0.9

302 49 1
                                    







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Penerimaan adalah kunci kesembuhan

Sebelum mau mengaku, langkah tak akan beranjak ke mana-mana

Sebelum jujur pada diri sendiri, waktu akan terus terhenti

Maka kudekap semuanya erat-erat

Kuterima semuanya sebagai hal yang manusiawi

Semuanya agar aku bisa utuh kembali




Maka setelah menghabiskan lebih dari 80.000 detik bersama sendu, akhirnya kutemukan diriku yang baru

Mungkin karena itu aku bisa menghadapimu lagi

Mungkin karena itu aku tidak keberatan kau tanyai

Mungkin karena itu aku tidak keberatan kau kuliti




Hampir semua tanyamu kujawab

Hampir semua detailku kuungkap

Ya, hampir semua

Satu-satunya yang tidak kuberi tahu adalah orangnya

Satu-satunya yang tidak kau ketahui adalah orangnya

Konversasi terus berlanjut, tanpa kau sadari kita sedang membicarakan dirimu sendiri




Ingat tidak, saat kau kerap mengatakan bahwa aku harus menyampaikannya?

Kita berasumsi bahwa "dia" tidak tahu

Kau menerima tuturku bahwa "dia" tidak peka

Lalu kau bilang, perasaan tidak akan sampai kalau tidak disampaikan

Kau bilang, aku harus berterus terang

Ide yang tentu kutolak mentah-mentah karena terlalu memalukan

Selain itu, aku tidak punya harapan karena "dia" tidak sendirian

Atau kalaupun "dia" sendirian, perasaanku tetap tidak akan terbalaskan

Kau kembali sangsi, mengatakan bahwa masih ada kemungkinan jika saja aku punya sedikit keberanian

Benar-benar lucu sekali

Entah siapa yang bodoh saat itu

Aku, kau, atau kita




Kau masih belum menyerah

Entah ide darimana, kau memintaku mengatakan semuanya padamu

Kau memintaku menyampaikan perasaanku padamu

Kau memintaku menyampaikan pemikiranku padamu

Entah untuk apa semua itu

Dengan asumsi bahwa subjeknya adalah orang lain, apa yang akan sampai jika hanya kukatakan padamu?

Kau benar-benar aneh, Ara

Kala itu, tidak ada euforia

Yang ada hanya histeria

Kau benar-benar tahu bagaimana membuatku rusuh

Kau benar-benar tahu cara mengacaukanku




Tapi sampai akhir pun, aku tidak mengatakannya

Bahkan ketika kesempatan itu ada, bahkan ketika kesempatan itu terpampang nyata di depan mata, bahkan ketika kau sendiri yang memberikannya, aku tetap tidak mengatakannya

Kalau ditanya kenapa, jawabannya karena pikiranku masih tidak berubah, bahwa tidak akan ada gunanya

Kami lengkara

"Kita" lengkara

Dan aku tidak mau memberatkanmu dengan perasaan yang ku punya




Detik kembali berdetak

Kita berhenti membicarakannya

Berganti pada topik yang jauh berbeda

Kau hadir dengan kebiasaan yang tidak ada obatnya

Tingkat kepercayaan diri setinggi angkasa

Aku tahu kau hanya usil kala itu

Mengatakan bahwa aku bisa saja menaruh hati padamu

Jenaka yang amat tersurat

Bahkan kau akhiri dengan gelak

Tidak saja kau ketahui bahwa itu benar adanya

Maka kala itu, kucoba untuk sedikit lebih berani dari biasanya

Tidak kubalas dengan sangkal seperti biasanya

Aku berterus terang

Meski mungkin bagimu tidak cukup terang

Maka kubiarkan tanyamu mengambang

Agar setidaknya kau bisa tertidur tenang












Surat untuk LengkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang