16°

4.3K 535 63
                                    

.the truth untold.

the truth untold

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•

San mengelus rambut Wooyoung yang tampak lepek karena keringat perlahan. Saat ini San sedang duduk bersandar pada headboard dan mengamati wajah kelelahan Wooyoung yang sedang tidur.

Usapannya terus berlanjut. Ia akan memohon maaf pada Wooyoung yang kembali terluka akibat ulahnya.

Diantara keheningan malam, pikiran San melayang kembali mengulang kisah masa lalunya.

Sudah di jelaskan bahwa San itu anak dari keluarga yang berada. Dibesarkan dengan uang membuatnya kekurangan perhatian serta kasih sayang. Dan ia mendapatkan hal itu dari kekasih-kekasihnya selama ini. Setelahnya, San hidup bergantung kepada kekasihnya.

Pernah suatu ketika, San tiba-tiba diputuskan oleh kekasihnya, membuatnya mendapatkan serangan panik saat itu juga. Padahal keadaan San sebelumnya baik-baik saja. Dan setelah di diagnosa, San itu pengidap Anuthaphobia.

Hal itu yang membuatnya mempertahankna Gahyeon disaat ia mati-matian mengejar Wooyoung.

Kembali kemasa saat ini, San perlahan ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Wooyoung yang masih terlelap. Ia berharap pagi segera datang, agar ia bisa mengatakan hal yang sebenarnya kepada Wooyoung.

•°•°•°•

San membuka matanya ketika mendengar suara shower yang menyala dari dalam kamar mandi Wooyoung. Ia menoleh kesamping dan tidak menemukan Wooyoung. Mungkin mandi, pikirnya.

Dengan begitu ia melangkahkan kakinya pelan menuju dapur untuk membuat sarapan dan secangkir kopi serta coklat panas untuk Wooyoung.

Saat sedang asik membalik bacon di atas penggorengan, Sab teringat sesuatu. Wooyoung itu, bukan tipikal orang yang akan langsung mandi setelah bangun. Ia biasanya membuat sarapan terlebih dahulu, dan memakannya setelah mandi. Tapi San tidak melihat adanya makanan di meja makan.

Dan dengan begitu, San melangkah menuju kamar untuk bertanya kepada Wooyoung.

Tepat ketika membuka knop pintu kamar, San masih mendengar suara shower yang menyala. San mengetuk pelan pintu kamar mandi dan memanggil Wooyoung beberapa kali.

Tidak mendapatkan sahutan apapun, perlahan San mulai panik. Ia takut ada hal buruk yang terjadi kepada Wooyoung. Maka San secepat kilat mendobrak pintu itu sekuat yang ia bisa. Dan saat pintu terbuka, napas San tercekat dan terjatuh bersimpuh di depan pintu.

"No..."

Wooyoung terbaring di dalam bath up dengan kepala yang terendam didalam air berwarna merah yang memenuhi seisi bathup.

House Of Cards ¦ WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang