Bukan Satu-satunya

4 5 0
                                    

Sky cekikan sepanjang perjalanan ke arah gerbang Ikatama High School. Gadis itu masih tak bisa melupakan ekspresi Jerry yang ditekuk. Setidaknya dendam yang beberapa hari ini dia simpan, hari ini mendapat kesempatan untuk diluapkan. Ya, Sky masih sedikit dendam dengan Jerry.

Baik itu karena Jerry memotong uang sakunya. Tidak mau membantu untuk membayarkan dahulu buku-buku yang gadis itu butuhkan. Satu lagi, setiap kali Sky tidak mau mendengarkan pria itu. Jerry akan mengancam Sky dengan .... Aku rasa Mira bisa berubah pikiran kapan pun atau Sky, apa sekolah di Ikatama High School sangat berat untukmu?

Sky sampai sebal sendiri, mendengar kalimat ancaman yang Jerry lontarkan. Jerry tidak hanya mengancamnya, dia juga mengeksploitasi Sky. Seperti kemarin, Sky disuruh atau tepatnya dipaksa pergi ke toko membeli bola lampu saat hujan deras.

Sky menghapus air matanya. Kebanyakan tertawa sampai membuatnya menangis. Menangis di atas penderitaan sang ayah. Sky menormalkan wajahnya, saat akan menyeberang. Tadi dia memang sengaja turun agak jauh dari gerbang sekolah. Selain ingin mengerjai Jerry. Sky juga menghindari kemungkinan Jerry yang akan kembali mempermalukannya.

Peristiwa 2 tahun lalu, akan Sky pastikan menjadi kali pertama dan terakhir seorang Jerry Nicholas yang sayangnya berstatus sebagai ayahnya untuk mengantar sampai masuk lingkungan sekolah. Sky tidak ingin mengingat kejadian memalukan itu tapi, sayangnya otaknya sendiri yang tidak ingin melupakannya.

Sky menatap bahagia gerbang dengan pola lambang Ikatama High School. Seiring dengan semakin terkikisnya jaraknya dengan gerbang, semakin ringan pula langkah kakinya.

Tin ... tin ... tin ....

Sky mendengar suara klakson mobil. Merasa itu tidak ditujukan padanya, dia pun tak berhenti. Gadis itu malah mengira kalau suara klakson itu ditunjukan untuk memintanya memberi jalan, tanpa suara Sky bergeser ke arah kiri.

Tin ... tin ... tin ....

Kembali terdengar suara klakson. Sky semakin menggeser tubuhnya ke kiri menjauh dari badan jalan.

Tin ... tin ... tin ....

Kali ini, dia tidak bergeser karena sudah tidak ada lagi tempat tersisa untuk Sky geser. Tubuh Sky sudah mentok dengan pagar tanaman. Akhirnya karena penasaran Sky melihat pelaku yang membunyikan klakson.

Sebuah mobil hitam mewah berhenti tak jauh darinya. Tak ada yang aneh, tapi saat pintu mobil terbuka dan keluar pria paruh baya. Seketika bulan sabit terbit di wajah cantik Sky.

Grandpa,” gumam Sky bahagia.

“Anak nakal,” Ahmed mencolek pelan hidung Sky.

“Dari tadi grandpa memanggilmu, bukannya berhenti tapi malah sengaja pura-pura tidak mendengar.” Ahmed memasang ekspresi pura-pura marah yang terlihat lucu di mata sang cucu.

“Sekarang apa pembelaanmu?” Sky semakin memperlebar senyumannya mendengar pertanyaan Ahmed.

“Tidak ada,” celetuk Sky tenang.

“Kalau begitu kamu harus dihukum! Kamu harus menjawab semua pertanyaan grandpa! Kapan kamu pulang? Kenapa kamu tidak mengabari grandpa atau papamu? Apa kamu sudah melupakan grandpa-mu ini? Apa kamu selalu makan dengan teratur? Kenapa kamu bisa berangkat sekolah jalan kaki?” Ahmed berhenti berbicara saat cucunya tertawa. Sky berhenti tertawa saat melihat ekspresi Ahmed sudah berubah serius.

FEAR TONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang