⭐Part 2⭐

432 18 0
                                    

"Mass.." rengek Afra. Dia merasa dari tadi di mobil sampai di apartemen, Yuda mendiaminya.

Yuda tetap menghiraukan istrinya. Dia masih mau memberi pelajaran, supaya istrinya itu mengerti jika dia membawa nyawa lain di dalam perutnya. Afra mengikuti Yuda sampai ke dapur. Dan tetap menarik jas bagian belakang Yuda. Seperti anak kecil yang merengek meminta dibelikan balon. Sungguh, Afra tidak tahan didiami seperti ini. Dia menyerah dan berlalu ke kamar tanpa memperdulikan sang suami.

Yuda menghembuskan nafasnya secara kasar. Jika seperti ini, pasti ujung ujungnya dia yang merayu sang istri. Niat hati ingin memberi sedikit pelajaran, malah berujung seperti ini.

Ceklek,

Ketika membuka pintu kamarnya, Yuda melihat istrinya tengah menangis sesenggukan ditepi ranjang. Dengan pakaian yang masih sama, belum diganti. Yuda duduk di sebelah istrinya, bukannya berhenti menangis Afra malah bertambah kencang tangisnya.

Yuda tidak tega jika seperti ini, dia lemah jika dihadapi dengan posisi ini. Akhirnya, Yuda merengkuh Afra kedalam pelukannya. Afra tambah menangis di dada bidang sang suami. Entah kenapa, air matanya mengalir terus menerus. Mengingat dari tadi sang suami mendiaminya. Yuda melepaskan pelukannya, setelah dia mendengar tangis Afra berhenti. Dia menghapus sisa air mata Afra yang masih menggenang di matanya dengan kedua jempolnya.

"Ma-s ud-aah ngg-a marah sama a-ku?" cicit Afra dengan pandangan menunduk.

Perlahan, Yuda mengakat dagu Afra, "Kamu tau kenapa Mas diemin kamu?" yang di tanya hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala. Karena dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuat.

Yuda merengkuh Afra ke dalam pelukannya, "Bee, inget pesen aku di mobil ngga tadi?" Afra mendongakan kepala, tepat matanya bertatapan dengan bola mata sang suami.

Dia menjawab dengan gelengan kepalanya, "Kamu tuh di sinikan bawa kehidupan. Buah cinta kita, jadi aku mohon. Kamu pending dulu yaa pecicilannya. Kamu sayangkan sama dia?" tanya Yuda seraya mengelus perut sang istri yang sudah membesar di usia kandungan nya baru masuk ke 12 minggu.

"Sayang lah." cicit Afra seraya memanyunkan bibirnya.

Cup,

Jika dulu Afra seperti itu, Yuda belum bisa apa apa. Tapi, beda dengan sekarang. Dia bebas melakukan apapun kepada istrinya.

"Masss.." rengek Afra dengan manja.

Dia kaget mendapat serangan mendadak dari sang suami.

"Kenapa? Kurang?"

"Ihh, aku baru tau ya kalo kamu itu ternyata omes." Afra langsung berdiri menuju lemari pakaiannya dan mencari piyama tidurnya.

"Hey, wajar kali aku itu cowo normal. Mending omes ama istri sendiri, dari pada ama yang lain?" Afra langsung menajamkan pandangannya, dan mengarahkan kedua jarinya dari mata nya, lalu ke mata sang suami.

"Canda sayang." tanpa memperdulikan Yuda, Afra bergegas ke kamar mandi guna mengganti pakaiannya.

Walaupun mereka sudah berstatus suami istri, tapi tetap saja Afra malu jika berganti pakaian dihadapan sang suami. Entah, dia juga bingung kenapa. Sekeluarnya Afra dari kamar mandi, Yuda sudah merebahkan dirinya terlebih dahulu di atas ranjang.

"Sini." panggil Yuda kepada sang istri. Afra menurut, setelah menaruh pakaiannya di keranjang kotor dia langsung menyusul Yuda yang sudah dengan posisi nyamannya.

Seperti biasa, Afra tidur dengan beralaskan tangan Yuda. Sang empu membiarkannya, dia rela ketika pagi harinya keram. Semenjak Afra mengandung, dia memang lebih manja ke sang suami.

DOSGAN ~(After Maried)~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang