☞☞☞Wu Yi Fan Fanfiction☜☜☜
Pernah melihat peri atau bidadari ? Aku pernah. Dia cantik, baik hati dan selalu mengikutiku. Dan dia sedang belajar bahasa manusia. Tidak percaya ? Percayalah ! Aku tidak berbohong !
Aku bertemu dengannya saat itu. Dan dia terus mengikutiku. Seringkali tiba-tiba berada di dekatku. Dia hebat. Bisa terbang, melayang, menghilang dan muncul lagi, dan tentu saja dia sangat cantik. Aku jadi semakin penasaran dengannya.
Hanya saja member lain tak mempercayaiku. Mereka menganggapku gila. Entahlah, tapi ku yakin mereka iri ! Gadis itu sangat cantik. Dan dia hanya menyukaiku.
Tidak ! Dia bukan hantu. Tak ada hantu sesempurna dia. Dia hanya fans ku. Aku...sering menyebutnya fans dari galaksi.
*
Aku terpaku memandangi gadis di seberang jendela yang terus menatapku tanpa menghilangkan senyuman manisnya. Gluk. Dia cantik. Wanita tercantik yang pernah kulihat. Hanya saja...
bagaimana dia bisa berada di situ ? Pas di seberang jendela. Akan terlihat normal jika ini adalah jendela rumah, kamar, atau mobil. Tapi ini kan jendela...
pesawat terbang.
"Sedang menikmati pemandangan, Kris ?" Xiumin mengagetkanku. Seketika aku mendelik kearahnya. Telunjukku menunjuk-nunjuk jendela pesawat.
"Lihat itu !" Xiumin mengikuti arah yang kutunjuk. "Kau ingat gadis yang ku ceritakan di gedung semalam ? Dia di sana ! Kau lihatkan ? Aku tidak bohong kan."
Xiumin terdiam sejenak, sebelum menempelkan punggung tangannya pada dahiku. "Halusinasimu lebih parah dari Luhan, Kris."
Oh, aku seharusnya aku berbicara pada orang yang sedikit lebih waras. Atau setidaknya berpura-pura waras. Seperti Suho, misalnya ? Tapi tak ada dia di sini.
EXO M akan menuju Seoul, Korea, yang tentu saja menggunakan pesawat sebagai alat transportasi. Aku segera melirik Luhan yang meringkuk akibat phobianya. Ia terus saja bergumam tak jelas layaknya orang gila. Chen, Tao dan Lay ada di dekatnya. Menenangkannya, tentu saja.
"Tak ada kursi yang menjeblos ke bawah, ge !" Ujar Chen sabar.
"Itu benar ! Aku tidak berbohong ! Dan lihat itu ! Sayap pesawatnya retak karena tertabrak burung dara ! Sebentar lagi akan hancur ! Kita akan mati !!! Aaah...Keluarkan aku dari sini !!!"
Argh ! Berisik sekali dia ! Halusinasinya berlebihan !
Dengan sabar, Lay mengusap kepala Luhan. "Tak ada burung dara yang bisa terbang setinggi ini, ge ! Bahkan Superman pun tak bisa-"
"Apa ? Ti-tinggi ? Setinggi apa ? Huuaaaa...turunkan aku cepaaat !!!"
Aku menepuk dahi. Lay bodoh !
Lagi, Lay mencoba menenangkan Luhan. Entah kata ceroboh apa yang akan ia keluarkan. "Tidak tinggi, kok ge ! Hanya sekitar lima puluh kaki di atas permukaan laut. Kira-kira setinggi dinosaurus."
"LAY GE !" Bentak Tao dan Chen kompak. Lay seketika memasang tampang lemotnya.
"Apa ?" Tanyanya bingung.
Sekali lagi aku menghela napasku. Luhan semakin terlihat pucat pasi. "Di atas laut ? Kalau kita terjatuh... Kita akan mati tenggelam dan mayat kita takkan ditemukan ! AKU MAU PULAAANG !!!"
Penumpang yang lain langsung melirik sinis ke arah kami. Memalukan ! Seharusnya tak usah ku ajak saja anak ini ! Menyusahkan ! Dasar bayi !!!
Tepat ketika teriakkan Luhan yang kesekian kalinya, aku menyumpalnya dengan tissue basah entah milik siapa. Akhirnya teriakkan Luhan tak terdengar lagi. Ia langsung memejamkan matanya. Tertidur, mungkin.
