Ini yang terakhir
Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sudah sembuh
Mungkin menurutmu terlalu cepat
Mungkin pikirmu terlalu singkat
Mungkin asumsimu aku hanya salah mengartikan isyarat
Mungkin sangkamu, perasaanku hanya sekadar lewat
Tapi tidak
Hanya karena alurnya di luar nalar, bukan berarti itu tidak benar
Hanya karena durasinya sebentar, bukan berarti itu tidak wajar
Aku yang paling tahu diriku
Semua itu sungguh
It was real
Everything was real
Aku tidak mengada-ada
Karena kita tidak sedang berbicara tentang masa
Kita sedang berbicara tentang rasa
Dan "tidak terduga" adalah satu dari sedikit yang harus diterima
Lagi pula sembuh bukan berarti menemukan yang baru
Melainkan berdamai dengan apa yang telah berlalu
Aku berterima kasih untuk semuanya
Aku belajar banyak meski melalui luka
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya
Kau pasti sepakat kita semua hanya bisa meraba-raba
Menerka-nerka, sambil berdoa pada yang Kuasa
Tapi aku berharap yang terbaik untuk kita
Untukku, untukmu, untuk dia, dan untuk semuanya
Sekian semua yang tak sempat kukatakan padamu
Sekian kejujuranku terhadapmu
Sekian suratku untukmu
Kututup reminisensi ini dengan suka cita
Sampai bertemu di persinggungan takdir selanjutnya
Jika kita masing-masing masih punya masa
Meski kita langkara, memori ini amerta
Salam, Bukan Pujangga
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Lengkara
Short StorySeperti namamu, kau adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan Juli, 2020