LEPAS KENDALI

221 35 4
                                    

Fildan memukul tembok dengan sangat keras hingga buku jarinya terlihat memar. Dia sangat menyesal dengan kejadian beberapa waktu sebelumnya. Saat sang adik datang seperti biasa untuk bercerita tapi saat itu bukan waktu yang tepat karena Fildan sedang dikuasai emosi. Fildan sudah membuat warning kepada semua sekretarisnya untuk tidak membiarkan seseorang masuk ke ruangannya selagi dia menenangkan diri tapi sikap keras kepala adiknya yang menerobos masuk membuat Fildan lepas kendali.

"Cari dia sampai ketemu dan pastikan dia baik-baik saja... Sedikit saja kulitnya terluka, kalian semua yang akan menanggung akibatnya.."titah Fildan dengan kejam pada seluruh anak buahnya.

Tiga orang pemimpin regu organisasi hitam pimpinan Fildan mengangguk mantap lalu undur diri untuk memenuhi tugas yang sudah mereka terima. Fildan sendiri sangat khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi karena adiknya pergi dengan perasaan terluka akibat ulahnya.

"Kak Fildan..."

Fildan yang duduk di kursinya segera berdiri menyambut kedatangan adiknya yang lainnya.

"Jiya, maafkan kakak.. maaf.."ucap Fildan.

"Sudah kak, ini bukan salah kakak.. kakak tau sendiri kan bagaimana Rara.. dia tidak mungkin marah sama kakak.."jelas Jirayut.

"Tapi tadi kakak sudah membentaknya, dia pergi karena marah sama kakak..."

Fildan sangat menyesali tindakannya yang begitu ceroboh hingga tidak sadar jika dia meluapkan kekesalannya pada adiknya yang tidak tahu apa-apa.

"Sudahlah kak, kakak harus tenang juga... Tadi Jiya lihat beberapa orang keluar dari ruangan kakak, mereka pasti bisa menemukan Rara.. iya kan?"tanya Jirayut.

Fildan semakin erat memeluk Jirayut, dia benar-benar merasa bersalah.

"Ayo kita juga ikut mencari kak.."ajak Jirayut.

"Ya, lebih baik begitu.. ayo Jiya, kau juga pasti tahu dimana tempat yang mungkin dia jadikan persembunyiannya..."ucap Fildan.

Fildan mengambil kunci motornya, kali ini dia tidak mau memakai mobil karena akan susah untuk menyali.p di jalanan.

"Tuan muda..."

"Batalkan semua meetingku sore ini dan alihkan besok pagi.. aku harus pergi mencari Rara.."potong Fildan.

"Tapi tuan.."

Ridwan menghela nafas berat saat melihat Fildan melangkah semakin jauh darinya. Otaknya sudah berpikir untuk mencari alasan terbaik agar semua kliennya bisa mengerti keadaan Fildan yang tiba-tiba membatalkan meeting secara sepihak.

"Kalo bukan bosku udah kubunuh itu orang.."gerutu Ridwan dalam hati.

Motor sport Fildan terparkir di parkiran khusus miliknya, pakaian formal Fildan juga sudah berganti lebih kasual lengkap dengan jaket denim kesayangannya.

"Tidak papa kan kalo naik motor.."tanya Fildan.

"Nggak masalah, lebih cepat menemukan Rara jika naik motor.."jawab Jirayut.

Motor berwarna merah menyala itu melenggang keluar dari area parkir BIG Company. Fildan sangat hati-hati menjalankan motornya dikecepatan rata-rata. Pikirannya berkelana ke seluruh penjuru Jakarta yang mungkin akan dikunjungi oleh adiknya.

"Jiya, sudah coba tanya sama Azam dan Alif?"

"Sudah kak.. tapi mereka nggak ada yang tahu.. Alif juga lagi di Depok jadi nggak mungkin Rara ke rumahnya.."jelas Jirayut.

"Terus ini kita harus kemana?"

Fildan sangat frustasi karena sama sekali tidak memiliki petunjuk dimana kiranya adiknya itu berada.

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang