Ruang tamu
Ruangan yang berwarna coklat muda dengan beberapa pernak pernik yang menghias diruang tersebut, telah berkumpul dua keluarga yang terlihat sangat bahagia atas pertemuannya.
"Diminum teh nya sama dicicip kueh nya" ucap Bunda saat tiba diruang tamu
"Karin, sini duduk samping Ayah" ucap Ayah sambil penepuk tempat kosong disebelahnya, Karin mengangguk lalu duduk ditengah-tengah antara Ayah dan Kevin abangnya.
"Jadi langsung intinya aja deh San, kapan kita nikah kan anak kita ini" kata papa
"Siapa yang mau nikah ya, abang mau nikah sama Rasyal yaa?" kata Karin yang terlihat binggung
"Bukan Kevin sayang, tapi kamu sama Raka" ucap mama sontak membuat Karin kaget
"Maksudnya apa?"Karin semakin tak mengerti dengan semua ini .
"Ayah sama bunda, sudah menjodohkan kamu sama Raka nak" ucap ayah, Karin langsing membulatkan matanya tanda tak percaya dengan semua ini
"What? seriously dad?? Kita belum ada bahas ini sebelumnya lohh" ucapnya masih kaget, mustahil men, itu pikirnya
"Ayah serius, makanya ayah tanya kamu kemaren, kamunya aja ngak peka" ledek ayah, ucapan ayah membuat Karin terheran-heran kapan ayahnya membahas tentang perjodohan ini, gila ini gilaa cuyyy, itu yang di fikirkan Karin dari tadi
"Bang, cubit gue bang, ini mimpi kan tolong bangunin gue dong"kata Karin kepada Kevin, sontak Kevin langsing mencubit pipi gembul milik Karin" Awwww, jangan kuat-kuat bego, sakit taukkk" kata karin sambil mengelus pipinya
"Lah tadi disuruh cubit, giliran dicubit gue di omelin" kesel Kevin
"Sudah-sudah malu tuh diliatin sama calon kamu Karin" ucap Bunda
"Apaan sih bunn" sewot Karin
"Gimana kalo dua bulan lagi Karin dan Raka menikah"usul papa
"Boleh, kita setuju-setuju aja, gimna ni sama yang mau nikah" ucap Ayah
"Saya setuju aja kok" ucap Raka dengan santai
"Apa ngk kecepatan kalo dua bulan lagi, lagi pula Karin sama Raka kan ngak salin kenal" ucap Karin merasa keberatan dengan perjodohan tersebut.
"Lebih cepat lebih bagus sayang, kalian bisa kok saling kenal pas udah nikah nantik" ucap Mama
" huff, yaudah seterah kalian aja" Karin pasrah dengan semua ini, ia yakin orang tua nya pasti ingin yang terbaik untuknya
"Alhamdulillah kalo gitu, kedua nya udah setuju, kalo soal persiapannya biar kita para orang tua yang mengurusnya, ya ngak San?"Ucap papa
"Iya saya setuju"ucap Ayah
"Oke, kalo gitu kita pamit dulu ya udah malam juga soalnya" ucap mama
"Yaudah hati-hati ya" ucap Bunda
Karin sekeluarga mengantarkan keluarga Raka sampai kedepan rumah.
💙💙💙
Karin'pov
Gila coyyy, gue ngak tau kalo gue mau dijodohin, gue shock bangettt, gue ngak pernah bermimpi jadi ibu ibu persit, walaupun ayah dan abang gue tentara gue nak berminat kesitu, gue liat muka bunda dan ayah banyak berharap sama gue dan terpaksa gue terima perjodohan ini, dengan bismillah gue bakal ikhlas nerima dia sebagai calon gue, sehabis keluarga Raka pulang dari rumah gue, gue langsung masuk kamar, gue masih kesel sama bunda dan ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLA, CAPTAIN!
Teen Fiction"Saya tidak memaksamu kita bisa karna terbiasa perlahan lahan agar kita bisa menerima satu sama lain" Raka Satya Pratama "Maaf jika saya belum bisa menerima mu, saya akan belajar untuk menerima pelan-pelan agar saya bisa menetapkan hati saya kepadam...