"nin lo tau tempatnya dimana?"
"tau dijalan *****"
"bentar gue cek dulu" Haidar mengotak ngatik hpnya.
"disini tempatnya sepi dan kurang penerangan"
"iya bener emang sepi"
"hp lo bunyi nin"
"siapa ja?"
"ga tau nomornya tidak dikenali"
"bentar" Haidar mengambil hp Hanin dari Reza. "lo dapet kiriman ini?"
08**********
Lo yang akan jadi target kita selanjutnya nikmatilah masa masamu sebelum lo meninggal
"baru dua kali sih"
"Hanin ini pasti bahaya lo harus hati hati"
"iya vin"
"aduh gue ga bawa laptop lagi"
"emang kenapa dar"
"boleh ga kartu lo gue bawa pulang dulu"
"lah buat apa terus gue pake apa dong"
"lo jangan ngaktifin hp lo dulu ini pasti masalah serius Hanin"
"terus kalo ada info sesuatu dari sekolah gimana"
"nanti gue kirim sama aa lo"
"emang lo punya nomer a Hanan"
"engga lah gue minta di hp lu lah"
"oh iya lupa, udah ah gue mau makan ni martabak kasian dianggurin. Za Vin buruan nih makan enak tau" ucap Hanin menyerahkan sekotak martabak telur kepada Kevin dan Reza.
"gue ga ditawarin nih"
"ambil aja ornag ini punya lu"
"umi kemana sih" ucap Hanin melihat kearah pintu ruangan yang tidak ada tanda tanda kemunculan uminya.
"umi lo tadi katanya pulang dulu soalnya belum masak buat abi lo"
"ko ga pamit sama gue"
"ya gatau mungkin buru buru santai aja atuh kita temenin"
"idih ditemenin sama kalian males banget gue"
"yaudah gue sama Reza dan Kevin pergi nih, tapi kalo misalkan orang yang kemarin datang lagi kesini kita ga tanggu jawab loh.. "
"lah jangan dong, masa kalian tega ninggalin cewe sendirian"
"engga atuh kalo misalkan Haidar sama Reza pulang gue yang akan nemenin lo"
"kevin mah the best" ucap Hanin tersenyum.
"lo ga boleh senyum sama si Kevin" ucap Haidar kesal.
"kenapa emang salah?"
"nanti dia baper"
"oh.. ok"
"assalamualaikum"
"Waalaikumsalam papa" ucap Haidar kaget melihat ayahnya didepan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE
Teen Fiction"aku gak tahu harus bagaimana" ucap Hanin merasa sangat terluka. "nin please believe me" ucap Haidar kepada wanita itu untuk mempercayainya. "aku ga ngerti dar aku ga bisa bahasa inggris" ucap Hanin semakin keras tangisannya. Haidar tersenyum meli...
