⭐Part 8⭐

529 32 2
                                    

Sepasang suami istri sedang bercengkrama ria, hal biasa yang memang mereka lakukan sebelum tidur. Istilah anak muda jaman sekarang, pillow talk. Memang semenjak mereka menikah, Afra menerepkan pillow talk ini. Gunanya supaya mereka lebih dekat satu sama lain, dan juga menceritakan kegiatan mereka seharian penuh.

"Mas," panggil Afra yang masih asik bersandar di dada Yuda.

"Hm?" respon Yuda masih asik dengan televisi yang dihadapannya tapi tangannya tidak tinggal diam, asik mengelus kepala istrinya.

"Aku boleh pesen sesuatu sama kamu?" tanya Afra masih asik membuat pola abstrak di dada Yuda.

"Pesen apa bee?" Yuda menundukan sekilas kepalanya guna mencium pucuk kepala istrinya.

"Janji dulu, kamu ngga akan marah." ujar Afra seraya memberikan kelingkingnya.

Tak urung, Yuda menuruti saja apa mau istrinya. Padahal dia sendiri juga belum tahu apa yang akan ditanyakan sang istri, "Hm iya," tatapan Yuda tidak lepas dari televisi.

Sebelum memulai perkataannya, Afra mengambil nafas terlebih dahulu. Lalu menghembuskannya secara kasar, "Misal yaa, misalkan ini loh. Nanti waktu persalinan, misalkan kamu di suruh milih antara aku atau bayi kita. Aku mohon, kamu pilih mereka yaa Mas." dia sebenarnya ragu untuk mengatakan ini, tapi antisipasi jika hal tersebut terjadi kepada dirinya.

Seketika mata Yuda membola, dari yang tadinya dia bersender nyaman didipan kasur. Langsung terlonjak kaget, "Apaan sih maksud kamu?" bentak Yuda tidak paham dengan jalan fikiran istrinya.

Afra menciut mendengar bentakan dari suaminya. Ini pertama kalinya Yuda membentak dirinya setelah menikah. Padahal sewaktu dirinya belum menikah dengan Yuda, dia sudah sering mendengar Yuda membentaknya.

Tapi berbeda rasanya dengan nada bentakan yang dia keluarkan sekarang. Yuda yang melihat istrinya langsung menundukan kepalanya sehabis dia membentak. Secara spontan bentakan itu keluar dari mulutnya, tidak ada maksud lain sebenarnya.

Yuda mengusap wajahnya secara kasar, dan langsung merengkuh Afra ke dalam pelukannya. "Maafin aku, maafin aku udah bentak kamu." gumam Yuda seraya berulang kali mencium pucuk kepala Afra.

Afra diam saja, tidak membalas ataupun merespon Yuda, "Mas," cicit Afra masih ingin menantikan jawaban dari sang suami.

Yuda melepaskan rengkuhannya, dia membingkai wajah sang istri dengan lembut, "Bee, di sini ngga ada yang harus aku pilih ya. Kamu, mereka penting sangat amat penting di kehidupan aku. Jadi plisss jangan suruh aku buat milih di antara kamu atau mereka. Aku ngga tau, apa jadinya nanti kalo ngga ada kamu di sisi aku." Afra belum sanggup melihat ke arah Yuda, jadi dia menundukan kepalanya lagi.

Tes,

Merasa tangannya basah, Afra langsung mendongakan kepalanya. Ternyata, sang suami menangis. Catat, Yuda menangis dihadapannya. Afra langsung memeluk tubuh Yuda yang mulai bergetar.

"Pliss, stay with me bee," gumam Yuda yang menangis di ceruk leher Afra. Afra mengelus punggung suaminya yang bergetar, dia tidak akan tau jika dampak pertanyaannya akan seperti ini. Dia tidak mikir sampai ke sana. Afra melonggarkan pelukannya.

Cup,

Afra mencium Yuda di kedua kelopak matanya,

Cup,

Kemudian di hidungnya,

Cup,

Dan yang terakhir di bibir suaminya yang merah muda, karena Yuda bukanlah seorang perokok.

"I'am here." gumamnya masih membingkai wajah sang suami.

"Besok cek up yaa." rayu Yuda, dia sangat menantikan hari di mana dirinya mengantar sang istri untuk melihat perkembangan kedua anaknya. Dan dia tidak mau jika hal buruk terjadi kepada keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOSGAN ~(After Maried)~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang