LOTUS, SIALAN!

216 36 11
                                    

Semalaman Fildan mengalami kesulitan tidur, dalam kepalanya dipenuhi berbagai macam teori konspirasi yang dia buat sendiri. Teori yang muncul setelah dia menerima kabar dari sekretarisnya jika seorang pengusaha asal Filipina ingin menjalin kerjasama dengannya. Bukan Fildan tak suka jika ada perusahan yang ingin bergabung dengannya, tapi masalahnya disini adalah beberapa hari lalu dia baru saja mendapat firasat buruk tentang negara tersebut. Firasat yang mungkin bisa menguak sebuah rahasia besar tentang kejahatan maupun hal baik.

Posisi yang dipegangnya saat ini membuat dia mau tidak mau harus kembali berada pada lingkaran kelam. Organisasi hitamnya yang dulu dipegang oleh Rafhael kini dia sendiri yang memegangnya namun tetap dalam pengawasan Rafha. Bahkan kini dia juga menjadi salah satu pemimpin di organisasi Darknight menggantikan kakeknya. Awal dia tahu jika kakeknya adalah salah satu pemimpin organisasi hitam mengerikan  itu, Fildan sangat kaget dan lebih kaget ketika kakeknya membongkar dirinya yang dikenal sebagai Dark Phantom di organisasinya.

Dengan kantung mata yang menghitam, Fildan keluar dari kamarnya untuk ikut sarapan bersama keluarganya. Pasca menjabat sebagai presdir, Fildan membeli sebuah rumah yang cukup untuk dia tinggali bersama keluarganya. Rumah sang kakek yang harusnya menjadi warisan bagi anak cucunya, dia minta baik-baik kepada keluarga besarnya agar dapat dijadikan sebagai rumah singgah. Tak perlu perdebatan sengit seperti pada umumnya jika berbicara hak waris, semua anggota keluarga Sastranegara menyetujui keinginan Fildan dan kini rumah singgah yang dikelola secara bersama itu telah semakin besar.

Ayah, Ibu dan kakek Fildan menatap kedatangannya dengan heran sebab tak biasanya Fildan terlihat murung di pagi hari. Semua bertanya-tanya ada apa dengannya pagi ini sehingga tak bersemangat mengawali hari.

"Ada masalah nak?"tanya Adiesty seraya mengusap lembut kepala Fildan.

"Ah tidak bu, hanya kelelahan saja karena semalam harus begadang.."jawab Fildan mengelak.

"Apa kau merasa lelah dengan semua tugas-tugasmu?"

Kini giliran sang kakek yang bertanya, Fildan segera merubah raut wajahnya dan menunjukkan kalau dia tidak mengeluh atau bosan dengan pekerjaannya.

"Kakek bicara apa sih, mana ada Fildan ngeluh.. Fildan selalu semangat kok.. yuk sarapan.."

Fildan mengalihkan perhatian semua orang dengan mengajak mereka untuk segera sarapan karena dia ada kelas pagi.

"Lotus sialan.. siapapun kalian yang mencoba mengganggu keluargaku tidak akan aku biarkan hidup.."batin Fildan gerah.

***

Sepanjang hari Fildan terlihat sangat mengerikan, tatapannya begitu tajam dan penuh kewaspadaan. Senyumnya hilang entah kemana sehingga memperburuk raut wajahnya. Tak ada yang berani mengganggunya sekalipun itu sahabatnya. Ketika perkuliahan berlangsung Fildan juga hanya diam memperhatikan dosennya.

"Shit, Lotus sialan.."umpat Fildan dalam hati.

Meski mata Fildan fokus pada layar LCD tapi pikirannya berlarian mencati akar dari masalah yang sangat dia takutkan. Tangan kanan Fildan mencengkeran dengan erat sebuah liontin yang dia pakai di balik kaosnya. Berharap akan menemukan petunjuk yang bisa membuat hati dan pikirannya tenang.

"Fildan.."

"FILDAN.."

Fildan tak menyadari jika dosennya kini sedang memanggilnya. Telinganya seolah tertutupi oleh sesuatu hingga tak mendengar panggilan yang sudah berkali-jali dilontarkan itu. Karena kesal Fildan tak kunjung merespon, sang dosenpun dengan sengaja berteriak tepat di telinga Fildan hingga membuat pemuda itu kaget setengah.

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang