo. Matanya memindai bangku mana yang akan ia duduki.

Sausana di taman tidak begitu banyak orang karena ada libur seminggu sebelum minggu ujian dimulai dan hari masih pagi. Begitu mendapati tempat yang cocok dan teduh dengan segera ia letakkan segala barangnya kemudian duduk di bangku tersebut.

Gadis itu segera mengeluarkan segala keperluannya dalam tas yang ia bawa. Begitu semua sudah tertata, dia segera memulai sesi belajarnya terlebih dahulu sambil menunggu yang lainnya.

Saking asyiknya belajar ia tidak tahu jika ada laki – laki yang memperhatikannya. Lelaki itu menatap punggung gadis tersebut kemudian tersenyum jahil. Dihampirinya gadis itu dengan mengendap – ngendap. Tangannya sudah siap untuk mengagetkan gadis tersebut.

"Dorr!!!" teriaknya.

Gadis berkuncir tersebut seketika tersentak kaget. Kepalanya dengan cepat menoleh ke pelaku yang mengagetkannya. Matanya menyalang marah. "Iiih apaan siiih ngagetin!!!!"

Lelaki itu terkekeh kemudian mesam-mesem. "Masih pagi udah mulai belajar aja."

"Kan aku nyicil belajar, ntar lagi juga belajar kelompok sama yang lain. Habis ini UAS ya, Lang." Belanya.

"Sure, sweetheart, i know. Here's." Pria itu menyodorkan burger yang ia beli di mcd sebelum kemari. "Sarapan dulu baru belajar."

Mata gadis di depan Elang berbinar – binar. Diraihnya burger tersebut dari tangan Elang. "Thankyou,babe. You're the best!"

"Di kasih makanan aja baru bilang 'you're the best' kalo engga mah mana mau kamu," cibir Elang. Ia mendudukkan dirinya di samping pacarnya.

"Pedes banget sih kamu pagi – pagi. Masih pagi loh,Kak. Makan atau minum yang manis-manis dulu sana biar mulutnya ngga sepet gitu."

"Kok rambutnya di kuncir sih?" jemari Elang segera menarik ikatan rambut pacarnya dengan perlahan, dan terbebaslah rambut dengan panjang sebahu tersebut.

"Iiiih!!!" pekik gadis tersebut. "Kok ditarik sih? Aku lagi bad hair day !! Rambut aku belum aku keramasin, belum aku catok juga. Jelek banget ! Kok dilepas sih??"

Jemari Elang segera merapikan rambut pacarnya. "Jelek apaan sih, Nay? Rambut kamu bagus kok. Jangan tralu sering di catok ah, katanya bisa ngerusak rambut kalo keseringan. Ntar malah rusak loh."

"Rambut aku ngga lurus,Lang. Gelombang gini, mana ngembang kayak singa." Sungut Kanaya kesal.

"Tetep bagus, Nay. Kamunya aja yang lebay. Ngga ngembang kayak singa kok. Rambut bagus itu ngga selamanya lurus,Nay. Semua jenis rambut bagus."

Netra Kanaya segera memandang tepat ke manik mata Elang. Kekasihnya tersebut sedang menatapnya dengan tatapan begitu sayang, cinta, dan memuja. Kanaya tidak kuat jika dipandang begitu terus – terusan, rasanya mau leleh. Kanaya memalingkan wajahnya begitu ia rasakan pipinya bersemu merah.

"Gombal," cicit Kanaya dengan pipi bersemu.

Elang menarik salah satu sudut bibirnya begitu melihat pipi Kanaya memerah. "Lucu banget sih kamu. Pacar siapa?" gemasnya sambil memegang kedua pipi Kanaya dengan 1 tangan yang membuat bibir Kanaya seperti ikan megap-megap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RedémarrerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang