Aku mengenalmu belum begitu lama
Seribu hari pun belum ada
Tapi itu bukan masalah, kan?
Durasi hanya soal masa, tidak selalu tentang kita
Maka dari itu, perasaanku padamu pun bukan sesuatu yang lengkara
Aku teringat pada saat pertama kali kita bertukar kata
Aku memulainya dengan melempar sapaan yang tidak begitu ramah
Kala itu, aku berjudi dengan batinku, bertaruh akankah kau mengabaikan orang baru yang tidak begitu tahu cara bertamu atau tidak
Rupanya tidak
Kau menerima, meski juga sama tidak ramahnya
Balasmu jauh lebih datar dari yang kuduga
Lalu tanpa sepengetahuanmu, aku tertawa
Ah, aku ini benar-benar menyebalkan, ya?
Seiring berjalannya waktu, makin banyak interaksi yang tercipta
Ruang bicara pun berpindah
Kau membawanya hingga hanya bisa dilihat berdua, bebas untuk membicarakan apa saja
Hal itu sungguh sesuatu yang tidak kusangka
Maka kupastikan bahwa aku tidaklah esa
Iya-mu adalah lega
Agar seterusnya, kita bisa selalu biasa
Belakangan kuketahui ada satu nama di hatimu
Tidak ada penyangkalan, tapi juga tidak lantas ada persetujuan
Kau membuatnya samar dan terdengar wajar, lupa kalau aku ini cukup pintar
Kala itu, tanpa sepengetahuanmu, aku kembali tertawa
Terima kasih untuk hiburannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Lengkara
Short StorySeperti namamu, kau adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan Juli, 2020