04. E L V A N O

87 25 14
                                    

"Elo!!." Teriak Keduannya membuat teman teman sekelas bingung bahkan bu Rini pun juga ikut bingung.

"Loh...Kalian saling kenal?." Tanya Bu Rini penasaran.

"Nggakk!!." Teriak keduannya kompak kemudian mereka saling pandang satu sama lain membuat kelas menjadi berisik. Sahabat Vano yang melihat pun ikut menggoda.

Cieee... Uhuyyy

Vano udah ada pawangnya gaess tinggal nunggu jadian nihh

ciee ciee...

Begitulah teriakan teriakan murid kelas yang juga ikut menggoda Vano dan Alea dan membuat keduannya ingin segera menghilang dari muka bumi ini.

"Sudah Diam! Alea silahkan duduk dibangku yang kosong disebelah sana itu." Tunjuk Bu Rini mengarah kebangku kosong, dia mengikuti arah telunjuk Bu Rini. Dan melirik kearah Vano sebentar.

Kalo tinggal bangku itu yang tersisa berarti bangku itu milik si tengil ini dong, gue harus cepet cepet lari kebangku itu Batin Alea

Apaan Buni (Bu Rini) nyuruh cewe bar- bar itu duduk disitu, itukan bangku gue, Gue harus lari nih biar bangku itu bisa jadi milik gue Batin Vano juga berkata.

Dan kemudian keduannya saling pandang dan langsung lari untuk merebutkan bangku itu, kemudian...

Brakkk

Keduannya duduk membelakangi satu sama lain di satu bangku.

"Apaan sih lo, minggir gak ini bangku guee!." Kata Vano tak terima bangkunya diduduki oleh Alea.

"Ini tu bangku gue orang kata Bu Rini gue disuruh duduk sini, elo dong yang harus minggir!!." Kata Alea yang juga kesal.

"Vano, Alea!!." Tegur Bu Rini membuat keduanya diam tapi masih saling dorong mendorong punnggung untuk merebutkan bangku.

"Vano,biarkan Alea duduk disitu, kamu ambil bangku lagi sana digudang!." Tegas bu Rini membuat Alea menyunggingkan senyum kemenanangan. Vano yang melihatpun hanya memandang sinis.

"Yaa gak bisa gitu dongg buu!! Ini itu bangku saya seharusnya dia yang ambil bangku bukan saya!." Kata Vano yang tidak terima bu Rini membela Alea sambil menunjuk wajah Alea membuatnya menepis tangan tersebut.

"Salah kamu sendiri, tadi kamu telat kan?." Tanya Bu Rini santai.

Skak Mat

Vano hanya diam tak berkutik sedangkan Alea tersenyum kemenangan. Haha rasain lo cowo tengil batin Alea sambil tersenyum sinis.

"Cepet ambil sanaa dan karna kamu juga telat lari lapangan 5×!." Tegas Bu Rini membuat Vano menghela napas panjang.

Vano bangkit dari duduknya dan pergi dari kelas sebelum ia keluar, ia sempat memandang Alea dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Sedangkan Alea hanya memeletkan lidahnya sambil tersenyum mengejek.

______

Bel istirahat sudah berbunyi para siswa berhamburan keluar kelas untuk kekantin mengisi perut mereka yang sedari tadi berbunyi. Alea, gadis itu sedang merapikan bukunya. Berbeda dengan Vano yang ada disampingnya, ia sedang bermain ponsel entah apa yang dilakukan bocah itu, main game mungkin.

Vano memang sedari tadi sudah kembali kekelas dengan satu bangku dan keringat sehabis lari dilapangan.

Kemudian ada dua orang siswi menghampiri bangku Alea dan Vano yang membuat Alea tersenyum senang.
Karena dari salah satu siswi tersebut adalah orang yang menolongnya waktu dikoridor sekolah, dia adalah Jessica.

E L V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang