Semenjak kejadian kemarin lusa dimana Mingyu tak sengaja bertemu dengan Yejin dan Mark dikantin, lelaki itu mulai menjauh dari gadis yang selama ini ia suka.
Sangat niat sebenarnya rencananya itu. Dari yang biasanya sering main kerumah Jaehyun, spam chat Yejin, sampai mengantarkan sarapan pun, ia lupakan semuanya untuk kebaikannya sendiri.
Jaehyun sendiri sebagai kakak Yejin hanya menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya.
Gak ada salahnya sih, cuma kelakuan kekanak-kanakan Mingyu ini sudah kelewat batas. Bayangkan saja, dihari libur yang selalu diidam-idamkan Jaehyun ini harus terganggu oleh Mingyu.
"10 menit lagi ke rumah gue." Katanya dari seberang sana. Jaehyun mau tak mau harus menuruti perkataan Mingyu.
Kalau bukan karena Mingyu adalah sahabatnya, mungkin sekarang ia sudah tidur nyenyak diatas kasurnya.
Tak butuh lama, Jaehyun sampai dirumah mewah Mingyu. You know, orang tua Mingyu itu pengusaha terkenal. Jadi wajar kalau rumahnya itu besar dan mewah bak istana. Siapapun yang bertamu dirumahnya pasti akan mengucapkan kata 'wah' walaupun dalam hati masing-masing.
"Eh dek Jaehyun, kapan kesininya?" sapa bibi Shin, salah satu pembantu dirumah Mingyu.
"Barusan kok, bi. Hm... Mingyu nya ada?"
"Ada kok dikamarnya. Dek Jae kesana aja, tuan muda barusan abis sarapan." Kata bibi Shin menunjuk keatas, kamar Mingyu.
"Oh iya makasih. Aku kesana dulu ya, bi." Pamit Jaehyun sambil menunduk sopan.
"Iya dek."
Karena sudah sering main, Jaehyun tentu sudah hafal dimana kamar Mingyu. Banyak ruangan yang pintunya sama, tapi yang membedakan kamar Mingyu itu hanya satu. Dipintunya ada papan bertuliskan,
'Kamarnya orang ganteng.'
Tok tok tok
"Siapa?" Tanya si pemilik kamar dari dalam.
"Ini gua Jae." Jawabnya lantang.
"Oh elu. Yodah masuk aja."
Tanpa basa-basi lagi, Jaehyun masuk ke kamar Mingyu yang luasnya hampir 2 kali lipat dari kamar miliknya.
Berbeda dengan Mingyu yang memang sudah terlahir kaya, Jaehyun hanyalah orang biasa yang masih harus mencari uang dengan keringatnya sendiri.
"Gua kira lu gak bakal dateng" Kata Mingyu membuka obrolan.
"Yeuhh... Gua kan baek, baru tau lu" Canda Jaehyun sambil mendudukan bokongnya dibangku belajar Mingyu.
"Iyain aja," Mingyu memutar bola matanya malas. "Lu udah sarapan belum, Jae?" Tanyanya serius.
Jaehyun meringis, "Belum sih."
"Mau sarapan bareng gua?" Tawar Mingyu.
"Kaga usah. Lu kan udah sarapan ngapain sarapan lagi dodol."
Mingyu mengernyit, "Kata siapa udah sarapan? Orang gua abis mandi."
"Kata bibi Shin."
"Salah liat kali ah. Gua mau kebawah, yakin gak mau ikut sarapan?" Pancing Mingyu agar Jaehyun mau ikut.
"Yaudah iya. Ayo kebawah." Jawab Jaehyun pasrah.
"Nah gitu dong~" Mingyu tersenyum kecil.
Sebenarnya bibi Shin itu gak salah, memang benar Mingyu sudah sarapan. Tapi karena melihat sahabatnya itu belum sarapan, Mingyu jadi merasa bersalah apalagi tadi ia sedikit memaksa Jaehyun agar ia mau kerumahnya.
Keduanya kini sudah duduk dimeja makan yang tempatnya tak jauh dari dapur. Disana sudah disediakan berbagai makanan mewah yang terlihat sangat menggiurkan.
Tapi dari sekian banyaknya makanan, Jaehyun hanya mengambil sepiring nasi dan sepotong telur dadar.
"Kok cuma itu doang?" Tanya Mingyu keheranan. Padahal semua makanan disini tuh rasanya enak-enak.
"Gapapa, gua cuma pengen makan ini aja kok." Dustanya. Sebenarnya Jaehyun merasa tak enak makan dirumah Mingyu, terkesan agak gimana gitu.
"Oh yaudah. Kalau kurang gak usah malu-malu ngambil ya"
"Iya bawel."
10 menit berlalu. Jaehyun lebih dulu menghabiskan makanannya ketimbang Mingyu. "Alhamdulillah... Kenyang gua."
"Gua juga wkwk" sahut Mingyu.
Drttt... Drrtt...
"Jae, hape lu geter tuh" Kata Mingyu pada Jaehyun yang sedang cuci tangan didapur.
"Angkat aja ming!"
Mingyu membuka lockscreen hp Jaehyun. Setelah ia tau siapa yang menelfon, ia hanya menghela nafas beratnya.
"Loh kok gak diangkat?" Tanya Jaehyun yang baru saja datang dari dapur.
Mingyu hanya diam, malas menjawab. Pada akhirnya Jaehyun mengambil hp nya ditangan Mingyu, sontak saja ia tertawa.
"Pantes gak mau jawab." Ledeknya.
Mingyu hanya tersenyum kecut.
"Halo Yejin?" Jaehyun mengangkat telfonnya.
"Bang lo dimana sih?! Masih pagi juga udah kabur dari rumah!"
"Selo dong gausah marah-marah" Jawab Jaehyun bergidik ngeri.
"Hih banyak omong. Cepetan kasih tau, kak Jae sekarang ada dimana?"
"Gua lagi kerkom kok, mau kemana lagi"
"Serius? Apa jangan-jangan lagi maen ama temen-temen abang. Iye kan?"
Jaehyun melirik Mingyu. Tiba-tiba saja muncul ide gila dibenaknya. "Kalo gak percaya coba aja telfon ke Mingyu."
Mingyu langsung mencubit tangan Jaehyun, wajahnya seperti bertanya 'maksud lu apa?'. Sayangnya Jaehyun hanya menjawab dengan 'stttt!'.
"Kok jadi bawa-bawa kak Mingyu sih?!" Bentak Yejin dari ujung sana.
"Kan dia temen gua juga pea."
"Males banget. Kan kak Jae udah tau kalo gua sama dia lagi marahan."
"Tapi lu kangen kan?" Pancing Jaehyun.
"Sama siapa?"
"Ya si item lah, masa sama gua."
"B aja ah"
"Ah yang bener??"
"Kalaupun aku beneran kangen sama kak Mingyu, kan gak ada urusannya sama kak Jae." Jawab Yejin panjang lebar.
"Berarti beneran kangen nih?" Jaehyun tertawa keras.
"Bodoamat nyesel gua nelfon lu bang!"
Pip.
Jaehyun tersenyum sambil menatap Mingyu yang terlihat sangat kesal. Ia kemudian menepuk pundak temannya itu, lalu berbisik pelan.
"Lu denger sendiri kan? Yejin tuh sebenernya udah nyaman sama lu, Ming." Ujar Jaehyun terkekeh.
"Jadi gua harap lo gak cuma ngasih harapan palsu ke adek gua." Tambahnya.
Tbc.
See you to next chapter❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WhatsApp || Kim Mingyu
Fanfic"𝑨𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒃𝒂𝒓." • • ✐ 𝐒𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 : 𝐇𝐢𝐚𝐭𝐮𝐬 ✐ 𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 : 𝟎𝟏/𝟎𝟔/𝟐𝟎𝟐𝟎 ✐ 𝐄𝐧𝐝 : ? 𝐚𝐢𝐥𝐨𝐩𝐲𝐮𝐮_𝟑𝐫𝐞𝐛𝐮...