6️⃣

96 8 0
                                    


Selama berjalan gontai mengikuti ino memilah baju baju yang entah seperti apa yg dia inginkan. Aku hanya memandangnya malas sudah bosan sekali aku disini,
"No, gue laper lu ga ada niatan makan apa hah?"
"Iya iya ayok ke cafe bawah, hari ini gue traktir karena lu dah mau nemenin gue" ucapnya selagi tersenyum yang terkesan manja itu
"Tumben lu baik, tapi yasudah cepet cacing perut gua dah demo dari tadi " pungkasku

Bruk, aku menabrak entah siapa tapi rasanya keras sekali sampai aku terhuyung kebelakang dan jatuh dengan pantat mencium lantai. Sakit sekali tapi itu tidak terasa karena hanya malu yang menghinggapi ku. Ino tertawa terbahak bahak dan itu menyebalkan.
"Hahahaha gimana pantatlu aman kek nya harus di operasi deh" ucapnya sembari membantuku berdiri
"Cih, diamlah" pungkasku
"Kalo jalan pake mata jangan nyelonong aja" teriak pria yang menabrak ku tadi
"Heh lu lagi entah kenapa hidup gua sial setiap kali ketemu orang kek lu, dan disini bukan gue aja yang salah lu juga ga liat pake mata ada orang lewat maen tabrak aja" ujarku geram
Betapa tidak orang yang menabrakku tadi tak lain adalah pria yang kemaren ribut dengan pacarnya dan pelatih dadakan.
"Senpai, maaf sakura mungkin salah tadi ga liat" ucap ino
Aku tercengang kenapa dia harus begini
"Hey kenapa lu minta maaf dia yang salah bukan gua aja, dan lagian kita tidak ditempat latihan jadi tak perlu formal apalagi dengan orang seperti dia" teriakku
"Berisik" ujar pria itu berlalu
"Woi lu belum minta maaf sama gua dasar sialan" teriakku.
"Sudahlah saku, sebaiknya kita makan aja sekarang" ucap Ino sambil menarik tanganku pergi

Dan aku terpaksa mengikutinya, didalam hati aku selalu mengumpat sumpah serapah kepada pria sialan itu. Ingin sekali rasanya kutonjok kutendang tapi dia pelatihku oh ayolah sakura pasti lebih kuat dia dariku. Batinku.

Akupun duduk dihadapan ino yang sedang memilah menu,
"Han, mo pesan apa ?" Ucapnya
"Ice Greentea tiramisu" kataku malas
"Oh oke, mba strawberry ice satu, ice Greentea tiramisu satu, dan spaghetti 2" ucap ino pada waiters itu
" Baik nona tunggu sebentar " kata waiters itu
"Eh, saku lu kenapa sih kek nya sebel banget sama senpai tadi" tanya ino
"Lu Gatau aja seberapa nyebelinnya dia dahlah gue males bahas pria sialan itu, lebih baik lu cerita kapan lu ngajak sai kencan " tanyaku balik
Pipi ino merona dan sedikit gugup kurasa terlihat sekali perbedaannya dengan tadi.
"Oh, anu kemarin pas pulang latihan aku bareng dia heh" ucapnya gugup
"Lu suka banget yah sama Sai sampe harus lu ngajak kencan duluan ?" Tanyaku seakan mengintimidasi
"Ya ampun lu kek Mak gua aja, iyalah gua suka Sai muka kinclong kek proselen itu dan badannya uh menggoda" ucapnya tersenyum menjijikan itu lagi
"Muka pucet kek gitu dibilang kinclong"
"Saku saku ga habis pikir gua kek gimana sih tipe cowok lu itu perasaan semua cowok yang ganteng selalu saja lu bilang jelek, ga habis pikir gua"

Aku cuma diam sampai makanan pun datang, terbesit kenanganku dengan kekasihku dulu langsung ku enyahkan jauh jauh pikiran bodoh itu.

I Am PrestigiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang