6.4K 870 78
                                    

.blue.

Wooyoung menoleh dengan cepat dan mendapati wajah khawatir San yang kentara sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wooyoung menoleh dengan cepat dan mendapati wajah khawatir San yang kentara sekali. "Apa ada yang terasa sakit, Woo?" Simpel, tapi membuat Wooyoung merona hanya dengan sentuhan serta pertanyaan seperti itu.

•°•°•°•

Wooyoung terpaku beberapa saat. Sugguh ia tidak tau harus berbuat apa. Bagaimanapun juga San sempat membuatnya tertarik dulu.

"A-aku hanya sedikit lemas, San. Tidak apa-apa. Tidak perlu terlalu khawatir." Ucap Wooyoung di akhiri dengan senyum yang ia buat sebaik mungkin. Tentu ia tak ingin San tau ia grogi saat ini.

"Tap-" San hendak membalas ucapan Wooyoung sebelum akhirnya Wooyoung berdiri dan memotong dengan cepat. "A-aah, aku akan beristirahat di kamar." Dan Wooyoung berjalan dengan tergesa menuju kamarnya.

Meninggalkan Yunho, Mingi serta Jongho yang kebingungan dan San yang terpaku pada pintu kamar yang sudah tertutup itu. Bahkan membuat Hongjoong dan Seonghwa yang baru saja datang dari mini market kebingungan dengan apa yang terjadi. "Astaga, kenapa lagi dengan anak satu itu?"

•°•°•°•

Wooyoung mendudukan diri di balkon kamarnya, mengabaikan ucapan pedas kedua hyung tertua sewaktu di rooftop tadi.

Ia meremat note kecil berwarna putih bergambar kucing miliknya. Pikirannya melayang ke setahun yang lalu, dimana pada saat itu San lah yang menjadi penyemangatnya untuk bertahan hidup.

Tanpa sadar Wooyoung tersenyum dengan lebar mengingat semua kenangan manis yang pernah ia lukiskan bersama San. Kenangan yang membuatnya berharap banyak dan bergantung pada San.

Sekali lagi ia tersenyum. Disertai air mata yang mengalir di pipi cantiknya.

"Shit. Aku cengeng sekali." Wooyoung mengusap kasar air mata nya saat sudah tersadar dari lamunannya. "Ini bahkan masih sore dan aku sudah menangis." Omelnya kepada diri sendiri. Dan akhirnya Wooyoung memilih beranjak dari balkon dan masuk kedalam kamar.

Wooyoung menutup rapat pintu yang menghubungkan kamar dengan balkon. Berjalan pelan ke ranjang di pojok ruangan yang di lapisi alas kasur berwarna abu-abu.

Wooyoung merebahkan dirinya, menatapi langit-langit sembari meratapi dirinya yang sudah melankolis pada jam-jam seperti ini.

Ia butuh teman cerita saat ini, tapi terlalu malu untuk melangkah keluar. Ia hanya berharap salah seorang temannya melangkah masuk ke dalam kamar dan membawa beberapa cemilan, karena mendadak ia merasa sedikit lapar.

Tapi setelah lama menunggu, Wooyoung Malah tertidur. Mengabaikan beberapa pesan serta panggilan dari Hangyul.

•°•°•°•

House Of Cards ¦ WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang