Piano

4 4 1
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi. Sky dan beberapa teman sekelasnya baru saja hendak pergi ke kantin bersama.

“Anna, ke kantin, yuk!” ajak salah satu dari mereka pada gadis yang duduk sendirian.

“Tidak, terima kasih,” tolak Anna sopan.

“Jangan bilang kalian masih bermusuhan, Susan!?”

“Tidak.”

“Sebenarnya ada apa di antara kalian berdua?”

“Sudah aku bilang tidak ada masalah apa pun di antara kami!!” kekeh Susan yang hanya dianggap angin lalu oleh lainnya.

Sky yang notabennya anak baru dan tidak mengerti arah obrolan teman-teman sekelasnya. Hanya menyimak saja.

“Jangan bilang karena Azka.”

“Jadi rumor kalau kalian merebutkan Azka itu benar!?”

“Susan, tenang saja! Kami pasti akan membantumu.” Beberapa gadis kompak menggoda Susan.

“Tapi kira-kira, kapan Azka masuk, ya? Bukan, 'kah liburan musim dingin sudah selesai hampir satu bulan.”

Sky masih betah dengan mode menyimak. Gadis itu bahkan tidak sadar sejak kapan topik pembicaraan teman-teman sekelasnya berubah. Dia merasa ada seseorang yang tengah menatapnya.

“Sky.”

“Sky,” panggil Susan lebih keras sambil menyenggol bahu gadis itu.

“Ya?” bingung Sky saat mendapati semua orang menatap ke arahnya.

“Aku baik-baik saja, kok. Jangan pedulikan aku,” ucap Sky buru-buru.

“Kalian ingin tahu alasan aku tidak begitu menyukai Annabelle, 'kan.”

“Bukan tidak begitu! Tapi beneran terlihat kalau kamu sangat tidak menyukai Anna pakai ... BANGET,” tekan salah satu gadis pada bagian banget membuat Susan mendengus kesal.

“Ya, pakai banget!!” Semua gadis kompak mengangguk setuju, kecuali Sky seorang. Lagi-lagi Sky merasa sedang di tatap oleh seseorang. Bukannya kegeeran. Tapi Sky itu sangat sensitif.

Semuanya menatap ke arah yang sedang Susan lihat. Arah yang sama dengan yang Sky lihat tadi. Di meja dekat pintu kantin yang dipenuhi anak-anak dari ekskul musik dan juga terlihat sosok Anna di sana.

“Anak-anak ekskul musik, toh.”

“Yang duduk di samping Anna itu kalau tidak salah anak dari kelas IX-2C, Sasha Haidar.”

“Anak itulah alasan aku dan Anna jadi———”

“Benarkah!? Bukannya kamu kalah bersaing dengan Anna untuk memperebutkan hati Pangeran Azka.” Serempak semuanya tertawa puas melihat ekspresi jengkel Susan. Bahkan Sky juga ikut tertawa, meski sejak tadi tidak mengerti topik yang dibicarakan.

“Sepertinya, kalian sangat puas meledekku, ya!?” gerutu Susan yang membuat anak lainnya semakin tertawa keras.

Sky berhenti tertawa ketika tanpa sengaja bertemu tatap dengan salah satu anak dari ekskul musik. Sekaligus orang yang tadi sempat jadi topik obrolan teman-teman sekelas Sky. Dahi gadis itu mengernyit bingung saat Sasha terlihat buru-buru membuang muka darinya.

Tidak terasa sudah akhir pekan. Sky sudah menyelesaikan semua tugas rutin yang memang biasa dia lakukan di akhir pekan. Sekarang gadis itu sedang mengganggu Jerry yang sedang mencuci mobil.

“Sky, masuk! Mandi dan ganti baju sana,” teriak Mira dari pintu.

“Yah .... Aku mandi nanti saja ya. Lagi seru, nih!?” tawar Sky tapi direspon tatapan tajam oleh Mira.

FEAR TONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang