TERATAI

283 48 14
                                    

Fildan mendaratkan pantatnya dengan mulus di sofa ruang tamu rumah kekasihnya. Setelah seharian disibukkan dengan pekerjaan kantor dan dua adiknya, malam ini dia ingin bersantai sejenak menemani sang kekasih yang sedang sibuk pula dengan tugas-tugas kuliahnya.

"Minumlah, aku tau hari ini pasti berat sekali untukmu.."ucap Lesti seraya menyodorkan segelas teh hangat.

Gadis manis itu duduk bersila disamping Fildan dan mengamati wajah letih sang kekasih dengan seksama.

"Ridwan cerita apa aja sama kamu.. sok tahu banget sih.."sahut Fildan seraya mengusap gemas kepala Lesti.

"Tanpa dia bercerita pun aku tau kalo bapak presdir ini sangat lelah.. buktinya main kemari masih pake baju kantor, anda mau ngapel apa mau meeting sama saya pak presdir.."ledek Lesti.

Tangan lentiknya bergerak dengan lincah melepaskan dasi yang masih bertengger di leher Fildan. Tak lupa dia mengacak rambut klimis kekasihnya agar terlihat lebih kasual dan santai.

"Bawa baju ganti nggak, mending kamu mandi sana deh biar seger.."titah Lesti.

"Ada kok tapi nanti aja, aku masih pengen sama kamu.."jawab Fildan lalu merebahkan tubuhnya dengan paha Lesti sebagai bantal.

Lesti memutar bola matanya dengan malas melihat tingkah Fildan tapi dia juga tidak memarahi pemuda itu karena raut lelah sangat terlihat jelas diwajahnya. Jemarinya kembali menari dikepala Fildan, mengusap dengan lembut dan sedikit memberi pijatan agar kekasihnya itu bisa lebih rileks lagi.

"Jangan terlalu keras pada dirimu, kalau kamu bisa membahagiakan orang lain, setidaknya kamu juga harus bisa membahagiakan dirimu sendiri.."

Lesti mulai berkomentar lagi tentang sifat keras kepala Fildan yang terlalu over pada dirinya sendiri. Bukan Lesti tak suka melihat kekasihnya jadi pekerja keras tapi dia takut dan khawatir akan keadaan sang kekasih.

Fildan yang mendengarkan keluh kesah Lesti tak menjawab apapun. Dia masih memejamkan matanya dan mendengarkan dengan setia curahan hati perempuan paling dicintainya itu.

"Entah jadi apa jika aku tak memilikimu Les.. aku sangat beruntung.."batin Fildan.

***

Lesti berlari dengan tergesa dari dapur menuju ruang tamu rumahnya saat mendengar suara teriakan Fildan yang cukup kencang. Sesampainya disana, dia melihat tubuh Fildan yang meronta dalam lelap seolah sedang mengalami kejadian buruk dalam mimpinya. Lesti pun membangunkan Fildan agar mimpinya berakhir dan menjadi lebih tenang.

"Astgfirullahaladzim.."seru Fildan saat terbangun dari mimpinya dan langsung memeluk Lesti disampingnya.

"Sudahlah, kamu aman disini sayang.. tenanglah, tarik nafas perlahan agar tidak sesak.."ucap Lesti menenangkan Fildan.

Lesti mengusap punggung Fildan yang bergetar hebat dengan nafas terengah-engah seolah baru saja menyelesaikan lari marathon.

"Apa yang mengganggu tidurmu sayang?"tanya Lesti saat Fildan sudah jauh lebih tenang.

"A-aku, a-aku mimpi dikejar anjing.."jawab Fildan.

Kening Lesti berkerut bingung, dia heran kenapa mimpi dikejar anjing bisa menimbulkan efek menyeramkan seolah sedang dalam bahaya besar.  Dengan sabar Lesti menemani Fildan hingga tenang dan jauh lebih nyaman.

"Sayang, apa kamu sedang memasak?"tanya Fildan.

Mata Lesti membulat karena teringat akan masakannya.

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang