Datang dan pergi adalah lumrah
Kau dan aku juga manusia
Maka hilangmu yang pertama bukanlah perkara
Kita melanjutkan hidup sebagaimana mestinya
Tidak ada nestapa
Tungkai dengan ringan melangkah
Meski hadirmu tidak lagi ada, bukan berarti memori ikut sirna
Bukan berarti aku tidak memikirkanmu lagi
Bukan berarti aku tidak membicarakanmu lagi
Meski semua hanya sebatas "pernah"
Tapi yang singgah tetap berharga
Karena teman adalah berharga
Maka aku bertutur pada suatu masa
Yang kau tangkap sebagai enigma
Hingga kau hadir tanpa ternyana
Kembali di ruang kita berdua
Kembali kusadari bahwa masa bukan penentu intensitas rasa
Hadirmu yang kedua hanya dalam sekejap mata
Tapi ada gundah ketika kau lagi-lagi tiada
Ada angan agar kau menetap lebih lama
Apa daya gatra tanpa kuasa
Tiap-tiap kita punya kehendaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Lengkara
Short StorySeperti namamu, kau adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan Juli, 2020